Pagi itu Taeil yang bangun terlebih dahulu, dia melihat Doyoung yang masih pulas tertidur karena hal kemarin malam.
Kedua anaknya tak sekolah karena libur atau tanggal merah, mereka berdua juga baru bangun saat itu karena dibolehkan bangun telat jika libur.
Taeil bergegas mandi dan Doyoung tiba-tiba terbangun, dia melihat jika Taeil sudah tak ada di sebelahnya dan ketika dia ingin bergerak malah menjadi benar-benar kesakitan.
" A-AKHH... " teriaknya kuat yang benar-benar tak bisa duduk sedikit pun.
Taeil yang baru selesai mandi dan mengeringkan rambutnya yang basah, dia berjalan pelan menghampiri Doyoung.
" What's wrong? " tanya nya dengan sangat santai.
" PUNYA AKU SAKIT TAU GAK!! " decak Doyoung yang mengundang perhatian kedua anaknya itu.
Suara Doyoung lumayan terdengar hingga ruang tamu dan dapur, Winter dan Yangyang langsung menghampirinya.
" Bunaa?? buna kenapa?? " tanya Winter yang langsung membuka pintu kamar orang tua mereka.
Yangyang juga ikut masuk karena khawatir akan hal tadi, Taeil sendiri menjadi kesal dan akhirnya turun kebawah.
Doyoung, Winter dan Yangyang menjadi bercerita satu sama lain, berbeda dengan Taeil yang mendengar ada pertemuan antara ceo di salah satu tempat untuk malam nanti.
Dia di undang dan dia langsung kembali ke kamarnya, dia ingin membicarakan hal tadi tapi takut jika Doyoung semakin emosi.
Emang keliatannya jika Doyoung tidak emosi malahan sangat senang, tapi dia menjadi benar-benar datar sekali ketika melihat Taeil.
Dan anehnya Taeil juga menatapnya seperti itu, Yangyang sadar akan hal itu dan berniat mengajak Winter keluar dari sana.
" Win ayo keluar dari sini, buna sama daddy kyknya mau ngomong " bisik Yangyang dan Winter langsung menyetujuinya.
Akhirnya mereka berdua keluar dari sana setelah dibolehkan kepada Doyoung, Taeil menjadi duduk di sebelah Doyoung.
Mereka berdua ingin membicarakan satu sama lain tapi mereka juga yang saling buang muka waktu itu, apalagi Doyoung yang benar-benar tak ingin mengobrol dengan Taeil.
" Babe? " panggil Taeil yang membuat Doyoung menjawab tapi sangat singkat.
" Hm? " jawab Doyoung yang mendengarnya meskipun tak menatap Taeil.
Taeil sejujurnya seperti merasa bersalah, tetapi yang salah saat itu Doyoung bukan dirinya tetapi mengapa seperti Taeil yang bersalah?
" Lihat saya dulu " ucap Taeil yang membuat Doyoung dengan tatapan malas langsung menatapnya.
" Apa? " tanya Doyoung dengan tatapan malasnya itu.
" Listen Doy, I know if u get annoyed with me but the one who made the mistake is you but why do you make me like I'm the one who's wrong? " jelas Taeil panjang lebar waktu itu.
" Tapi kamu terlalu kasar as u know too " balas Doyoung yang tak lagi menatapnya.
Taeil menjadi duduk saat itu, sedangkan Doyoung yang masih tertidur namun membelakangi Taeil jadinya.
" Nanti malam saya ada pertemuan jadi saya akan mengajak Yangyang, tak apa kan? " tanya Taeil yang masih saja menatapnya.
" Hm gpp kok " jawab Doyoung dengan singkat dan jelas.
" C'mon babe jangan seperti itu, itu kesalahan mu sayang dan kamu tak menyadarinya? " tanya Taeil lagi yang benar-benar merasa aneh.
" I know if it's my fault tapi ga segini nya!! " bentak Doyoung yang membuat Taeil harus banyak bersabar.
" Baiklah saya meminta maaf akan hal itu, tetapi apakah kamu tak mau meminta maaf kepada saya juga? " tanya Taeil yang membuat Doyoung terdiam.
Di satu sisi dia ingin memaafkan Taeil tapi dia juga masih marah kepada Taeil, dia menjadi benar-benar bingung saat itu.
Taeil sendiri langsung memeluk badan Doyoung dengan erat, Doyoung sendiri bukannya tak ingin memberontak malah dia menginginkan pelukan itu sejujurnya.
" I just wanna hug u.. " cicit Taeil dengan pelan tetapi Doyoung dapat mendengarnya.
Taeil itu memeluknya dari belakang dan Doyoung pun membalikkan dirinya secara pelan-pelan lalu menghadap Taeil yang memeluknya dengan begitu erat.
" Iya aku juga minta maaf, aku tahu kalau aku juga salah " ujar Doyoung yang membiarkan Taeil memeluk badannya.
Taeil menegelamkan kepalanya di dada Doyoung saat itu dan Doyoung mengelus kepalanya dengan lembut yang membuat Taeil nyaman seketika.
" Tae? aku laper " kata Doyoung yang menatap Taeil hanya sebentar.
Taeil yang mendengarnya langsung bangun seketika, dia juga ingat jika istrinya itu belum sarapan dan akhirnya dia pergi ke bawah untuk mengambilnya.
Dan dia mengambil lumayan banyak saat itu, Winter yang melihat itu kepikiran akan dua hal sejujurnya yang mungkin agak aneh.
" Tumben daddy ngambilnya banyak, sepiring berdua atau memang mau kasih buna makan ya?? " tanya Winter dalam hati yang menebak-nebak.
Setelahnya Taeil langsung balik ke kamar mereka dan memang benar mereka makan sepiring berdua sambil mengobrol satu sama lain, Winter sudah mengajak Yangyang karena Yangyang juga melihat itu dan kepo ternyata.
Mereka berdua mengintip pelan-pelan dari pintu saat itu, memang seperti orang aneh saja tapi mereka juga ingin tahu saat itu.
" Cieelah sepiring berdua ternyata " ucap Winter yang mengkagetkan mereka berdua.
" Tumben sepiring berdua, dalam rangka apaan nih? " tanya Yangyang yang bertanya kepada Taeil.
Akhirnya mereka berkumpul disana tetapi sejujurnya Taeil itu memang mau makan sepiring berdua karena belum pernah dengan Doyoung, namun tak jadi karena Winter dan Yangyang.
" Yang? nanti ikut daddy ya? " tanya Taeil yang melihat Yangyang.
" Kemana dad? " tanya Yangyang yang membalas pertanyaan daddy nya itu.
" Nanti ada acara sekitar jam 8 malam dan kamu pakai baju formal " jelas Taeil yang menyuapi Doyoung.
Winter menjadi merasa agak bersalah jika dia menganggu kedua orang tuanya kali ini, seharusnya dia membiarkannya saja tadi.
" Oh oke " ujar Yangyang yang menyetujuinya.
Winter mendapatkan ide dan mengajak Yangyang keluar karena dia baru ingat jika dia memiliki tugas matematika dari gurunya.
" Bang ayo bantu aku, aku ga bisa soalnya! " ajak Winter yang menarik tangan Yangyang.
Mereka pun keluar dan Winter bilang jika itu hanya prank saja lalu menjelaskan segalanya, Yangyang juga menyadarinya tapi dia masih ingin mengobrol dengan Doyoung saat itu.
Akhirnya mereka melanjutkan makan bersama karena serapan itu belum habis sejujurnya, Doyoung juga pertama kalinya makan sepiring berdua dengan Taeil.
Mereka menjadi bercanda satu sama lain dan melupakan hal tadi sebenarnya, Taeil dan Doyoung juga telah memaafkan kesalahan mereka masing-masing.
" Babe? sudah kenyang? " tanya Taeil yang melihat Doyoung tak mau makan.
" Hu'um, aku kekenyangan " balas Doyoung yang menggeleng.
Akhirnya Taeil paham dan menyimpan piringnya, dia juga kekenyangan saat itu lalu menyimpan piringnya ke dapur.
Bertepatan dia melihat Winter berada di dapur saat itu, Winter yang melihatnya langsung tersenyum seperti orang aneh.
" Kiw yang makan sepiring berdua " ucap Winter yang membuat Taeil tertawa.
" Kan itu hal yang wajar Win, emang salah? " tanya Taeil yang melihatnya.
" Ngga kok tapi tumben banget, ada maunya pasti " tebak Winter yang membuat Taeil langsung memarahinya.
" Sembarangan aja, daddy ga minta apa-apa " ujar Taeil yang memilih pergi akhirnya.
Winter juga kesemsem kyk orang gila karena hal tadi, gimana enggak? orang tuanya baru pertama kali makan sepiring berdua saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Teen FictionINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...