Yeosang ditinggalkan di dalam kamar, setelah kembali memastikannya dalam keadaan hangat — dibalut selimut yang berada di sana.
Selagi ketujuh sisanya, membawa diri untuk berkumpul di ruang tengah bersama. Selagi mereka tahu, ada yang harus dibuka secara besar-besaran di sini, tanpa menutupi apapun lagi. Karena sekalinya mereka menutupi sesuatu, akan berakhir dengan sangat kacau.
Di ruang tengah yang berantakan itu, mereka duduk dan berdiri secara menyebar. Tiga berdiri; adalah Hongjoong, Mingi dan juga Jongho. Sementara yang duduk tak lain adalah Seonghwa bersama Wooyoung, San juga Yunho.
Paling jelasnya adalah Yunho, yang masih mencoba menahan darah mengalir dari hidungnya, sambil sesekali menengadah. Menahannya dengan lengan pakaiannya tak cukup. Tapi di sana pun, ia tidak berniat untuk beranjak, karena semua perhatian tertuju padanya.
Semuanya membutuhkan jawaban.
Sebenarnya, tak tahu juga harus dimulai dari mana. Pun rasanya tak ada yang ingin memulai.
Dalam keresahannya, San mengedarkan pandangannya untuk membaca tatapan mereka satu per satu. Kebingungan, akan haruskah ia yang memulainya, untuk menyuarakan setidaknya apa yang ia tahu? Apa yang terjadi pada dirinya?
Jadi ketika ia berdeham, yang lainnya pun langsung tertuju padanya, karena menunggu siapapun mulai bicara.
"Selepas gue sama Arin, Yeonjun datangin gue." ucap San, entah, bagaimana dan dari titik mana ia harus memulai semuanya. "Di sana, Yeonjun bilang, Yeosang hampir pingsan. Padahal sebelumnya, Yeosang baik-baik aja, sebelum diajak pergi sama Yeonjun."
Wooyoung menggelengkan kepalanya, meminta lebih lanjut. "Tapi apa yang bikin Yeosang pingsan? Gak mungkin dia kenapa-kenapa, kan? Apa karena dia salah minum?"
"Gak mungkin." San menepis kemungkinan itu. "Yeosang tau sendiri buat gak minum di tempat kayak gini selain dari gue, sekalinya party ini pun milik kita. Yeonjun pun datang ke gue pastinya karena Yeosang yang minta — artinya, bukan dari minuman."
"Tapi Yeosang minum sebelumnya?"
Pertanyaan bernada lurus dari Hongjoong membuat San menoleh.
Hongjoong terlihat sangat lelah, diantara emosi tertahannya. Yang mana, Hongjoong sendiri pun merasakannya. Tekanannya karena belum tidur sejak kemarin, padahal, ini sudah berganti hati lagi, dengan banyaknya beban yang ia rasakan, Hongjoong rasa mampu membuatnya untuk melakukan hal tergila.
Seperti menghabisi Yunho jika perkiraannya terbukti benar.
"Yeo-Yeosang minum." mendadak terbata, San menjawab berusaha cepat. "Yeosang minum. Gue yang bawain. Cola. Beres itu, Yeonjun yang minta ajak ngobrol dia."
"Berapa lama berselang sampai Yeonjun datangin lo?"
Kali ini Mingi yang bertanya.
Dari posisi duduknya itu San mengarah pada Mingi. Meringis pelan untuk menghitungnya. "Gue gak ingat berapa lama. Pokoknya gue lihat jam waktu di kamar sama Arin. Hampir jam dua belas malam. Terus..."
"Terus?" Wooyoung menuntut.
San mengeraskan rahangnya sesaat.
Sedikitnya dia melirik pada Seonghwa yang marih berada dalam rangkulan seperti pelukan setengah dari Wooyoung. Sulit untuk mengutarakannya, namun ia sendiri tak ingin menambah parah keadaan.
Jadi kalimat itu terucap.
"Gue lagi ngerasa gak nyaman sama Arin. Gue gak kabarin dia atau angkat telepon dia. Sampai tiba-tiba dia datang ke sini dan nampar gue depan banyak orang." kalimat San berusaha ia susun seperti apa yang sebenarnya terjadi. "Jadi gue bawa dia ke kamar. Tapi Arin terus marah ingin penjelasan sementara gue... butuh untuk terus sama kalian. Jadi... gue mikir buat... kasih apa yang bisa gue kasih ke Arin di titik itu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)
Hayran KurguThe rule is; we can't fall in love with each other. Dilema dari 8 orang yang memilih untuk tinggal bersama. Seluruh perasaan yang semula terkubur, muncul ke permukaan satu per satu. Menyakitkannya, bukan hanya itu masalah yang timbul diantara mereka...