Hari itu disibukkan dengan mereka semua membereskan barang masing-masing; membawanya ke kamar pun menata barang lainnya yang bisa digunakan bersama. Rumah yang mereka sewa ini akan mereka tinggali dalam jangka waktu cukup panjang, dalam artian, mereka akan tinggal bersama untuk waktu yang lama.
Keputusan itu tentu bukan keputusan sepihak, semua sudah menyetujuinya. Bahkan sosok terakhir yang bergabung dalam pertemanan itu pun sama sekali tak keberatan akan hal tersebut.
Beberapa dari mereka sudah selesai di sore menjelang malam tersebut, sehingga mereka memilih untuk mempersiapkan makan malam.
Tak lain dan tak bukan adalah Seonghwa dan Hongjoong.
Seonghwa memang cepat, padahal dia begitu rapi dan teliti. Tapi melakukan pekerjaan seperti itu tak membuatnya membuang waktu sama sekali. Sementara Hongjoong sebenarnya masih membiarkan beberapa dalam dus, berpikir bahwa ia hanya akan membukanya nanti ketika ia butuh.
Asal Seonghwa tak tahu saja, karena biasanya dia akan mengomel.
"Bisa, gak?"
Pertanyaan dari Seonghwa membuat Hongjoong yang duduk di meja makan, tengah mengupas bawang agak tersentak kaget.
Ah, sejujurnya, matanya mulai perih.
Sejak tadi Hongjoong mencoba mengupas banyak bawang merah sesuai yang Seonghwa minta. Selagi sosok tersebut sibuk memasak hidangan lainnya, mengingat mereka tinggal berdelapan sekarang.
Hongjoong agak meringis kecil, tapi kemudian mengangguk. "Jangan ganggu. Lagi fokus."
"Fokus atau fokus, eh?" Seonghwa terkekeh, menoleh sesekali padanya. "Nanti kalau sudah, potong tipis, ya."
"Ya, Nyonya." Hongjoong meledek seperti biasa.
Sedikitnya Seonghwa tersenyum dengan semacam ledekan itu, sebelum ia mencoba membuat percakapan, di tengah kegiatan mereka. Toh, Seonghwa juga diingatkan akan sesuatu. "Kalian jadi tampil nanti Rabu?"
"Hm?" Hongjoong menggerenyit, tak meliirk, lalu tersadar akan maksud pertanyaannya. Tentang band-nya, tentu saja. "Oh. Tampil di bar? Kamis, bukan Rabu."
"Oh, ya?" Seonghwa memiringkan sedikit kepalanya, sedangkan tangannya sibuk dengan spatula di atas wajannya. Berusaha mengingat dari bagaimana dirinya tahu informasi tersebut. "Oh... iya, benar. Aku agak lupa."
"Nanti... nonton?"
Seonghwa mengangguk cepat, meluruskan senyumannya. "Mmhm, pasti aku tonton. Kalau enggak, nanti pacarku ngamuk."
Sejujurnya, Hongjoong lebih rela Seonghwa dengan kekasihnya yang sekarang.
Ah, ya, Hongjoong memang memendam rasa, sejak SMA dahulu, pada Seonghwa. Awalnya, dia menahan lantaran tak ingin merusak hubungan mereka, pun berpikir bahwa mungkin Seonghwa tak memiliki perasaan yang sama. Untuknya, memang baru bermula ketika sekitas menginjak kelas 2 SMA. Tapi ketika kuliah, dia menahan karena Seonghwa selalu datang padanya di setiap waktu. Dan setelah lingkaran pertemanan ini terbentuk, semuanya semakin tertahan karena peraturan itu.
Peraturan tak boleh jatuh cinta satu sama lain.
San yang bilang; katanya, itu akan merusak sebuah pertemanan. Sementara mereka berdelapan sudah begitu akrab dan mencoba lebih akrab lagi, dan tak inginkan semuanya rusak karena itu.
Pernah San berkata agak khawatir, oleh karena itu ia sering memaksa yang lainnya untuk cepat memiliki kekasih. Selagi San sendiri sudah memilikinya; seorang perempuan cantik dari Fakultas Sastra Perancis.
Juga Seonghwa, seseorang di band rock milik Hongjoong, yang berjumlah lima orang.
Tidak.
Bukan Hongjoong, bukan Yunho, bukan juga Mingi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionThe rule is; we can't fall in love with each other. Dilema dari 8 orang yang memilih untuk tinggal bersama. Seluruh perasaan yang semula terkubur, muncul ke permukaan satu per satu. Menyakitkannya, bukan hanya itu masalah yang timbul diantara mereka...