Passion_part 13

400 51 16
                                    

💙🌺💙🌺💙🌺

💙🌺💙🌺💙🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

\•\•\•\

Present Day. Back to Blue Mountain Hotels.

Di bilik kaca, Wang Yibo menyiram dirinya oleh air shower. Pakaian basahnya teronggok di sudut kamar mandi dan ia berdiri di bawah siraman air hangat. Bayangan tentang ciuman yang kembali ia rasakan bersama Sean memicu gairah dari dalam diri. Sekarang ini tubuhnya terasa panas dan ia harus berjuang untuk menguasai hasratnya. Tentang undangannya meminta Sean datang ke kamar belum tentu ditanggapi dengan baik oleh sosok manis itu. Sementara ia tersiksa oleh tindakannya sendiri karena terus berusaha menarik Sean ke dalam pelukan.

Dengan satu tangan mengepal dan telapak lain menekan dinding kamar mandi, ia berusaha mengatur deru napas yang membuat dadanya naik turun. Sebelumnya ia habis-habisan menahan diri untuk tidak menyeret Sean ke kamarnya. Ia tidak pernah menduga ternyata Sean melayani ciuman dan kini bayangan masa lalu itu berputar-putar di benaknya, mengingat awal kisah mereka di mana ia menjadikan pemuda manis itu miliknya dan sama-sama menyalurkan gelora besar mereka. Dia akui Sean memiliki gairah yang luar biasa dan mereka beruntung karena bisa saling melengkapi untuk memuaskan hasrat masing-masing.

Tetapi keputusan Xiao Zhan kala itu sudah sangat menyakitinya dan ia sempat terpuruk selama hampir satu tahun sampai akhirnya ia berusaha bangkit lagi dengan susah payah. Berkat dukungan keluarga dan teman-teman, ia pun keluar dari keterpurukan dan mulai menjajal kemampuan dirinya sampai satu keputusan dari keluarga lagi-lagi mengubah hidupnya.

Karena putusnya hubungan dengan Xiao Zhan, baik itu pertemuan maupun komunikasi membuat Yibo menerima keinginan keluarga. Ia benar-benar merasa dibuang oleh Xiao Zhan karena sosoknya sama sekali menghilang. Rasa marah dan sakit hati berbaur menjadi satu hingga ia memutuskan memulai hidup baru meski tanpa diikuti perasaan sebenarnya karena hati yang seakan mati. Harus ia akui kalau cintanya terhadap Xiao Zhan akan selalu ada. Ia tidak bisa memungkiri jika dalam setiap waktunya selalu terbayang sosok manis yang menjadi cinta pertamanya.

Yibo tidak menghitung berapa menit ia berdiam diri dengan air yang terus menyala hingga mulai merasakan kepalanya berdenyut. Ia pun keluar dari bilik kaca, menyambar handuk dan menggunakan bathrobe setelahnya. Tanpa memilah-milah lagi, ia menarik setelan pakaian santai warna putih dari lemari, mengenakan dengan pikiran kalut dan melempar handuk pada sandaran kursi. Sedikit menggeleng karena pusing yang melanda, ia berjalan keluar kamar, mendekati meja sofa dan menuang air ke dalam gelas. Sesaat ia menghempaskan diri pada sofa empuk, bersandar lemas sambil memijat kening. Sekilas melirik pada jam dinding yang terpasang, ia makin yakin kalau Sean tidak akan menemuinya. Sudah empat puluh menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda pria manis itu akan datang. Yibo hanya mendesah pasrah, merasakan hatinya dilanda keputusasaan yang melumpuhkan.

Di tengah bayangan buruk yang terus memenuhi pikiran, suara ketukan di pintu luar membuat ia membuka mata. Ia meletakkan gelas dan beranjak bangun, melangkah gontai ke arah pintu. Ia menduga Paul yang datang untuk membawakan makan malam, namun sesaat kemudian matanya melebar tak percaya dengan jantung berdegup kencang ketika melihat sosok di balik pintu yang ia buka. Seseorang yang ia nantikan berdiri dalam balutan santai ditutup lagi oleh mantel panjang warna cokelat.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang