💙🌺💙🌺💙🌺
\•\•\•\
Tanpa ada kesulitan yang berarti, syuting itu dimulai dan berjalan lancar pada awalnya. Tidak ada hal yang mengganggu selain kondisi hati dua pemain yang sering bercengkerama bersama. Interaksi antara Wang Yibo dan Sean sering terjadi, bahkan dalam cerita tersebut, mereka adalah dua orang yang kembali bertemu setelah sekian lama berpisah. Pertemuan itu memunculkan perasaan lama dan keinginan mereka untuk kembali merajut kisah cinta. Di sisi lain, kekasih Sean yang posesif berusaha menghalangi dan tetap menginginkan Sean dalam cengkeramannya.
Dalam prakteknya, Sean terus-menerus mengendalikan emosi dan hati yang bergejolak setiap kali bersentuhan dengan Yibo. Meski berkali-kali pemuda itu mengatakan bahwa itu adalah akting, tetap saja perasaan nyata yang mereka alami masuk ke dalam peran dan ia kerepotan sendiri. Pada pertengahan durasi film, akhirnya Sean meminta berhenti di tengah-tengah syuting bertepatan dengan adegan intim yang harusnya ia lakukan bersama Yibo.
Di tengah adegan yang berlangsung, Sean tiba-tiba mengangkat tangan dan berbalik dengan wajah merah padam.
“Aku minta break!” ia nyaris berseru.
Tanpa menunggu persetujuan, langkah lebarnya berlalu meninggalkan ruangan syuting. Ia berjalan keluar dari gedung lokasi syuting. Saat itu malam hari dan salju mulai turun menutup sebagian jalan. Tidak mempedulikan angin dingin yang menerpa tubuh, Sean berjalan menyusuri trotoar, terus menuju The Bund yang hanya berjarak beberapa meter dari gedung tempat mereka syuting.
Tempat syuting yang ditinggalkan Sean kini menjadi kebisuan para pemain lain. Mereka saling melempar pandangan dengan benak dipenuhi pertanyaan. Pada akhirnya semua mata tertuju pada Mark dan Wang Yibo yang sama-sama terdiam. Mereka menduga ada masalah yang cukup mengganggu di antara para pemain utama karena tingkah Sean yang di luar kebiasaan.
Wang Yibo memilih untuk mendekati sutradara yang duduk merenung di kursinya. Syuting itu berhenti mendadak dan hanya bisa menunggu mood Sean kembali. Sebelum menempati kursi yang ditarik oleh Paul untuknya, sudut mata Yibo melirik pada Mark yang berjalan setelah menyambar mantel milik Sean. Ia menduga pria itu menyusul sosok manis yang pergi begitu saja.
“Sutradara Han, aku ingin mengubah beberapa adegan,” Yibo berkata setelah duduk di dekat sang sutradara. Kepalanya mengangguk pada Paul yang menutupi bahunya dengan mantel tebal.
“Aku harap kau bisa mengerti, Yibo,” timpal sutradara Han, yang usianya lebih dewasa di atas Wang Yibo. “Sebenarnya kadang aku tidak tahan dengan sifat Sean, tapi dia kekasihnya Mark. Dan bahkan pria itu lebih menakutkan darinya,” lanjutnya sambil menghempaskan punggung pada kursi.
“Aku mengerti,” ujar Yibo, tersenyum tipis. “Mungkin karena temanya tidak terlalu mereka sukai. Aku akan menghilangkan beberapa bagian dalam skrip, aku juga akan menerima masukan darimu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSebagai seorang penulis skenario yang sudah memiliki nama, Wang Yibo mendapat undangan untuk membuat satu film dan mempertemukannya dengan seorang aktor yang selama ini dia cari. Pertemuannya dengan Sean Xiao membangkitkan kisah dan luka lama. Namun...