Beberapa hari kemudian Doyoung telah bisa jalan, dia sedang membuat sesuatu di dapur berbeda dengan Taeil yang masih bekerja di kantornya.
Winter dan Yangyang sedang bermain mengejar satu sama lain, Doyoung hanya bisa pasrah akan hal itu padahal dia sudah memperingatkannya untuk tidak lagi berlari.
Secara tak sengaja Winter jatuh di tangga dan lutut kakinya luka lalu menangis, Doyoung yang mendengarnya langsung menghampirinya.
" Cup-cup anak buna, tadi udah buna bilang jangan lari-lari dan sekarang salah siapa? " tanya Doyoung yang memangku Winter.
" C-calah i-inter.. " jawab Winter yang gugup dan masih menangis.
" Kamu juga Yangyang, lain kali jangan lari-lari ya? " lanjut Doyoung yang memperingatkan Yangyang.
" Maaf buna Yangyang tau, Yangyang yang salah " balas Yangyang meminta maaf kepada Doyoung.
" Ajak adik kamu duduk di ruang tamu, buna ambil obatnya dulu " ujar Doyoung yang memberikan Winter kepada Yangyang akhirnya.
Yangyang mengajak Winter ke ruang tamu, dan dia membantu Winter duduk karena luka di lutut itu terkadang membuat susah untuk berjalan.
Terkadang Winter sedikit meringis karena lukanya itu, wajah dan hidungnya menjadi merah serta air matanya terus bercucuran.
Yangyang mencoba membantu mengeringkan lukanya itu, tak lama Doyoung datang sambil membawa plaster dan betadine.
Doyoung langsung mengobati lutut Winter saat itu, sedangkan Yangyang masih menemaninya disana waktu itu.
Ternyata Taeil sudah pulang saat itu, dia berjalan ke arah Doyoung yang masih mengobati Winter itu.
" Babe? Winter kenapa? " tanya Taeil yang ikut berdiri di sebelah Doyoung.
" Kakinya tadi luka gara main tadi, jadi aku obatin " jelas Doyoung yang masih membersihkan luka itu.
Taeil yang paham akan hal itu langsung memangku Winter dan mendiamkannya, dia tahu jika Winter itu masih nangis.
Sedangkan Yangyang juga ikut khawatir karena itu saja, Taeil menyadarinya dan mengelus kepala Yangyang dengan lembut.
" Udah bang, kamu ga salah tapi kalian berdua tak hati-hati ketika bermain " ucap Taeil yang tersenyum menatap Yangyang.
Yangyang sendiri hanya bisa mengangguk dan mencoba menenangkan Winter yang masih menangis tadi.
Gara-gara luka itu Winter menjadi tertidur di pangkuan Taeil, untungnya luka itu sudah selesai di obati dan di berikan plaster.
Taeil menggendong Winter dan sekalian mengajak Yangyang untuk menjaga adiknya atau ikut tidur bersama tidur siang.
" Yang? kamu pilih jaga adik kamu atau tidur siang? " tanya Taeil yang kepada Yangyang.
" Tidur siang " jawab Yangyang dengan cepat.
Akhirnya Taeil menidurkan Yangyang setelah meletakkan Winter di kasur secara pelan-pelan supaya tak terbangun.
Hingga 15 menit berlalu, Yangyang pun tertidur dan Taeil kembali ke kamarnya untuk mengganti baju. Ternyata Doyoung ada di kamar saat itu.
Dan tas kerja Taeil sudah ada di tempat biasanya, Taeil baru membuka bajunya dan memeluk Doyoung dengan erat dari belakang.
" Tae, pakai baju dulu baru peluk " kata Doyoung yang merasakannya.
" Maaf untuk itu babe, tapi saya kangen di peluk kamu " balas Taeil yang meletakkan kepalanya di bahu kecil Doyoung.
" Lain kali jangan gitu ya? semisal ada anak kita yang ngelihat jadi ga bagus " ujar Doyoung akhirnya yang membuat Taeil menganggukkan kepalanya kecil.
Taeil masih saja memeluknya dan Doyoung langsung berbalik badan saat itu, dia memeluk badan Taeil dengan erat secara berhadapan.
Hingga bagian perut Doyoung terlihat dan dengan cepat Taeil menutupinya, dia bertanya akan hal itu kepada Doyoung.
" Sayang? mengapa memakai baju seperti ini? " tanya Taeil yang menatapnya.
" Eumm aku ga tau mau makai apa, jadi aku makai ini deh " jawab Doyoung dengan wajah gemasnya itu.
Taeil terkekeh melihatnya, menurutnya Doyoung itu selalu gemas, kapanpun, dimanapun dan tak sadar waktu terkadang.
" Udah-udah ih, btw aku boleh minta sesuatu ga? " tanya Doyoung yang meminta izin kepada Taeil.
" Sure, what do u want? " jelas Taeil balik yang melepaskan pelukan itu.
" Aku mau beli skincare pakai atm kamu, boleh kan? " tanya Doyoung balik kepadanya.
" Of course babe, everything for u, bebas mau pakai kartu mana aja, blackcard juga tak masalah " lanjut Taeil yang menghampirinya.
" Beneran?! makasih ya " ujar Doyoung yang mencium pipi Taeil akhirnya.
Taeil hanya bisa tersenyum saat itu, dia tak masalah jika uang nya habis karena uang masih bisa di cari namun seseorang mirip Doyoung tak bisa di cari kedua kalinya.
" Everything for u babe, saya tak membatasinya " ujar Taeil tiba-tiba membuat senyum Doyoung merekah saat itu.
" Iya dan makasih ya udah bolehin " balas Doyoung yang masih tersenyum.
" My pleasure sayang " kata Taeil akhirnya.
Mereka memilih tidur sambil bercerita dan seperti biasa Doyoung akan selalu bercerita banyak hal dibanding Taeil.
" Kamu cape? kerjaan kamu ga banyak-banyak banget kan? " tanya Doyoung yang mengelus kepala Taeil.
" I'm tired but with u, tiredness goes away easily " jawab Taeil yang memeluknya dengan erat.
Dari cara bicara Taeil, Doyoung langsung mengelus kepala Taeil dengan lembut, Taeil benar-benar memeluk Doyoung dengan erat.
Jujur saja rasa lelahnya itu hilang dalam sekejap ketika bersama Doyoung, senyum manisnya itu yang membuat rasa lelahnya pergi begitu saja.
" Bobo ya? aku tau kamu cape banget " bisik Doyoung yang masih mengelus kepala Taeil.
" Iya babe " jawab Taeil akhirnya tidur dalam pelukan hangat dari Doyoung.
Doyoung hanya bisa menghembuskan nafas berat, dia memeluk kepala Taeil dengan erat, selama ini Taeil telah menanggung semuanya tanpa bercerita sedikit pun kepada Doyoung.
Dia meletakkan dagunya tepat di atas kepala Taeil, Taeil sendiri masih memeluk badan Doyoung dengan erat seakan-akan tak ingin melepaskannya.
" Lain kali cerita Tae kalau ada yang bikin kamu ga enak, jangan di pendam, aku ada disini dan ada buat kamu " ujar Doyoung yang menjadi tersenyum.
Taeil terbangun karena hal itu, dia menarik badan Doyoung dengan pelan dan mereka berdua menjadi tatapan satu sama lain.
" Bukannya saya yang tak mau menceritakan segalanya sayang, tapi saya yang tak ingin kehilangan senyum, ceria, bawel dan segalanya dari mu sayangku " jelas Taeil yang menatapnya dengan dalam.
Doyoung terdiam mendengarnya, dia menjadi tersentuh karena itu saja, tiba-tiba saja air matanya keluar dan Taeil langsung menghapusnya.
" Maafkan saya yang tak pernah bercerita tentang apapun " ujar Taeil akhirnya.
" Iya gpp kok tapi lain kali jangan gitu ya? " lanjut Doyoung dengan lembut.
Taeil hanya bisa tersenyum sebagai jawabannya, sungguh dia tak ingin kehilangan apapun dari Doyoung jika dia menceritakan keluh kesahnya.
Doyoung masih menangis pelan, Taeil memeluknya dengan erat dan Doyoung menangis di leher Taeil saat itu.
" Sudah ya? sekarang tidur saja, tak ada gunanya kamu menangis sayang " ucap Taeil yang mengelus kepala Doyoung kali ini.
Tak lama Doyoung tertidur, Taeil juga ikut tertidur karena kelelahan sebenarnya, kerjaan kantornya benar-benar banyak makannya dia bilang kalau dia tak ingin menceritakan apa yang dia rasakan kepada Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Fiksi RemajaINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...