Sebagai seorang penulis skenario yang sudah memiliki nama, Wang Yibo mendapat undangan untuk membuat satu film dan mempertemukannya dengan seorang aktor yang selama ini dia cari. Pertemuannya dengan Sean Xiao membangkitkan kisah dan luka lama. Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bar Reveli terletak di jalan Jizuan, berdampingan dengan ruko dan minimarket. Ada kedai kafe yang juga berdiri tidak jauh dari bar. Banyak orang berlalu lalang, pasangan remaja dan dewasa yang berjalan kaki. Beberapa kendaraan terparkir rapi di depan bangunan. Jalanan kecil itu tidak banyak dilalui kendaraan karena merupakan belokan yang diperuntukkan bagi pengunjung di jajaran tersebut.
Waktu menunjukkan tengah malam sewaktu detektif Wang ditemani Jia Er memasuki pintu bar. Hanya satu orang yang menjaga pintu dan mereka masuk dengan mudah setelah menunjukkan kartu identitas. Hanya satu ruangan kecil yang membatasi pintu dan bar. Musik yang menggema menyambut keduanya dan semakin berdebam sewaktu masuk ke ruangan utama. Musik disco hasil keterampilan DJ yang bergoyang memekakkan telinga. Lampu warna warni berpendar ke seluruh ruangan, berkelap-kelip pada temaramnya suasana hingga menyakitkan mata.
Detektif Wang mengernyit sambil melangkah mendekati meja bar. Ia menempati salah satu kursi tinggi dan memesan minuman pada bartender. Mata tajamnya kemudian menyapu seluruh ruangan, mengamati orang-orang yang sedang minum dan bergoyang di lantai dansa.
“Kau pikir Zhang Yixuan masih akan bekerja di sini setelah kejadian kemarin?” Jia Er bertanya padanya, nyaris berteriak karena musik yang menggema.
“Dia pasti di sini karena merasa dirinya masih aman. Kita lihat saja,” ia balas berteriak.
Detektif Wang memiringkan tubuh sewaktu bartender menyodorkan minuman pesanannya. Sesaat ia menyesap sambil memperhatikan bartender laki-laki muda yang kembali meracik minuman.
“Hei! Apa Zhang Yixuan masih bekerja di sini?” tanyanya untuk mencari kepastian dan lebih memudahkan dirinya mengenali orang yang dimaksud.
“Yixuan?”
Bartender itu mengangguk-angguk sambil menuang minuman. “Dia baru saja tiba dan sedang berganti pakaian.”
“Dia juga bartender sepertimu?”
“Ya. Tapi dia hanya datang pertengahan malam dan bekerja sampai pagi,” jawab si pemuda.
“Siapa namamu?” tanya detektif Wang.
“Shen Ming,” pemuda itu menjawab sambil mengamati detektif Wang setelah menyodorkan pesanan orang lain. “Apa kau temannya?” ia bertanya.
Detektif Wang hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaan.
“Baru kali ini ada pria yang mencarinya. Biasanya hanya para gadis yang berlomba mendekatinya,” kata Shen Ming.
“Oh ya? Pantas dia bertahan di sini. Jadi dia sering melayani para gadis?”
“Sesekali. Aku pikir mereka wanita-wanita kesepian yang menginginkan kepuasan. Yixuan masih muda dan bersemangat.” Shen Ming tersenyum miring. Ia menoleh pada seorang wanita yang berpakaian sangat minim, duduk di satu kursi.