Passion_part 29

370 48 20
                                    

\•\•\•\

🔞 Sensitive Chapter! 🔞

Khusus part ini mengandung adegan dan kata-kata erotis. Maaf bagi yang merasa tidak nyaman.

Ciuman yang terus terjalin, menjadikan napas Sean mulai tidak beraturan. Sesuatu dalam dirinya bergerak. Ia melepaskan ciuman dan membiarkan Yibo untuk menciumi area lain. Awalnya ia meminta untuk tidak membuat tanda, namun rasa yang ditimbulkan membuatnya tidak peduli. Darahnya berdesir semakin cepat sewaktu lidah pemuda itu kini bermain di telinga. Ia meremas rambut hitam Yibo, mendesis nikmat mendapati rangsangan yang membuat geloranya terus terbakar. Tangannya merayap ke bagian belakang kemeja Yibo, mengusap punggung yang terasa hangat, mencengkeram kuat sambil mengeluarkan desahan dari sela bibir.

“Kita akan melakukannya sekarang?”

Pertanyaan itu diiringi gerakan jemari Yibo yang melepas kancing kemeja Sean, kemudian merenggut baju itu dan melempar sembarangan. Usapan tangannya menyentuh dada Sean yang putih, perlahan turun ke perut.

“Terserahmu,” Sean berbisik. Ia pun membuka satu demi satu kancing pada kemeja Yibo.

“Kau menginginkanku?” Yibo menurunkan tangan ke balik pakaian bawah dan menyeringai mendapati sesuatu yang ia pegang.

“Selalu...” Sean mendesah, memejamkan mata karena remasan pada miliknya membuat ia mencengkeram kemeja yang belum sepenuhnya terbuka.

Yibo memicingkan mata, menyaksikan ekspresi Sean yang dibalut birahi, raut wajah yang selalu ia sukai di kala pria manis itu begitu bergelora dalam bercinta serta erangan erotisnya di saat menggapai kepuasan. Desahannya yang menggetarkan, geliat tubuhnya yang liar, wajah yang berkeringat dan gumaman nama yang selalu menyertai percintaan mereka. Tubuh Yibo bergetar membayangkan hal itu dan ia merasakan miliknya berkedut, terasa panas.

“Aku akan memberimu kepuasan,” bisiknya dan ia meraup bibir merah Sean. Melumat dalam sambil tetap meremas milik Sean di bawah perut. Ciuman itu berpadu desahan tertahan.

Dalam satu tarikan, Yibo melepas kemejanya. Ciuman itu tetap ia lancarkan sambil terus menggerakkan tangan dan kini menurunkan pakaian bawah Sean. Sesaat melepas ciuman, ia membiarkan pakaian bawahnya ditarik oleh Sean, meluncur turun dari tubuh. Mereka kembali saling mencium, saling meremas menjadikan ruangan itu dipenuhi suara-suara menggairahkan. Dua tubuh telanjang itu saling memeluk dengan latar belakang pemandangan danau berselimut salju putih.

Lidah Yibo menjilat di sepanjang leher Sean. Mengulum dan mengisap, meninggalkan banyak jejak di lekukan leher. Sedikit membungkuk, ia menjilati dada, kembali mengisap dan menggigit penuh gairah. Tengkuknya ditahan dan ditekan pertanda rasa nikmat yang dialami Sean. Desahan yang masih tertahan memenuhi pendengaran. Bibirnya semakin turun melewati perut dan tanpa ragu, ia membelai milik Sean dengan lidahnya, membuat pria manis itu mendesah panjang.

“Aahh...”

Sean mendongakkan wajah, mendesah nikmat sambil mencengkeram rambut Yibo di bawah sana.

Yibo balas mencengkeram paha, namun ia tidak membiarkan kepuasan menghampiri Sean secepat itu. Ia hanya terus bermain, menjadikan milik Sean semakin keras sementara miliknya sendiri sudah kaku dan tegang. Merasa tak lagi bisa menahan diri, Yibo menegakkan punggung, membalik tubuh Sean, memposisikan diri dan mulai memasuki permainan inti.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang