Ini agak aneh.
Tapi tiba-tiba saja, Surya, temannya ini mengatakan bahwa selama ini dia menyukai Wooyoung dalam diam. Pengakuan secara mendadak, yang tak pernah Wooyoung sangka sama sekali, yang membuat dia membeku.
Meihat, bagaimana Surya menatapnya sambil memohon.
"Gue tau lo kaget, gue juga gak mau maksa buat langsung jadi sesuatu." ucap Surya secara lembut dan hati-hati. Senyumannya kemudian mendominasi ekspresinya, tampaknya, sangat tulus. "Pelan aja dulu, kenal dulu satu sama lain. Gimana? Kalau kamu mau, kita bisa... mungkin nonton sehabis kelas?"
Agaknya Wooyoung sulit mencernanya.
Setelah selama ini dunianya berputar untuk San, lalu di satu malam, dirinya dan Juyeon menjalin sesuatu secara tak terikat, dan di pagi ini, tiba-tiba ada orang yang menyatakan perasaan padanya?
Tunggu.
Wooyoung tak bisa memproses.
Tapi apakah ini adalah karma baik untuknya?
Ah, tidak.
Jangan berpikir begitu.
Wooyoung mencoba menepis pikirannya dan kemudian menatap Surya kembali. Menatap bagaimana sosok lelaki tersebut berharap jawaban baik untuknya, selagi Wooyoung sendiri mencoba untuk tetap menghargai keberaniannya dengan jawaban apapun.
Sampai kemudian, sebuah sentuhan di kepala belakangnya membuat Wooyoung menoleh. Di balik tubuhnya, berdiri Juyeon, yang menatap lurus ke arah Surya, di mana lelaki itu juga perlu mengangkat wajah untuk melihatnya.
Wooyoung terkesiap, niatnya untuk menjelaskan.
Tapi Juyeon telah berucap lebih dulu, tanpa melirik Wooyoung sama sekali. "Kamu diganggu, Wooyoung?"
"Uh?" Wooyoung tampak bingung. Sedikit, dia menggeleng, lalu menunjuk Surya secara sopan. "Gak kok. Ini... Surya temanku. Tadi dia — "
"Ada perlu apa ya, sama Wooyoung?"
"Oh, Kak Juyeon." Surya menyapanya. Tersenyum, tapi terlihat berbeda daripada senyum yang ia berikan pada Wooyoung sebelumnya — Wooyoung menyadari itu. "Kok gak boleh gue ngobrol sama teman gue sendiri, Kak?"
Juyeon masih menatap lekat padanya.
Wooyoung sendiri bisa merasakan bagaimana jemari panjang Juyeon bermain dengan terus menekan diantara helaian rambutnya, pada kepala belakangnya.
"Gue nanya."
"Juyeon, sebentar..." merasa tak enak, Wooyoung kali ini buka suara. "Ini Surya beneran temanku, kami satu kelas terus. Tadi Surya cuma tanya — "
Namun Juyeon memotong, tanpa meliriknya. "Agaknya Wooyoung sibuk sama gue. Bakalan terus sibuk. Jadi kalau ada yang mau diomongin sama Wooyoung, tunggu kalian ketemu di kelas aja, ya?"
"Memang kalian apa? Pacaran?"
Ketika Juyeon hendak menjawab, seseorang tiba-tiba muncul entah dari mana. Lelaki itu mendudukan diri, tepat di samping Wooyoung, setelah melirik sekilas pada Juyeon yang masih berdiri, lalu pada Surya.
Wooyoung terkejut, atas kehadirannya yang tiba-tiba.
Selagi San, lelaki itu, justru hanya menyapa santai sesaat sebelum bertanya pada sampingnya. "Hoi, Surya. Wooyoung, lo semalam kenapa gak pulang?"
Wooyoung masih mencoba memproses lagi.
Karena di benak Wooyoung sekarang, dirinya tengah berpikir, bagaimana bisa ia duduk dengan tiga orang yang terlibat setidaknya dengannya. Satu, orang yang ia sukai. Satu lainnya, orang yang membuat ia merasa tenang. Dan satu terakhir, yang tiba-tiba datang dan menyatakan perasaan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)
FanficThe rule is; we can't fall in love with each other. Dilema dari 8 orang yang memilih untuk tinggal bersama. Seluruh perasaan yang semula terkubur, muncul ke permukaan satu per satu. Menyakitkannya, bukan hanya itu masalah yang timbul diantara mereka...