Setelah mengetuk dan mendapatkan sahutan, Hongjoong tahu itu adalah lampu hijau untuknya masuk. Sehingga Hongjoong melirik ke belakang, meminta San untuk menunggu sesaat, ketika dirinya mulai membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam kamar tersebut.
Itu adalah kamar yang dihuni Jongho dan Yeosang.
Tapi tentu Hongjoong datang karena tahu, tujuannya hanyalah Yeosang.
Hongjoong meninggalkan pintu tertutup tapi tak sepenuhnya. Melihat bagaimana Yeosang tengah duduk di tepi ranjang, dengan sepotong pakaian di belakangnya juga ponsel di pangkuannya.
Ah, Yeosang ternyata akan datang.
Hal yang membuat Hongjoong tersenyum tipis, sembari berjalan mendekat. Lalu Hongjoong menunjuk ke arah sampingnya, meminta izin, sebelum duduk setelah dipersilahkan.
Hongjoong tak membuang waktu, masih banyak yang harus ia urus.
Sehingga kalimatnya mulai diutarakan. "Lo datang, kan?"
Yeosang mengangguk pelan.
Dengan itu Hongjoong menyetujuinya di sana. "Tenang. Tiket kalian semua aman, gratis. Gue juga ambil satu lagi buat Yeonjun, kalau misalnya lo nyamannya sama dia."
Tapi kalimat itu tak Yeosang jawab.
Lagipula, Hongjoong juga tak membutuhkan jawaban untuk itu. "Cuma, Yeosang, gue harap, jangan lo andalin Yeonjun buat hari ini."
Barulah, Yeosang meliriknya.
Segera Hongjoong mengibaskan tangan, takut ada kesalahpahaman. "Bukan. Bukan gue gak bersyukur atau nyuruh lo gak tau terima kasih sama apa yang udah Yeonjun lakuin. Tapi, lawan kita sekarang lingkaran dalam. Gue cuma mau, lo tetap nempel sama anak-anak rumah. Jadi, bawa Yeonjun barengan, kalau lo maunya gitu."
Namun Yeosang tiba-tiba menggelengkan kepalanya pelan, tatapannya terlihat sangat rapuh. "Aku... lelah, Hongjoong."
"Gue tau." Hongjoong mengangguk, sebelum tiba-tiba menarik napasnya cukup panjang sebelum menjelaskan. "Tapi dengar. Kita semua bisa baik-baik aja kalau bersama. Mungkin, memang banyak masalah diantara kita. Dari yang gak berhubungan sama lo, sampai yang harus nyeret lo ke sini. Cuma, gue ingin lo tau, Yeosang. Gak ada satupun diantara kami, yang rela lo sakit kayak gini, walau memang rasa sakit lo pun berasal dari kami."
Yeosang berbisik secara pelan. "Aku gak tau harus gimana. Aku gak bisa benci kamu..."
"Karena dulu gue selamatin lo tapi sekarang gue bawa lo ke masalah lebih rumit?"
Walau tak menjawab tapi Hongjoong tahu, Yeosang memaksudkan hal tersebut.
Karenanya, Hongjoong membawa tatapannya ke depan, tapi lebih ke atas sampai melihat langit-langit. Kedua tangannya menggenggam pinggiran kasur. "Dari awal, gak ada keinginan gue buat nyelakain lo semua, Yeosang. Mungkin, pribadi gue gak bisa dibilang orang baik, apalagi kalau lo kenal gue semasa SMA. Tapi gue adalah tipe orang yang mementingkan pertemanan, sadar atau enggak. Gue bakal terus mengikat kalian, dalam artian, gue bakal lindungin kalian saat rasa memiliki gue sampai di sana."
Tak ada balasan dari Yeosang.
Sebenarnya Hongjoong juga, masih, tak mengharapkannya. "Kalau lo mau tau, siapa yang gue percaya buat bikin lo aman, baik dari sekitar maupun dari gue misalnya, itu satu orang, Yeosang."
Kembali Yeosang menatapnya dari samping. Melihat bagaimana Hongjoong mulai tersenyum tipis, untuknya di sana.
"Itu Jongho." jawab Hongjoong perlahan. "Jongho yang bisa lindungi lo, secara fisik maupun mental. Lebih dari gimana San dan Yunho, juga Yeonjun termasuk, yang mungkin bisa nawarin lo perlindungan secara fisik aja. Walau memang, gagal lagi. Karena keadaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionThe rule is; we can't fall in love with each other. Dilema dari 8 orang yang memilih untuk tinggal bersama. Seluruh perasaan yang semula terkubur, muncul ke permukaan satu per satu. Menyakitkannya, bukan hanya itu masalah yang timbul diantara mereka...