Passion_part 54

280 37 9
                                    

\•\•\•\

Satu hari sebelum sidang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hari sebelum sidang.

Di ruang khusus kunjungan penjara, Wang Yibo baru saja menerima kedatangan pengacara Liu yang membawa kabar dan semua berkas untuk sidang nanti hingga dia bisa mempelajarinya. Dia berharap semuanya lancar sesuai rencana dan dirinya bisa keluar dari penjara. Meski sekarang ruang penjara yang dikhususkan untuknya cukup layak ditempati, tidak berarti dia tidak berkeinginan untuk keluar. Masih banyak hal menanti di luar sana, masih ada janji-janji yang harus ia tepati, masih ada seseorang yang ingin ia cintai dan jaga seumur hidupnya.

Yibo baru hendak bangkit dari kursi waktu orang lain datang berkunjung. Dia melihat detektif Wang yang berjalan masuk.

“Saudara Wang, kau tampak baik,” komentar sang detektif, “tapi sedikit kurus,” lanjutnya. Bibirnya membentuk seringai kecil.

“Makanan penjara kurang cocok untukku,” sahut Yibo. Dia kembali duduk di kursi semula.

“Jika penjara menyediakan makanan seperti yang kau inginkan, pemerintah akan memungut uang pajak lebih besar pada kalian,” ujar detektif Wang, diakhiri senyum miring di akhir.

Yibo ikut tersenyum.

“Sepertinya hari ini ramai pengunjung,” ia berkata.

“Yah, dan bisa jadi hari ini adalah hari terakhirmu di sini.”

“Andai keinginanku terkabul.”

“Kau tidak percaya diri? Kau bahkan mampu menggerakkan pengusaha seperti Tn. Ken. Aku ingin bertanya, apa yang kau lakukan untuknya? Atau apa yang kau janjikan padanya?” selidik detektif Wang, setelah menempati kursi di seberang Yibo.

Mendengar pertanyaan sang detektif, bayangan Yibo kembali pada saat dia menemui Tn. Ken. Kepalanya menggeleng lambat.

“Aku tidak melakukan apa pun,” sahutnya.

“Tidak mungkin. Aku mengenal seperti apa kepribadian Tn. Ken,” timpal detektif Wang. “Yang aku bingung, kenapa dia tiba-tiba beralih menjadi sangat perhatian padamu, padahal sebelumnya dia begitu menginginkan Sean. Hal ini membuatku bertanya-tanya.”

“Mungkin dia menyukaiku,” sela Yibo, mengedipkan mata pada detektif yang tampak terpana. Sedetik kemudian tawa sang detektif berderai renyah.

“Kau pandai membuat lelucon, Saudara Yibo,” ujarnya.

Detektif Wang menyandarkan punggung, melipat tangan di depan dada.

“Sebenarnya aku tidak membawa berita apa pun, aku hanya ingin melihatmu,” ia berkata.

“Aku merasa tersanjung,” timpal Yibo.

“Aku yakin kau sudah mengetahui semuanya. Pengacaramu baru saja berkunjung, bukan?”

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang