Bab satu

256 19 26
                                    

Apa kabar hari ini?
Senang tidak dapat banyak kabar dari tujuh bujang? Walaupun harus LDR'an lagi sama ayank beb J.M

tapi si Abang malah nge-spam postingan seakan ngasih tahu masih ada dia di sini 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tapi si Abang malah nge-spam postingan seakan ngasih tahu masih ada dia di sini 😁

tapi si Abang malah nge-spam postingan seakan ngasih tahu masih ada dia di sini 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Jimin.

Awal musim dingin. 

Di akhir hari. 

Waktu yang tepat untuk cahaya. 

Di musim dingin, golden hour berlangsung lebih lama. Menghasilkan foto yang lebih baik, jika kau peduli dengan hal semacam itu. Aku tidak pernah tertarik dengan foto. Tidak cukup interpretasi taktil antara artis dan subjek. Satu klik rana, beberapa penyesuaian di Photoshop — aku hampir tidak dapat menemukan sesuatu yang menggugah di dalamnya.

Mata pelajaran, bagaimanapun. Apa pun bisa menjadi subjek foto, atau lukisan. Ambil contoh blok kota ini, misalnya. Siapa pun yang memperhatikan akan melihat sudut cahaya hangat yang mencapai trotoar dari gang yang akan datang. Sentuhan lembut dari bayangan yang semakin dalam. 

Dingin datang lebih awal tahun ini, tapi bukan salju. Daun-daun yang rapuh menempel pada potongan-potongan beton. Matahari mengambil dan memilih dari sekam yang mati, memberikan kemilau pada yang beruntung. Awan tipis menarik langit lebih dekat ke gedung, bagian bawahnya berkilau emas oleh matahari. Pencakar langit dengan punggung lurus mengganggu lekukan di kejauhan.

Aku tidak peduli dengan jarak itu. Seberapa jauh jalan itu membentang hingga mencapai tengah Daegok, di mana gedung-gedung itu menahan lebih banyak langit. Jarak yang menjadi perhatian ku sekarang adalah jumlah blok ke tujuan ku.

Enam blok.

Cahaya tetap menempel pada semburan kaca yang pecah di jalan. Di sisi lain jalan, sepasang remaja dengan mantel bengkak dengan celana panjang seragam sekolah yang megah di bawahnya mengarah ke kerusakan. 

Lalu lintas lancar beberapa inci di sekitar pecahan. Sebuah taksi kusam melaju melewati pembukaan gang. Warnanya dihidupkan untuk bernafas. Lalu — kembali ke bayangan. Jika ini sebuah lukisan, ini akan menjadi momen untuk diabadikan. Segala sesuatu dalam adegan kecil ini sedang dalam perjalanan dari gelap ke lebih gelap. 

The CollectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang