Passion_part 47

182 25 4
                                    

\•\•\•\

Proses pengajuan bebas bersyarat bagi Wang Yibo akhirnya selesai. Pemuda itu bisa menghirup udara segar di pagi hari setelah semua hal diselesaikan oleh pengacaranya. Dia memiliki waktu untuk bisa menikmati kebebasannya sebelum sidang dimulai. Pada saat seperti itu, sayangnya Sean justru tidak bisa menemaninya karena pemuda manis itu benar-benar terikat di sisi Mark.

“Tn. Wang, surat dari pengadilan tiba kemarin sore. Besok sidang akan digelar jam sembilan pagi,” kata pengacara Zhang. Dia berdiri di dekat mobil hitam yang dikendarai Paul.

“Aku diharuskan datang, bukan?” Yibo menatap satu amplop yang dipegang oleh pengacara Zhang.

“Pihak penggugat menuntut dengan keras. Sepertinya sidang ini akan berlangsung cukup lama,” balas pengacara Zhang.

“Mark tidak akan pernah melepaskanku. Kesempatan ini tidak akan pernah dia sia-siakan,” timpal Yibo.

“Selama kita bisa menemukan saksi bahwa kau bukan seseorang yang memasang pisau, kasus ini akan mendapat kejelasan.”

“Yah, sayangnya ... semua hal seperti terencana. Tidak ada saksi dan bukti yang meringankanku.”

“Kita akan terus melawan. Walaupun sidik jarimu ada di pisau, bukan berarti pisau itu ditempelkan olehmu. Kita masih memiliki celah. Kau hanya akan dinyatakan sebagai kasus praduga tak bersalah. Sebelum pengadilan benar-benar menjatuhkan vonis, kebebasan adalah milikmu.”

“Semoga saja nasib baik berpihak pada kita,” sambut Yibo. “Aku serahkan semuanya padamu.”

“Aku sudah meminta asistenku untuk memeriksa lebih lanjut. Kau tenang saja,” jawab pengacara Zhang.

Yibo menggangguk sekilas sebelum dia memasuki mobil. Dia duduk di kursi belakang, bersandar nyaman sambil memejamkan mata. Sesaat kemudian mobil itu bergerak maju setelah Paul yang memegang kemudi menginjak pedal gas pelan-pelan.

“Aku senang melihatmu keluar dari sel tahanan,” Paul bersuara setelah mobil yang ia kemudikan melaju di jalanan lebar.

“Hanya kebebasan sementara,” desah Yibo.

“Kau pesimis sekali,” balas Paul.

“Entahlah. Aku punya firasat buruk.”

“Pengacara Zhang tidak akan tinggal diam.”

“Tidak mudah berurusan dengan kasus sekarang. Mark bahkan menyewa dua pengacara untuk menuntutku,” sahut Yibo.

Paul melebarkan mata mendengar ucapan Yibo. Dia tidak menyangka kalau Mark akan berbuat sejauh itu hanya untuk menyingkirkan saingannya.

“Separah itu?” gumamnya tak percaya.

“Bagaimana kabar Sean? Kau melihatnya di hotel?” Yibo membelokkan pembicaraan, membuka mata dan melirik Paul sekilas sebelum melempar tatapan ke luar jendela mobil.

“Kekasihmu sangat setia di sisi Mark. Dia bahkan hanya beberapa jam mampir ke hotel hanya untuk mandi dan minum kopi. Itu yang dikatakan Leon ketika aku bertanya,” jawab Paul.

“Sekarang pun, Sean ada di rumah sakit?”

“Ditemani Leon. Mereka sekarang sedang menemani Mark. Aku dengar dia benar-benar lumpuh.”

Yibo mengurut pangkal hidung. Dugaannya kalau Mark menggunakan kondisi tubuh untuk menyalahkannya tidak lama lagi akan terbukti. Membuat cacat seseorang dengan perencanaan percobaan pembunuhan cukup untuk membuat dirinya mendekam di penjara selama tiga atau lima tahun. Apalagi dengan bukti yang sudah tidak terbantahkan, sementara saksi lain sama sekali tidak ada. Dia pun merasa bingung kenapa tidak ada satu pun saksi di tempat kejadian. Semuanya sangat bersih dan rapi.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang