\•\•\•\
Seperti janjinya, Yibo tiba jam sembilan di hotel Blue Karma, menunggu selama dua menit sampai melihat sosok manis itu keluar. Penampilan mereka tidak jauh berbeda, berbalut kaos putih dan dilapisi lagi kemeja santai dipadu celana jeans hitam. Ia meminta Xiao Zhan untuk duduk bersama di dalam mobilnya, dan ia mulai mengemudi keluar dari area hotel. Senyuman puas tak bisa ia hilangkan dari bibir karena bisa menghabiskan waktu libur di tempat indah bersama seseorang yang masih sangat ia harapkan. Ia menghindari percakapan tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, hanya berbincang ringan tentang masa-masa sekarang.
Keduanya mulai terbiasa lagi dan menjadi lebih santai. Mereka mendatangi lokasi wisata indah dengan acak, menikmati kuliner khas Bali bahkan berjalan santai di sepanjang jalan raya Kuta dan mengunjungi toko pakaian Joger di sana. Selama memilih kaos, tak terasa waktu merangkak sore. Mereka saling mematut kaos mana yang cocok dan tersenyum ceria selama bersama-sama memilihkan kaos.
“Kau akan membeli untuk oleh-oleh?” tanya Xiao Zhan sambil membeberkan satu kaos di depan muka.
“Hmm, pilihkan yang agak besar, tangan panjang,” sahut Yibo.
“Kaos pria?” Xiao Zhan menoleh.
“Ya, kau pikir untuk siapa?”
“Aku pikir—”
“Itu untuk paman Zhang, kepala pelayan di rumah Wang,” sela Yibo.
“Oh,” gumam Xiao Zhan. Ia tidak meneruskan niatnya untuk bertanya tentang Alina dan sibuk mencari kaos yang diminta Yibo.
Pemuda tampan itu hanya tersenyum dan ikut melihat-lihat bagian lain sewaktu ponselnya berbunyi di dalam saku celana. Ia merogohkan tangan, menarik ponsel dan tersenyum melihat nama Bella muncul pada layar.
“Hai,” ia menyapa setelah mendekatkan ponsel ke telinga.
“Yibo, where are you?” tanya Bella dari seberang. Terdengar desau angin yang menandakan betapa kencang hembusannya sampai masuk pada saluran jarak jauh, samar suara ombak berdebur lembut.
“Aku di Joger, sedang memilih kaos. Kau di mana?”
“Pantai Jimbaran. Kau mau ke sini? Kita bisa menikmati lagi hidangan seafood.”
“Kolesterolku bisa naik,” sambut Yibo, tersenyum.
“Kau ini masih muda. Lagipula ini waktu liburan, manfaatkan baik-baik,” Bella nyaris berseru.
Yibo menggeleng sekilas. “Baiklah. Kami akan ke sana,” balasnya.
“Kami? Wow! Jadi kau sekarang bersama kekasihmu?” Suara Bella terdengar takjub.
“Aku akan mengenalkannya padamu.”
“Baiklah. Dan jangan lupa satu kaos untukku. Bye.” Bella tertawa di ujung pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
Lãng mạnSebagai seorang penulis skenario yang sudah memiliki nama, Wang Yibo mendapat undangan untuk membuat satu film dan mempertemukannya dengan seorang aktor yang selama ini dia cari. Pertemuannya dengan Sean Xiao membangkitkan kisah dan luka lama. Namun...