Passion_part 40

260 38 1
                                    

\•\•\•\

Kepolisian Nanshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepolisian Nanshi

Detektif Wang tiba di ruangan Reserse Kriminal bagian identifikasi. Petugas inafis menyambutnya dengan bukti sidik jari dari pisau yang diamankan oleh pihak polisi setelah Mark ditangani dokter bedah. Pisau kecil itu terletak di atas meja putih, dalam bungkusan plastik bening yang kedap udara. Masih ada darah yang menempel dan keterangan pada satu kertas di sisi plastik. Sang detektif menerima lembaran kertas yang di atasnya menyatakan nama seseorang berdasarkan sidik jari serta database yang dimiliki kepolisian.

“Hanya ada satu sidik jari pada gagang pisau. Sudah dipastikan kalau dia pelakunya,” ujar petugas inafis.

Detektif Wang masih belum berkomentar. Dia terus meneliti laporan dan kembali melirik pada pisau di depan. Keningnya membentuk kerutan dalam.

“Kenapa, Detektif? Sepertinya kau tidak puas dengan hasil yang didapat,” komentar si petugas.

“Hmm, ini terlalu mudah,” gumam sang detektif. “Apa mungkin pelaku bertindak sangat bodoh dengan membiarkan sidik jarinya menempel pada pisau.”

“Mungkin dia tidak sempat membersihkannya,” si petugas menimpali.

“Aku akan membawa laporan ini,” detektif Wang berkata tanpa menanggapi ucapan si petugas. Matanya kini melirik pada satu sosok lain yang berjalan memasuki ruangan. Sosok laki-laki itu adalah Zhao Lei, bagian identifikasi data sekaligus hacker di badan kepolisian Nanshi.

“Detektif, sesuai sketsa yang digambarkan. Aku sudah memperoleh data dari tokoh yang dicari,” dia berkata ketika melewati dirinya.

Tanpa berkata-kata, detektif Wang mengikuti langkah Zhao Lei mendatangi satu meja. Sementara dua buah komputer layar datar mengisi meja dengan segala pernak-perniknya, beberapa flash disk dan ponsel. Layar tersebut menampilkan tulisan dan grafik tentang data yang membingungkan. Sang detektif menunggu, berdiri di sisi kursi. Sedetik kemudian ia melihat satu foto serta data diri di sampingnya setelah Zhao Lei menggerakkan mouse.

“Dia bernama Xie Huan, mantan tentara. Dia keluar dari kemiliteran karena mengalami cedera parah dalam waktu lama. Sempat berganti-ganti pekerjaan, dan terakhir dia terdaftar sebagai anggota dari Spy Guard, badan usaha yang menyediakan jasa bodyguard.”

Kening detektif Wang sedikit berkerut sambil terus memelototi foto pada layar. Dia ingat-ingat lupa tapi rasanya pernah melihat wajah itu, entah di mana. Dia sering bertemu orang, mengurai kasus hingga setiap wajah rasanya menjadi begitu familiar.

“Di mana aku pernah melihat wajah ini?” gumamnya. Ia mencondongkan tubuh, telapak tangan menekan sandaran kursi dan sisi meja.

“Mungkin kau melihatnya baru-baru ini. Saat ini dia menjadi bodyguard seorang artis terkenal di kota ini. Mark Chao,” lanjut Zhao Lei.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang