- Lengket.

3.9K 166 0
                                    

Pagi hari tiba, Doyoung terbangun karena ia merasa tubuhnya benar-benar lengket berbeda dengan Taeil yang masih tidur.

" Kak? badan Doy lengket semua dan badan Doy sakit semua.. " kata Doyoung dengan nada purau.

" Mau mandi atau bagaimana? " tanya Taeil balik kepadanya.

" Anterin aku ke kamar mandi, ini lengket semua karena semalam " jelas Doyoung kepada Taeil saat itu.

" Mau mandi bersama? " tanya Taeil yang membuat Doyoung meneguk ludahnya lagi secara kasar.

" Ga dulu deh, nanti makin sakit lagi " balas Doyoung kepada Taeil.

" Yasudah saya antar, jika butuh apa-apa panggil saja " ujar Taeil lalu mengangkat tubuh Doyoung dan meletakkannya di bathtub.

Taeil pun keluar dari sana dan melanjutkan pekerjaannya, Doyoung mandi dengan hati-hati agar badannya tidak sakit lagi.

" Kak? tolong dong " panggil Doyoung dari dalam kamar mandi.

Taeil pun menghampirinya dan membuka pintu kamar mandi itu, tanpa aba-aba Taeil langsung menggendongnya secara bridal style dan meletakkannya di kasur.

Doyoung pun duduk di kasur, untuk kali ini ia benar-benar kelelahan apalagi karena hal semalam yang membuat badannya sakit semua dan pinggangnya hampir patah.

Doyoung pun tertidur sambil menggunakan selimut, Taeil menyiapkan sarapan ringan untuk Doyoung dan meninggalkan sebuah note kecil di sana.

Taeil pergi ke kantornya untuk kali ini, pada hari ini jadwalnya benar-benar padat karena banyaknya meeting, bertemu dengan client dan sebagainya.

Isi note dari Taeil = " hai? ini sarapan buat kamu, maaf jika saya meninggalkan kamu di rumah untuk kali ini tapi tenang saya sudah izinkan kamu dengan dosen mu dan call atau chat saya jika kamu butuh sesuatu. "

Doyoung benar-benar tertidur pulas dan terbangun di jam 11.25, ia melihat ke samping dan menemukan sarapan ringan dan segelas susu putih yang Taeil siapkan.

Doyoung membaca note itu dan hatinya lega karena Taeil sudah mengizinkannya kepada dosennya kali ini.

Doyoung pun memakan semuanya tak lupa meminum susu itu sambil membuka sosmed di hpnya, dia juga butuh info baru dari kampus atau pun luar kampus.

Terkadang Doyoung merasa jenuh di dalam kamar saja namun ia ingat bahwa ia kesulitan jalan karena hal semalam, jadi mau tak mau ia harus berada di kamar itu saja.

Doyoung ingin mengirim pesan ke Taeil namun ia takut hal itu akan menggangunya apalagi, tak lama hujan datang dan Doyoung senang karena bisa melihat hujan dari jendela.

Namun hal yang tidak ia sukai datang,  ada petir di hujan saat itu dan Doyoung benar-benar membenci hal itu, ia setakut itu hingga bersembunyi di balik selimut.

Taeil pun pulang sebentar untuk istirahat di rumah karena ia ingat ada Doyoung di rumah dan juga hujan serta ada petir makannya Taeil langsung bergegas pulang kerumahnya.

" Kamu takut? sini peluk. " kata Taeil dari belakang.

Tanpa ada jawaban dari Doyoung, ia langsung memeluknya dengan erat dan mencoba bersembunyi di balik badan Taeil kala itu karena suara gemuruh petir yang lumayan keras kala itu.

Taeil memeluknya dengan erat dan berusaha membuat Doyoung tenang karena Doyoung sudah pucat karena hal itu saja.

" Tenang sayang, saya disini dan saya ga kemana-mana " bisik Taeil di telinga Doyoung.

" Iya.. " balas Doyoung yang berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.

Mereka tertidur pulas dalam pelukan itu, apalagi Doyoung yang benar-benar tertidur pulas karena hal tadi.

Besok paginya Doyoung terbangun dengan kepala yang sedikit pusing, udara juga menjadi dingin karena hujan deras.

Ia mengira petir tidak ada, namun itu ada. Saat petir itu menyambar ia langsung berbalik ke kasur dan menutup dirinya dengan selimut.

Taeil merasakan kehadiran seseorang di kasur itu sejenak, ternyata itu Doyoung yang membelakangi tubuhnya sambil menutup telinga dengan jarinya.

" Sini peluk, jangan belakangi saya. " ucap Taeil pelan di dekat Doyoung.

Tanpa ada jawaban Doyoung langsung memeluknya erat, ia tak peduli akan nafasnya yang habis untuk saat ini ia tak bisa berfikir jernih karena ketakutan itu saja.

" Sudah-sudah jangan takut, saya disini sayang. " ujar Taeil sambil mengelus kepala Doyoung pelan.

Doyoung tak bisa menjawab apapun karena ia masih merasa takut, Taeil tau akan hal itu dan ia langsung mengecup kepala Doyoung lembut.

Doyoung sudah agak tenang setelah petir tidak menyambar namun hujan masih saja turun dengan deras yang kadang membuatnya enggan untuk turun dari kasur.

" Tae?? temenin aku ke bawah yuk, aku takut... " kata Doyoung dengan pelan.

" Yaudah ayo " jawab Taeil singkat.

Mereka berdua pun pakai baju masing-masing, Taeil menggendong Doyoung dengan bridal style. Setelah mereka di bawah ternyata Doyoung hanya ingin membuat sarapan saja.

" Sudah atau belum? saya hanya ingin kerja di rumah saja dan seperti hujan akan lama berhenti " tebak Taeil yang sambil menatap ke arah Jendela dari gorden.

" Sebentar! aku belum siap Tae!! " tegas Doyoung saat itu yang membuat Taeil menatap ke arahnya.

Awalnya Doyoung takut karena hal tadi, ia mengira bahwa dia salah mengucap makannya Taeil menatap ke arahnya.

" Hm iya-iya akan saya tunggu " balas Taeil dengan santai.

Akhirnya sarapannya jadi meskipun hanya roti bakar, selai kacang dan dua teh hangat yang tersisa. Mereka berjalan dan Taeil membantu membawakan sarapan itu karena sudah disiapkan dalam nampan.

Mereka pun makan di meja yang ada di kamar sambil berbincang-bincang agar Doyoung tidak merasa takut lagi, setelah habis Taeil langsung bekerja sambil ditemani Doyoung yang memainkan hpnya.

" Tumben ga online class, lagi izin? " tanya Taeil singkat tanpa melihat ke arah Doyoung.

" Ngga dosennya lagi tugas di luar kota, terus pelajarannya di liburkan " jawab Doyoung yang melihat Taeil sedang serius mengerjakan berkas'nya kantornya.

Doyoung bingung mau ngapain, ia tak ingin menggangu Taeil yang sedang sibuk bekerja. Doyoung juga sudah menyelesaikan tugas onlinenya kemarin dan akhirnya ia memilih membaca buku secara online dengan headset miliknya.

Ia menyetel lagu lalu membaca buku itu, Doyoung adalah tipe orang yang selalu mencocokkan lagu dengan situasi dalam buku itu, termasuk komedi sekali pun.

Hingga dua jam berlalu, hujan belum juga berhenti sedangkan Taeil sudah menyelesaikan semua pekerjaannya berbeda dengan Doyoung yang masih terlarut dalam dunianya itu.

Taeil menghampirinya dan duduk di sebelahnya, ia baru menyadari bahwa Doyoung menggunakan headset. Ia pun mengambil sebelah headset yang di pakai Doyoung secara pelan-pelan dan memasangnya di telinga kirinya.

" Baca buku apa sih? sampai seasik itu? " tanya Taeil yang membuat Doyoung terkejut.

" As-.. Tae... aku terkejut tau, lain kali jangan gitu lagi deh " balas Doyoung dengan kesal.

" Sorry tapi kamu asik banget bacanya, emang baca buku apa? " tanya Taeil tanpa melihat kearahnya.

" Baca buku fiksi aja kok " ujar Doyoung yang jga tidak menatap ke arah Taeil.

Akhirnya mereka membaca buku itu bersama-sama, hingga di akhir atau ending yang membuat Doyoung menangis deras dan Taeil langsung mengelus kepalanya agar dia tak menangis lagi.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang