Saat itu Taeil dan Doyoung sedang ada di luar, lebih tepatnya di sebuah cafe dan Doyoung sedang ada di kasir saat itu untuk memesan sesuatu.
Taeil sendiri menunggu di meja yang memang dekat dengan jendela, Doyoung memesan makanan manis sebagai cemilan.
Tiba-tiba Doyoung tak sengaja bertemu teman kampusnya, mereka berbicara biasa namun itu membuat Taeil cemburu.
Akhirnya Doyoung kembali dan melihat wajah Taeil yang sedikit di tekuk, mata tajamnya terlihat saat itu tapi Doyoung tak takut.
" Kamu kenapa?? kok gitu?? " tanya Doyoung yang bingung dengan ekspresi wajah pout.
" Dia tadi siapa? " tanya Taeil lagi namun dengan tenang.
" Dia temen aku doang Taee, cuman teman kampus " balas Doyoung yang menatap Taeil.
" Oh " ujar Taeil dengan singkat.
Tak lama makanan yang dipesan Doyoung datang, Doyoung tak tahu harus apa saat itu agar Taeil tak merah lagi.
Dia tau jika Taeil cemburu, entah mengapa Taeil selalu cemburu jika bertemu orang yang dikenal seperti temannya.
" Jangan gitu yaa? " kata Doyoung yang memainkan tangan Taeil dengan jarinya saat itu.
" Iya " jawab Taeil dengan singkat.
Doyoung membisikkan sesuatu yang membuat Taeil tak marah lagi padanya, namun tetap saja dia masih tak bisa melupakannya.
" Jadi jangan marah oke? " ujar Doyoung sambil tersenyum kepada Taeil.
" Iya-iya " lanjut Taeil yang menatap Doyoung saat itu.
Hingga satu jam pun berlalu, mereka belum pulang ke rumah karena Doyoung masih meminta untuk pergi ke suatu tempat.
Taeil menurutinya dan mereka pergi ke tempat Doyoung inginkan, hari itu menjadi hari yang sangat seru bagi Doyoung.
Mereka disana hingga dua jam lebih, mereka memutuskan pulang dan Doyoung tertidur karena kelelahan, benar-benar tertidur pulas.
Taeil menyadari bahwa Doyoung tertidur saat itu, dia menaikkan gas mobil itu agar sampai ke rumah dengan cepat.
Hari itu menjadi hari yang benar-benar manis sekali lagi untuk Taeil, entah mengapa dia tak ingin jauh dari Doyoung belakangan ini.
Senyum Doyoung selalu membuat hari-harinya menjadi menyenangkan, perkataannya yang kadang manis, bawel, marah atau apapun itu.
Taeil menyukainya tapi jujur saja ketika dia disuruh mengucapkan i love you secara tiba-tiba, dia tak bisa mengatakannya secara langsung.
Baginya tak mudah menyimpulkan seorang Doyoung, dan itupun tak cukup beberapa kata untuk mengatakan Doyoung berharga baginya.
Doyoung menggandeng tangan Taeil, mereka juga selalu menjadi pusat perhatian ketika di luar rumah, namun mereka berdua tak mempermasalahkannya.
Taeil dulunya seorang pria yang enggan mendekati wanita, dia juga di kenal sebagai kutu buku saat menjadi mahasiswa.
Hal itu yang membuatnya dia tak mengerti apa itu cinta dulunya, dia tak memahami itu semua karena dia hanya fokus akan pelajaran.
Hingga pada akhirnya dia di jodohkan dengan Doyoung membuat hidupnya berubah, Taeil belajar akan hal itu.
Harinya selalu cerita ketika melihat Doyoung, dia selalu merindukan suara Doyoung ketika dia sedang di luar.
" Tae?? mau es krim?? " tawar Doyoung yang mengambil sesendok es krim rasa vanilla dan coklat.
" Boleh " jawab Taeil yang mendengarnya.
Doyoung menyuapinya dan Taeil tersenyum saat melihat Doyoung saat itu, Doyoung membalasnya membuat Taeil tertawa.
" Habis ini boleh beli roti kan? " tanya Doyoung kepada Taeil.
" Iya, everything for u " lanjut Taeil yang menatapnya.
Mereka pun pergi untuk beli roti yang Doyoung inginkan, dan Doyoung juga tak membeli banyak karena dia hanya menginginkan beberapa saja.
Doyoung senang dan tangan mereka tak lepas sedari tadi kecuali Doyoung menyuapinya, hingga mereka pulang dan Taeil mengganti bajunya.
Doyoung tak sengaja masuk ke kamar mereka dan melihat Taeil sedang tak memakai baju, membuatnya langsung menutup mata.
" I-ishh Taee! kalau ganti baju pintunya di kunci " kata Doyoung yang memejamkan matanya saat itu.
" Udah jangan gitu, biasa saja " lanjut Taeil yang melihatnya dari cermin.
Taeil menarik tangan Doyoung dan langsung memeluknya erat, Doyoung kaget saat itu yang membuat dia membuka matanya.
Matanya langsung tertuju ke area dada dan perut Taeil, dia membiarkan Taeil memeluknya karena itu janjinya tadi.
Taeil menggendongnya dan membawanya ke tempat tidur, dia sengaja tak memakai bajunya karena tau jika Doyoung akan mengelus itu.
Memang benar Doyoung mengelusnya dengan lembut, dia mengelus dari dada hingga perutnya yang berbentuk kotak-kotak saat itu.
Mereka duduk di kasur dan dengan cepat Taeil langsung menindih badan Doyoung saat itu juga, tangan Doyoung memegang bahu Taeil.
Taeil mendekatkan wajahnya ke depan wajah Doyoung saat itu, seru nafas dan wangi parfum mereka terasa dan terdengar satu sama lain.
Perlahan-lahan Taeil mencium bibir Doyoung dengan lembut membuat Doyoung menutup matanya saat Taeil menciumnya.
Taeil melumat bibir Doyoung dengan lembut saat itu, Doyoung juga membalas lumatannya dengan tenang.
Pada akhirnya Taeil melepaskan lumatannya dan melihat Doyoung yang mengambil nafas banyak-banyak meskipun wajahnya tak merah semu.
" Your lips always be sweet " ucap Taeil yang menangkup pipi gembul Doyoung.
" Hehe jugaan aku tadi habis makan yang manis " cengir Doyoung yang mendengar itu.
" Always be mine ok? " tanya Taeil dengan lembut yang membuat mereka sedang melakukan perjanjian.
" Tenang aja, i'm always be your mine " balas Doyoung yang tersenyum kepadanya.
Taeil mencubit pipi Doyoung tak terlalu kuat, namun Doyoung kesakitan karena hal itu saja dan memberontak supaya Taeil melepaskannya.
" Taee!! lepasin, ini sakitt " decak Doyoung yang kesakitan karena di cubit Taeil.
Taeil pun melepaskannya dan melihat Doyoung yang sedang menggosok pipinya, pipi Doyoung menjadi merah karena cubitan tadi.
'' Liat nih jadi merah kan?! " bentak Doyoung yang tak sengaja melihat dirinya di cermin.
" Maaf deh, tapi pipi kamu gembul " lanjut Taeil dengan tawanya itu.
" Tapi ini sakit Taee " balas Doyoung dengan gemas membuat Taeil mengalihkan pandangannya.
Benar, dia sedang salah tingkah karena itu saja dan dia juga menganggap bahwa Doyoung itu bidadari yang lucu tapi bawel.
" Bawel banget, nanti juga sembuh sendiri " ujar Taeil yang kini berdiri di hadapan Doyoung.
Doyoung meneguk ludahnya dengan kasar, badan Taeil menjadi benar-benar kekar saat dia berdiri dan perutnya terlihat dengan jelas.
Doyoung sendiri tak kuat untuk melihatnya, dia hanya bisa pasrah dengan mencoba menutup matanya secara perlahan-lahan.
" Maaf ya? ayo tidur, saya lumayan lelah " ajak Taeil yang menarik tangan Doyoung.
Mereka kembali lagi ke kasur, Doyoung masih saja seperti tadi apalagi saat Taeil memeluknya dengan erat.
Kepala Doyoung ada di bawah membuatnya bisa melihat perut Taeil secara dekat, namun makin lama dia mengantuk dan memilih tidur.
Taeil juga tidur pada akhirnya karena dia benar-benar lelah, tangannya mengelus punggung Doyoung dengan lembut saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Teen FictionINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...