- Salah Ternyata.

300 32 1
                                    

Maaf all baru bisa post skrng, soalnya tadi malam agak sibuk dan telat buatnya hehe.

Sehari setelah mereka bermain, Doyoung bisa berjalan memang kadang agak sakit sedikit saat itu dan malam itu sekitar jam 7 malam Doyoung meminta izin kepada Taeil.

" Tae! " panggilnya dengan kuat membuat Taeil langsung menoleh.

" Iya? " tanya Taeil yang mendengarnya.

" Aku boleh ke rumah Ten kan? " tanya Doyoung yang membuat Taeil memikirkannya sejenak.

" Yes, why not tapi mengapa harus malam-malam? " tanya Taeil yang menanyakan alasannya.

" Ada deh it's secret as u know, aku pergi yaa! jaga anak-anak! " ujar Doyoung akhirnya yang mengambil salah satu kunci mobil.

Taeil sedang berada di ruang tamu sambil bermain hp saat itu dan kedua anaknya tengah belajar di kamar masing-masing.

Doyoung pergi dengan kecepatan lambat awalnya tapi makin lama makin cepat, dia ke rumah Ten untuknya mengumpul bersama lainnya.

Ternyata sudah ada Winwin dan Taeyong juga saat itu, lalu mereka bercerita bersama tentang hal apapun itu.

" Eh suami kalian pada kemana? suami gue lagi keluar kota sih " ucap Ten yang menanyakan kepada ketiga temannya.

" Sama sih Ten, Jaehyun juga lagi di luar kota " balas Taeyong yang menjadi ikut sedih.

" Yuta sih nggak tapi yang pasti dia lagi kumpul sama temannya " lanjut Winwin saat itu.

" Taeil juga ngga malahan dia di rumah buat belakangan ini " ujar Doyoung akhirnya.

" Minum bir kaleng mau ga? seuntung bisa nih " tawar Taeyong yang mendapatkan ide.

" Nah pas gue ada beli lumayan banyak " jawab Ten yang langsung mengambil bir kaleng tersebut.

Akhirnya mereka lanjut mengobrol sambil bercerita satu sama lain, sejujurnya Doyoung dan Winwin tak terlalu mau meminumnya tapi mereka memilih mencoba.

Berbeda dengan Taeyong dan Ten yang bisa meminum itu secara banyak hingga tiga kaleng lebih, sedangkan Doyoung dan Winwin dua kaleng saja sudah agak pusing.

Mereka meminumnya hingga jam 11 malam, sejujurnya Doyoung ingin pulang tapi dia memilih cuci muka supaya terlihat segar.

Setelahnya mereka pulang dan untungnya Doyoung menjadi sedikit sadar setelah meminum tiga kaleng bir, dia pun membawa mobil itu pelan.

Sejujurnya Taeil juga merasa khawatir sejak tadi dan dia terus-menerus saja menelepon Doyoung, namun tetap tak ada jawaban.

Doyoung berhenti sejenak untuk melihat hpnya masih hidup atau tidak, dia melihat ada banyak sekali notifikasi dari Taeil.

" Astaga... " lirihnya seorang diri yang langsung membawa mobilnya dengan kencang saat itu.

Doyoung membawanya benar-benar cepat sekali, hampir semua mobil dia salip dengan kecepatannya itu dan banyak orang yang tertarik perhatiannya akan suara mobil yang dibawa Doyoung saat itu.

Dia semakin mempercepat karena takut jika Taeil marah, dia juga sadar jika dia pulang telat dan tak memberitahu kabar sedikit pun kepada Taeil.

Sesampainya di rumah, dia langsung keluar dari mobil dan mobil itu di masukkan ke dalam gerasi bawah tanah.

Baru dia membuka pintu, terlihat Taeil dengan wajahnya yang kesan datar saat itu dan hal itu membuatnya takut.

Hal itu juga mengingatkan dia akan masa lalunya yang dimana dia pernah di hajar oleh ayah dan ibunya karena pulang telat, padahal dia sudah mengatakan jika ada tugas kelompok saat itu.

Dia pun masuk perlahan-lahan dan berdiri tepat di depan Taeil, Taeil ingin sekali rasanya sikap acuh tak acuh tapi dia tak enak kepada Doyoung.

" Aku... " lirihnya yang langsung di potong oleh Taeil.

" Aku apa? " tanyanya dengan datar membuat Doyoung menjadi gugup.

" A-aku m-minta m-maaf... " lanjut Doyoung dengan nada pelan.

Taeil dapat mencium aroma bir saat itu, dia paham jika kelinci bawelnya itu telah meminum banyak sekali bir kaleng.

" Kamu habis meminum bir? " tanya Taeil yang membuat Doyoung terdiam.

Dia tak bisa berbohong saat itu, rasanya menjadi tak mungkin apalagi dia jujur, dan hal itu membuat Doyoung semakin takut.

" Answer my question. " sahut Taeil dengan tegas.

Doyoung semakin kaget dan langsung membuang wajahnya saat itu, dia takut bukan main saking takutnya dia gemetaran.

" I-iya.. " lirih Doyoung yang menunduk saja sedari tadi.

Taeil yang mendengarnya langsung berdiri tepat di hadapan Doyoung, Doyoung yang sadar langsung menutup mata serapat-rapatnya.

Taeil yang melihatnya sadar jika kelinci kesayangannya itu ketakutan, dia menarik dagu Doyoung pelan dan menatapnya.

" Sejak kapan saya mengizinkan kamu meminum itu? " tanya Taeil yang membuat Doyoung mau tak mau harus menatapnya.

" G-ga ada... " lanjut Doyoung yang masih takut.

Taeil yang mendengarnya pun tersenyum, dia menatap Doyoung dengan penuh nafsu tapi Doyoung menganggapnya jika Taeil marah.

" Sepertinya saya harus menghukum mu, kelinci bawel. " bisik Taeil membuat Doyoung langsung meneguk ludahnya sendiri dengan cepat.

Taeil pun menahan kedua tangannya Doyoung dan menciumnya secara kasar, Doyoung tak bisa memberontak sama sekali saat itu.

Tangannya di tahan dan Taeil juga menciumnya secara kasar, pinggang Doyoung menjadi melenting ke atas dan Taeil pun menahan pinggangnya dengan satu tangannya.

Satu tangan menahan tangan kecil Doyoung dan satu lagi menahan pinggang Doyoung, air ludah Doyoung berjatuhan di lantai dan Taeil langsung duduk lalu memangku Doyoung.

Taeil melahap Doyoung hingga berdarah, bukan luka kecil namun sedikit besar dan darahnya bercucuran di atas baju Taeil.

Taeil menyuruh Doyoung membuka bajunya dan Doyoung pun membukanya, Taeil langsung melahap habis seluruh dada Doyoung.

" U-udah... " ujar Doyoung yang meminta ampun kepada Taeil.

Dia tak kuat akan perlakuan Taeil yang terlalu kasar saat itu, Taeil benar-benar membuat hukuman yang sangat kasar kepada Doyoung.

Doyoung terus saja meminta ampun kepada Taeil, tetapi Taeil tak menanggapinya sama sekali karena dia kesal.

Dia juga memainkan permainan itu dengan sangat kasar di hole Doyoung, Doyoung hanya bisa meringis kesakitan kala itu.

Taeil benar-benar membuat hole nya berdarah bukan main, Winter dan Yangyang sudah tertidur dari beberapa jam yang lalu.

Jadi mereka bisa main di ruang tamu tanpa khawatir sedikit pun, para penjaga juga tak menjaga rumah mereka hanya menjaga bagian pagar rumah tersebut.

Badan Doyoung penuh dengan kemerahan, mulai dari pantatnya, leher, dada hingga bibir saat itu dan itu benar-benar merah sekali.

Semakin lama Doyoung menangis pelan-pelan karena terlalu sakit, tetapi Taeil langsung mencium dan melumat bibirnya dengan kasar.

Mereka melakukan itu selama berjam-jam dan sudah beberapa kali juga Doyoung keluar lalu membasahi lantai itu.

Taeil mengeluarkan miliknya di dalam hole Doyoung, mereka melakukannya hingga jam satu dini hari.

Setelahnya Doyoung di bawa Taeil ke kamar dan menidurkannya karena benar-benar kelelahan akan hal tadi, tetapi Taeil masih ingin menghukumnya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang