Tak bisa ia tahan napasnya yang menggebu di sana.
Wooyoung menatap sangat marah, akan dua orang yang ia pergoki secara basah, hampir memerkosa Seonghwa. Di mana saat itu, Seonghwa langsung memeluk tubuhnya sendiri, tenggelam dalam tangisnya.
Sementara dirinya, merasa kurang.
Wooyoung ingin menghajar habis-habisan walau ia tak pernah beradu pukulan dengan siapapun. Namun sebelumnya, kekuatan itu muncul secara tiba-tiba, pun dengan keberaniannya untuk membela temannya sendiri.
Menyakitkannya, ini hampir terjadi di rumah mereka. Kamar miliknya.
Jaehyun dan Doyoung menatap horor, terkejut, mungkin juga menyesali karena tak mengunci pintu. Sebelum tatapan mereka berpindah ke arah Juyeon yang hanya berdiri diam di balik tubuh Wooyoung. Hanya memalingkan wajah dan keduanya bisa melihat itu.
Tanpa ragu, Wooyoung langsung menunjuk ke arah pintu yang berada di belakang, mengerang marah di sana. "Pergi dari sini, anjing!!"
Sangat ingin Wooyoung memukul lagi.
Begitu ingin walau ia tak tahu apakah ia bisa atau tidak.
Beberapa orang yang mendengar itu — mereka yang tengah berada di lantai itu — berkumpul di muka pintu.
Wooyoung tak peduli.
Wooyoung hanya ingin dua orang itu pergi.
Bergegas, Juyeon beranjak menuju kasur. Mengambil selimut lalu menghampiri Seonghwa dan menutupi tubuhnya dengan itu. Setidaknya memberikannya rengkuhan untuk menenangkannya.
Selagi Wooyoung masih marah.
Dengan Jaehyun dan Doyoung yang masih belum beranjak.
Hingga tiba-tiba seseorang menembus masuk.
Adalah Hongjoong, yang membaca keadaan, lalu membuatnya mengerti. Hongjoong langsung berlari sampai melewati Wooyoung, dengan tujuan terikatnya pada Jaehyun juga Doyoung. Tapi Juyeon langsung berdiri, lalu menahannya dari depan, pada dadanya.
"Hongjoong! Hongjoong!"
Namun tatapan Hongjoong seperti menggila.
Terlihat bahwa ia sangat marah, padahal tidak memergokinya secara langsung sebagaimana Wooyoung sebelumnya.
Hanya saja Juyeon terus menahan, sembari mendekatkan wajahnya ke samping telinga Hongjoong, tanpa membuatnya terlihat jelas. Tertahan, berbisik dengan nada menekan yang ditahan.
"Anjing, jangan ngacauin." bisik Juyeon sambil mengeraskan rahangnya. "Lo mau lingkaran dalam makin bikin hancur lo kalau mereka bilang lo ikut campur?"
Di posisinya, Wooyoung hanya melihat ada pembicaraan rahasia.
Tentu saja ia tak bisa mendengarnya.
Hanya melihat Hongjoong menggeram marah, berusaha melewati tubuh Juyeon, seperti tak peduli. Walaupun Juyeon bersikeras untuk menahannya, tapi sosok itu terus mencoba mendatangi mereka.
Saat itu Wooyoung memilih untuk menghampiri Seonghwa, yang masih berada di posisinya dalam kerapuhan, dan isakan menyakitkan. Wooyoung tahu ia setidaknya tidak terlambat, dalam kedatangannya bersama Juyeon ke kamar, yang sebenarnya memiliki maksud lain.
Hongjoong sangat marah.
Saking marahnya, dia mendorong tubuh Juyeon hingga terjatuh ke samping, pada ranjang. Membuatnya langsung beranjak ke arah Jaehyun dan Doyoung, menatap keduanya bergantian dengan menantang.
"Ke luar, anjing. Selesaiin di luar."
"Lo mau — "
"Bongkar aja, bangsat!" Hongjoong mendorong dada Jaehyun usai mengatakannya, yang sebenarnya tak selesai. Sangat keras. Urat-urat di pelipisnya menonjol, menunjukkan betapa marahnya ia. Tak terlihat sedikitpun ketakutan darinya. "Bongkar semua!! Gue pun bisa bongkar lo balik!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)
FanficThe rule is; we can't fall in love with each other. Dilema dari 8 orang yang memilih untuk tinggal bersama. Seluruh perasaan yang semula terkubur, muncul ke permukaan satu per satu. Menyakitkannya, bukan hanya itu masalah yang timbul diantara mereka...