Octagon - 12 : Pertaruhan

483 55 55
                                    

Yunho menghentikan laju mobilnya di sebuah jalanan yang sepi setelah mengemudikannya menjauh dari rumah, untuk membawa kabur seseorang yang ditodong banyak pertanyaan. Satu tangannya berpindah dari kemudi, menuju paha Seonghwa dan menyentuhnya pelan. Sadar, selama perjalanan, sosok itu mulai menangis. Karenanya Yunho berucap pelan terlebih dahulu, mencoba menenangkannya.

"Keluarin aja dulu."

Tapi nyatanya Seonghwa menggelengkan kepalanya, untuk menatap Yunho. "Tapi gue gak tahu harus gimana..."

"Tenang." Yunho berbisik lagi, agak meremas paha tersebut untuk meyakinkannya. "Dengar. Gue sama sekali gak akan ngejudge lo tentang apapun. Lo pun tau sendiri seberapa berengseknya gue. Jadi gue gak ada masalah dengan itu."

"Dengan lo yang... gonta-ganti pacar...?"

"Ya. Dan kalau memang lo ngewe sama Hongjoong, lo bisa bilang ke gue." Yunho bicara lagi untuk meyakinkannya. Ia menepuk dadanya sendiri dengan tangannya yang bebas pada saat itu. "Percaya gue. Gue bukan San, yang seribet itu tentang masalah kita semua. Lo beneran bisa percaya gue selama ini. Dan gue yakin lo juga tau itu, Seonghwa."

Terlihat bagaimana Seonghwa seperti mempertimbangkannya. Seperti ia harus memberitahu seseorang lantaran tak sanggup untuk menahannya lagi sendirian.

Atau sebenarnya, Hongjoong yang tahu kebenarannya.

Walau begitu, Seonghwa tidak ingin memberitahu keseluruhannya. Setidaknya begitu.

Satu, yang ingin Seonghwa ucapakan, karena terasa begitu mengganjal di tenggorokannya. Lagipula, Yunho bisa dipercaya. Sejak tadi, Yunho membelanya, padahal tak tahu apapun. Dan perkataan tentang Yunho melabeli dirinya berengsek, mungkin alasan lainnya.

Toh, Seonghwa merasa sama. Bahkan lebih.

"Kemarin... aku... tidur sama Jaehyun..."

Seonghwa bahkan mulai tak menggunakan kata lo-gue seperti biasanya.

"Jaehyun?" Yunho mendengarnya perlu memproses sebentar, sebelum teringat. "Loh? Jaehyun bekas temennya Younghoon?"

Seonghwa menggigit bibir bawahnya sembari mengangguk. Itu membuat Yunho menahan napas sejenak, dan mengangguk setelah mampu menerimanya.

"Lalu? Pas latihan tadi? Kenapa?"

"Jaehyun minta aku... tidur lagi sama dia... kamis nanti. Aku bilang gak bisa, karena Ovu tampil, aku harus di sana." lanjut Seonghwa. Itu sebuah kejujuran. Matanya terpejam sejenak untuk menetralkan getaran panas di matanya. "Tapi justru dia bilang, dia mau dateng ke tempat Ovu tampil nanti. Minta kami nanti ngewe di kamar mandi selama Ovu tampil. Beres itu, dia mau ngobrol sama Younghoon."

"Hah?" Yunho menarik tangan dari atas paha Seonghwa, membuatnya mengepal karena marah. "Apa maunya dia? Terus, urusannya sama Hongjoong apa?"

"Aku tolak yang Jaehyun mau..." cicit Seonghwa, yang kini tertunduk, dan dirinya yang justru meremas celananya sendiri. "Jaehyun bilang bakal kasih tahu ini semua ke Younghoon nanti. Dan... d-dan aku panik... aku gak ada pilihan, aku minta Hongjoong antar aku pulang."

Di titik itu, Seonghwa sulit untuk mengatakan bahwa Hongjoong tahu tentang ini. Bahkan jelasnya, Hongjoong yang selalu melindunginya selama ini. Jadi Seonghwa melewati fakta tersebut, beralih pada titik terparahnya.

"Aku panik saat Younghoon datang... jadi... aku milih untuk korbanin Hongjoong... agar... Ovu gak tampil kamis nanti. Agar... Younghoon sudah terlalu fokus dengan Hongjoong..."

Belum Yunho membalas dalam rasa terkejutnya, Seonghwa langsung menatapnya cepat, diiringi dengan airmatanya yang jatuh.

"Aku minta maaf. Aku juga sayang Ovu tapi aku panik, aku gak tau harus gimana tadi." Seonghwa menatapnya dengan wajah penuh rasa bersalah. "Aku berencana perbaiki besok tapi seenggaknya aku butuh waktu. Besok, aku cuma butuh ketemu Jaehyun dulu..."

✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang