Passion_part 50

167 30 11
                                    

\•\•\•\

“Jadi kau menceritakan kisah kita padanya?”

Pertanyaan Sean menginterupsi cerita Yibo.

“Mau tidak mau, dia harus tahu kisah sebenarnya. Dia pasti akan menyelidiki siapa diriku. Lebih baik aku mengatakannya sendiri daripada dia tahu dari seorang detektif. Lagi pula aku yang mendatanginya dan aku harus membawa kejujuran,” jawab Yibo.

“Lantas dia setuju?”

“Yah, dia tidak langsung menyetujui dan berkata akan dipikirkan. Dan besoknya kau terbebas dari semua tuntutan.”

“Hanya begitu saja?” tanya Sean, mengernyit tak percaya.

“Yah, hanya itu.”

“Tidak mungkin. Dia tidak akan menyerah begitu saja. Apa yang dia minta darimu?” desak Sean. Dia bangun, menatap penuh selidik pada Yibo yang tersenyum tipis.

“Tidak ada. Percayalah,” jawab si pemuda.

“Tn. Ken tidak akan pernah melakukan satu tindakan tanpa ada timbal balik. Kau pasti menjanjikan sesuatu,” kata Sean.

“Tidak ada, sayang.”

“Jangan berbohong. Kau memohon padanya, bukan? Jangan bilang kau berlutut di depannya.”

“Demi dirimu, apa pun akan kulakukan,” balas Yibo.

“Jadi kau merendahkan diri padanya. Kau—”

Kalimat Sean terputus karena dirinya didorong hingga telentang ke atas kasur. Mata beningnya melebar seiring tubuh Yibo yang menindih dan menahan lengannya.

“Jangan membahasnya lagi. Yang penting sekarang kau bebas dan aku pun baik-baik saja. Lebih baik kita nikmati waktu ini sebelum kau kembali ke rumah Mark,” Yibo berkata sambil menggesekkan ujung hidung mereka.

“Tapi—”

Lagi-lagi Sean tidak bisa melanjutkan karena bibirnya dibungkam oleh lumatan Yibo. Dia pun akhirnya tidak lagi meneruskan pembicaraan dan melayani ciuman kekasihnya.

Keduanya tenggelam dalam ciuman mesra yang perlahan-lahan membangunkan hasrat sementara bayangan pertemuan dengan Tn. Ken masih berlanjut di benak Yibo.

Ketika Yibo memulai kisahnya, Tn. Ken mendengarkan dengan santai tetapi ekspresinya berubah-ubah ketika cerita itu menjadi sangat serius dan berhenti tepat pada kejadian detik ini. Dia sempat terpana namun menampilkan seringai di detik berikutnya.

“Anak Muda, ternyata kau lebih menderita dari yang terlihat oleh orang lain. Dan setelah semua itu kau masih sangat mencintai Sean? Atau aku harus memanggilnya Xiao Zhan sekarang ini,” ujarnya tak percaya, kepalanya menggeleng lambat.

“Aku tulus mencintainya,” sela Yibo. “Aku tahu Anda pun pernah memiliki cinta seperti itu. Aku tidak tahu apakah Anda menginginkan Sean karena cinta atau untuk sekedar hiburan. Jika Anda benar-benar mencintai Sean, Anda pun akan melakukan seperti yang aku lakukan sekarang. Aku tahu dibanding dengan orang lain, aku sama sekali tidak ada apa-apanya. Aku hanya membawa cinta dan kasih sayangku untuk Sean. Kebahagiaan Sean adalah kebahagiaanku.”

“Kau terlalu naif, Wang Yibo. Begitu mudahnya kau mempercayai Sean bahkan kau langsung datang kemari. Kau pikir aku bisa melepas keinginanku begitu saja?”

“Aku bertaruh dengan datang ke sini. Jika Anda ingin aku memohon dan bersujud di depanmu, akan kulakukan. Aku hanya ingin Anda melepaskan Sean. Biarkanlah dia hidup dengan tenang. Cinta adalah perasaan yang tulus keluar dari hati. Aku tahu Anda sempat marah dan kecewa, tapi perasaan dendam tidak akan membuat hati kita tenang. Dengan kepribadian Anda, dengan segala kesempurnaan yang Anda miliki, Anda bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik suatu saat nanti.”

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang