Passion_part 44

180 26 2
                                    

\•\•\•\

Ruang interogasi itu dirasa pengap oleh Xie Huan. Dia duduk dengan gelisah pada satu kursi. Kedua tangannya terikat pada borgol yang terpasang menempel pada meja. Tidak bisa ditutupi bahwa dirinya mulai takut ketika sang detektif yang duduk di seberangnya menancapkan tatapan tajam. Detektif itu menunjukkan satu foto yang sangat ia kenali. Tapi tentunya dia tidak mengakui begitu saja, bagaimanapun dia harus bisa membela diri.

“Kau yakin tidak mengenal pemuda dalam foto?”

Pertanyaan itu kembali teraju dari sang detektif, mulai mendesak dengan sedikit tekanan.

Xie Huan tetap bertahan. Dia menggeleng kuat-kuat sambil menjawab dengan yakin,

“Aku benar-benar tidak mengenalnya,” sahutnya bersikeras.

Detektif Wang menyandarkan punggung, tidak berusaha memaksa lebih jauh. Dia hanya terus memandangi pria yang terlihat tegang. Wajah laki-laki itu nampak pucat sementara jemarinya tidak bisa diam, tingkah laku yang menunjukkan bahwa seseorang itu merasa gelisah. Sudut bibir sang detektif tertarik naik, merasa puas karena berhasil mengintimidasi kepercayaan diri laki-laki di depan. Dia pun berusaha menjatuhkan mentalnya dengan menyebutkan bahwa Mark tidak akan pernah membantu seorang bodyguard yang akan menyeretnya jatuh.

“Tidak ada gunanya kau berbohong di sini, hal itu hanya akan menambah hukumanmu. Bahkan majikan yang kau lindungi tidak akan menyia-nyiakan waktu dan energi untuk mengurusi antek sepertimu,” ujarnya santai.

“Tn. Mark tidak akan tinggal diam,” timpal Xie Huan.

“Kau boleh menunggu tapi aku berbaik hati memberitahumu untuk tidak berharap, atau kau akan sangat kecewa. Saat ini dia sibuk mempertahankan seseorang di sisinya. Kau pikir mana yang lebih penting baginya? Kau bisa memikirkannya selama di sini.”

“Anda tidak akan bisa menekanku,” Xie Huan menukas, berusaha tenang namun bahasa tubuhnya sangat tidak membantu.

“Kau harus menolong dirimu sendiri, Xie Huan. Aku tahu kau sangat setia, itu hakmu. Tapi kami pun tetap akan memproses secara hukum orang-orang yang terlibat dalam kecelakaan Tn. Ken. Bahkan aku tidak yakin apakah kau pun cukup bersih pada kejadian di tempat syuting kemarin.”

“Apa maksud Anda? Anda pikir aku mencelakakan majikan sendiri?”

“Mencelakakan diri sendiri demi menjerumuskan orang lain sudah bukan hal aneh. Aku sudah sering menangani kasus seperti itu."

Detektif Wang menoleh ke arah dinding kaca dan mengangguk untuk memberi tanda pada seseorang di luar.

Di luar bilik interogasi, Jia Er menoleh pada Zhang Yixuan yang berdiri memperhatikan seseorang di dalam bilik interogasi. Kedua tangannya terikat oleh borgol.

“Kau yakin dia pria yang menemuimu di bar?” tanya Jia Er.

“Sangat yakin. Dia yang memintaku bertemu seseorang di dalam mobil,” Zhang Yixuan menjawab dengan yakin.

“Kau hanya bertemu sekali dengannya. Pastikan kalau kau tidak salah mengingat,” peringat Jia Er.

“Pak polisi, ingatanku sangat tajam. Aku tidak akan melupakan orang itu,” Zhang Yixuan menyahut sambil menunjukkan jari pada sosok di dalam. “Terakhir aku meneleponnya setelah melakukan pekerjaan yang diminta majikannya,” ia melanjutkan.

Jia Er bergumam dan melihat tanda dari detektif Wang. Dia pun menoleh pada Zhang Yixuan, memberi anggukan dan membawa pemuda itu untuk memasuki bilik interogasi. Tiba di dalam, keduanya berdiri di dekat meja, menatap pada Xie Huan yang menampilkan ekspresi terkejut.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang