Octagon - 42 : Mencari Jalan Keluar

383 47 6
                                    

"Hongjoong, salah gak, kalau sekarang aku suka sama... Pak Dion?"

Kala itu, Hongjoong yang tengah sibuk dengan pulpen dan secarik kertasnya, untuk membuat lirik lagu terbarunya, mengangkat wajah. Arah pandangannya langsung diarahkan menuju Seonghwa, yang duduk di hadapannya, menatap dengan malu-malu.

Selagi Hongjoong tak habis pikir, karena seminggu lalu, Seonghwa baru mendapatkan penolakan yang tak terhitung dari murid-murid sekolah mereka.

Namun sekarang...

"Pak Dion? Guru olahraga kita?"

Seonghwa mengangguk malu-malu.

Tentu saja Hongjoong menggelengkan kepalanya secara cepat.

"Umur kamu sama Pak Dion aja bedanya tiga belas tahun."

Terlebih...

"Aku selama ini ngerasa semua orang masih terlalu muda buat ngerti tentang orientasi seksual mereka. Makanya aku selalu dapat penolakan, dengan omongan-omongan kasar, ngatain aku gay yang hina, dan segala macam." ucap Seonghwa, mencoba menjelaskan maksudnya. "Tapi — "

"Aku tau Pak Dion masih single, tapi memang beliau gay?"

Seonghwa mengedik, antara rasa percaya diri dan keraguan. "Setiap pelajaran olahraga, Pak Dion sering kayak kasih sinyal."

"Sejak kapan?"

"Tiga minggu lalu." jawab Seonghwa dengan santai. "Tiga minggu lalu itu sejak kamu dan teman-teman kamu jadi akrab sama Pak Dion, kan?"

Hongjoong ingat.

Sangat ingat, itu terjadi, lantaran Moonbin tengah menyiksa salah seorang murid yang mencari perkelahian dengannya. Jadi saat itu, Moonbin menyiksanya dengan mencekokinya minuman keras, di daerah belakang sekolah, ditemani dengan Kini, Byounggon dan juga dirinya sendiri. Ketika mereka ikut menikmati, Pak Dion yang entah darimana memergoki mereka.

Ke-empatnya sudah berpikir akan mati di sana.

Terlebih Hongjoong, dengan topeng anak teladannya.

Namun yang terjadi justru, beliau bilang akan merahasiakannya.

Sejak itu mereka berempat menjadi dekat, untuk memastikan. Dan tak ada yang terjadi, selain hubungan antara murid dan guru olahraga, yang bahkan itu menjadi keuntungan untuk tiga temannya yang lain, karena mereka lebih menekuni bidang tersebut daripada Hongjoong.

Jadi...

"Ya, sih, tapi... memang sinyal kayak gimana?"

"Mm..." Seonghwa berusaha mengingatnya, dengan melirik langit-langit, sebelum berseru. "Misalnya bilang aku cantik? Pak Dion juga jadi lembut banget ke aku. Kan kamu tau, aku agak buruk di olahraga."

Hongjoong mengangguk, memainkan pulpen diantara jemarinya. "Tapi apa gak kejauhan, hm?"

"Umur?"

Kembali, Hongjoong dengan anggukannya.

Seonghwa pun menarik napas panjang sembari melipat kedua lengannya di atas meja. Menumpukan dagu setelahnya, sambil menatap Hongjoong dengan mengerucutkan bibir. "Aku capek pulang ke rumah buat nangis. Aku tau orang yang lebih dewasa gak akan kayak gitu."

Hari Jumat pun tiba.

Seluruhnya bangun, rata-rata pukul delapan pagi. Sangat mepet dengan jadwal untuk The Overload berangkat jam sembilan nanti sebenarnya. Tapi bisa dimaklumi, lantaran mereka berlatih sampai pukul tiga pagi semalam.

✔️ OCTAGON (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang