Octagon - 75 : Padat

310 40 12
                                    

Agak canggung, Yeosang beberapa kali melirik pada Yeonjun yang memperhatikannya saat makan. Memang rasanya Yeosang agak terganggu, tapi ia tak ada keberanian untuk mengatakan itu. Jadi Yeosang menggantinya dengan sebuah pertanyaan di sana.

"Kenapa... Yeonjun?"

"Gak apa." kata Yeonjun, senyumnya masih tersampir seiring dengan ia meluruskan posisi duduknya. "Cuma akhirnya, kamu lebih rileks daripada kemarin. Aku cuma khawatir."

Yeosang mengangguk pelan, mencoba mengerti. "Oh... untuk itu maaf... aku agak... gak biasa aja."

"Aku paham kok." ucap Yeonjun. Dirinya agak memiringkan wajah, ketika memiliki pertanyaan lagi. Membuatnya menatap Yeosang yang duduk di sampingnya, di meja makan kecil itu. "Tapi boleh aku tau; seenggaknya siapa yang kamu bisa benar-benar percaya di rumah itu?"

"Uhm?" Yeosang menghentikan pergerakannya untuk mengambil suapan dari supnya. Sedikit, ia menjadi terlihat sedih. "Hongjoong sebelumnya, karena aku kenal cukup lama... tapi sejak dia jujur tentang... kelompok itu, aku jadi gak bisa. Jadi ada... Wooyoung... Mingi dan Jongho."

"Jadi Yunho gak pernah masuk hitungan?"

Yeosang menggelengkan kepalanya namun ragu. "Entah. Aku bingung gimana cara bilangnya, tapi Yunho itu... terkenal di kampus, jadi waktu kami belum serumah, dia juga yang seringkali gak bisa ikut kumpul. Atau sekalinya ikut... dia bawa orang lain... pacar lainnya..."

"Jadi..." Yeonjun memberi jeda sesaat. "Maaf tentang Yunho ini, jadi... untuk kejadian kemarin... jelasnya kita harus pastiin, apa yang sebenarnya terjadi dan—"

"Iya. Aku juga udah... gak tau tentang San."

"Karena San jaga minumanmu tapi berakhir dengan kamu gak sadar?" Yeonjun mengulang, tak butuh jawaban. "Karena selama party juga, dia terus nekenin ke aku kalau kamu cuma minum apapun yang dia kasih."

Yeosang tak bergeming.

Itu membuat Yeonjun memikirkan hal lain. "Ini memang susah buat kamu, aku juga gak akan maksa. Tapi kalau kamu mau jawaban, orang pertama yang harus kita datangi itu San, kan?"

"Iya, tapi..." suara Yeosang menipis. Dirinya tercicit, sembari memainkan sendok di mangkuknya dan menunduk. "Kalaupun kita harus dan aku siap... b-biar San fokus dulu untuk besok."

"Besok teater itu?"

Lagi, jawaban Yeosang berupa gerakan dari tubuhnya. "Kasihan... dia..."

Namun Yeonjun menatapnya iba.

Satu tangannya bergerak, ke arah bahu Yeosang sambil bergumam maaf. Sebelum ia meremasnya, dan melanjutkan ketika Yeosang mempertemukan manik mata mereka. "Justru kasihan kamu, Yeosang... kamu harus tau apapun kebenaran yang kamu berhak ketahui..."

:-:-:-:-:

"Agak gila sih, sumpah."

Ketika mereka sampai ke rumah, sekitar pukul dua sore karena perlu mengurus beberapa lainnya untuk konser dan makan siang, ketiganya langsung menuju ke studio mereka di halaman belakang. Setidaknya rumah sudah lebih rapi daripada ketika mereka belum berangkat—artinya jasa yang diminta sudah datang.

Hongjoong tengah membuka pintu ketika Juyeon berucap, membuatnya menoleh.

Namun Juyeon justru menarik lengan Hongjoong agar merapat ke arahnya, membuat Mingi mau tak mau masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan, walau ia juga penasaran. Hanya saja, Juyeon langsung berbisik di telinganya.

"Gue baru tau kalau Stella itu kakaknya Hyungwon?"

Merasa tak perlu menjawab apapun, Hongjoong hanya menatapnya.

✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang