Tahu jelas, bahwa tatapan kecewa dan penuh rasa sakit dari Seonghwa, tak pernah diperlihatkan pada Yunho.
Setidaknya selama ini.
Hingga di titik bahwa, Yunho, berdiri berhadapan dengannya. Yang mengeraskan rahangnya kuat sambil tak bisa menahan bagaimana airmatanya turun begitu deras membasahi pipinya.
Tapi, Yunho tak bisa menyelamatkannya.
Sama sekali.
Seonghwa masih mencoba menyalurkan seluruh kehancuran yang ia rasakan mendadak terhadap Yunho, tapi lelaki jangkung itu, kembali mengedarkan pandangannya pada yang lain, sembari melemparkan senyumannya.
"Nikmati saja, ayo. Kembali menggila."
Tatapan Yunho pun mengarah pada Johnny dengan berterima kasih, ketika ia melepaskan Kino dari pertahanannya. Yunho lalu menarik lengan Kino, untuk membuatnya berdiri tegak, yang langsung lelaki itu tepis sambil menatapnya kemudian.
"Lo di sini sebagai teman Hongjoong; tolong jangan mengacau, ya? Baru mulai loh, ini." ucap Yunho lagi, sebelum menunjuk dua lainnya. Pada Byounggon dan Moonbin di posisi mereka. "Kalian berdua juga. Okay? Tenang, gak ada usir-mengusir kok."
Diam, Yunho menggertak giginya.
Sejauh yang ia tahu, Hongjoong tak berkutik di lantai dua. Entah apa yang terjadi, karena ia hanya melihat dan tahu bahwa Jun juga Hanse membawa sosok tersebut memasuki kamar miliknya dengan Seonghwa. Tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi sejauh ini, Hongjoong tak keluar kamar. Pun, takkan bisa dengan penjagaan itu.
Jadi sejauh yang Yunho tahu, Hongjoong, tumbang.
Seonghwa di sini sendirian selagi ia tak bisa melakukan apapun.
Terlebih...
"Sini dong, juara. Lo kok ngejauh dari kita?"
Yunho langsung melempar senyumannya — memanfaatkan kemampuannya yang merupakan anak Seni Teater untuk menyembunyikan diri. "Gak. Gue daritadi banyak nyapa sana-sini, haha. Masih kaget sama surprise party ini."
Sedikitnya, Yunho mencoba melirik ke arah kamarnya lagi.
Masih tak ada tanda-tanda bahwa Hongjoong akan keluar dari sana.
Jadi dia mencoba untuk mengalihkan tatapan lagi, pada seseorang yang bicara padanya — yang baru saja datang dari arah tangga. "Tadi anak-anak lihat lo. Mau ajak lo ke belakang, tapi lo malah langsung naik ke lantai dua. Kenapa?"
"Kebetulan," Yunho mencoba mencari alasan, menatap Hanbin yang kini merangkulnya saat bicara. Jadi dia menunjuk ke arah kamarnya. "gue bingung kenapa Jun sama Hanse nungguin depan kamar gue. Tadinya, gue mau ambil sesuatu di kamar. Ketinggalan."
"Apaan?" tanya Hanbin, menatapnya sambil memamerkan senyumannya.
Yunho berdalih cepat. "Kondom."
"Biasa lo bawa di dompet kan?" tanya Hanbin lagi. "Habis?"
"Iya." jawaban Yunho benar-benar seperti tak siap. Lagi, dia melirik ke arah pintu. "Gue kayaknya belum ketemu yang lainnya, jadi belum nyapa."
Kalimat itu hanya membuat Hanbin mengangguk-anggukk — tapi tidak terlihat sebuah kepercayaan di sana. Hanya mengeratkan rangkulannya, untuk berbisik padanya. "Lo kemarin-kemarin gak bisa kumpul. Mungkin, dengan itu lo gak tau kalau Nama Aman dicabut, ya?"
Tahu ke mana arahnya, Yunho mencoba bersikap biasa. "Tapi gue gak punya Nama Aman, kak."
"Kita berdua tau itu." Hanbin memberi anggukan lagi, sebelum tatapannya terarah pada langit-langit, seakan tengah berpikir. "Cuma, kan lo tau sendiri, lo gak menyelesaikan dengan baik waktu peresmian anggota kita. Jadi, lo harus ganti orang. Tapi kalau Nama Aman dicabut, artinya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)
FanficThe rule is; we can't fall in love with each other. Dilema dari 8 orang yang memilih untuk tinggal bersama. Seluruh perasaan yang semula terkubur, muncul ke permukaan satu per satu. Menyakitkannya, bukan hanya itu masalah yang timbul diantara mereka...