- Sorry Babe.

339 29 1
                                    

Malam itu mereka pergi berjalan-jalan, Doyoung menyukai kota London ketika malam karena benar-benar indah.

Dia benar-benar senang sedangkan Taeil tertawa kecil ketika melihatnya, Winter juga senang saat itu apalagi Yangyang.

Taeil selalu berjalan tepat di belakang mereka bertiga, dia hanya ingin mereka bertiga aman saja makannya berjalan dibelakang.

Saat berjalan Doyoung melihat salah satu toko buku yang masih buka, dia ingin masuk ke sana tapi takutnya anak-anaknya masih ingin bermain.

" Tae? aku pengen kesana tapi takut mereka ga mau " bisik Doyoung dengan pelan.

Taeil mendengarnya dan tersenyum melihatnya, Doyoung benar-benar ingin masuk kesana karena dia mengincar beberapa buku yang hanya ada di luar negeri.

" Baiklah kamu masuk saja, saya akan menelepon suruhan " balas Taeil yang langsung mengambil hpnya.

" Buat apa? " lanjut Doyoung yang menahan tangan Taeil.

" Apa kamu tak mau quality time dengan saya? saya ingin berjalan bersama mu saja seperti waktu itu " jelas Taeil yang membuat Doyoung sedikit bingung.

" Suruh bawahan kamu bawa mereka ke tempat bermain aja, jangan di rumah takutnya mereka nyariin kita berdua " ujar Doyoung akhirnya menyetujui itu.

Jugaan dia sudah lama tak jalan berdua bersama Taeil dan udara disana cukup dingin kala itu, Taeil menelepon bawahannya untuk menjemput anaknya itu.

Tak lama para bawahannya datang dan membawa kedua anaknya itu, Taeil mengingatkan sesuatu membuat para bawahannya itu takut.

" Jangan ada laporan tentang mereka nangis. " ucapnya dengan datar.

Semua bawahannya itu hormat akan perintahnya dan pergi, Taeil pun masuk ke toko buku itu dan melihat Doyoung yang tengah melompat kecil.

" Panggil saya jika kesulitan babe " bisik Taeil yang berada tepat di sampingnya.

Doyoung kaget sebenarnya namun akhirnya dia menyuruh Taeil untuk mengambil salah satu buku yang dia inginkan.

Setelahnya Taeil pun memberikan buku itu dan dia juga membaca salah satu buku yang menarik perhatiannya, Doyoung sendiri memilih melihat buku fiksi tapi tidak dengan Taeil yang memilih buku non-fiksi.

" Tae.. " lirih Doyoung yang menunduk.

Lantas Taeil langsung melihatnya, kelinci manisnya murung tiba-tiba yang membuat dia juga menjadi khawatir.

" What's wrong with u babe? " tanya Taeil yang menunduk sedikit.

Doyoung menunjukkan dua buku yang ingin dia beli dan Taeil hanya bisa tersenyum tipis melihatnya, kali ini dia harus banyak bersabar.

" Kalau kamu mau keduanya ambil saja " ucap Taeil dengan tenang.

" Seriusan?! " pekik Doyoung yang tak percaya.

Taeil menganggukkan kepalanya seakan-akan itu jawaban dari pertanyaan Doyoung tadi, Doyoung senang dan dia langsung membawanya ke kasir sedangkan Taeil tak membeli apapun.

Mereka keluar dari sana dan tepat disebelahnya ada cafe, Doyoung sebenarnya lapar tapi tidak tahu akan Taeil yang lapar atau tidak.

" Bubb? kamu lapar? " tanya Doyoung yang membuat Taeil merasa aneh.

" Bubb? kamu mendapat kata itu dari mana? " tanya Taeil balik yang membuat Doyoung nyengir.

" Dari buku yang aku beli, kayanya panggil kamu bubb bagus deh " jelas Doyoung yang tersenyum.

" Menurut saya lebih baik kamu memanggil saya daddy saja " saran Taeil saat itu.

" Ihh! kamu mikir apaan coba, ngga ah! " tolak Doyoung dengan cepat.

Hal itu membuat Taeil tertawa, dia mengelus kepala kelincinya itu dan mereka akhirnya tak jadi ke cafe itu lalu melanjutkan jalan bersama.

" Tae! ayo beli makanan :( " rengek Doyoung yang benar-benar kelaparan.

" Ok, what do u want? " tanya Taeil yang mendengarnya.

" Mau makanan yang manis.. " lirih Doyoung pelan.

" Jangan Doy ini sudah malam " balas Taeil yang melarangnya.

" Pleasee :( nanti aku kasih hadiah kalau kamu bolehin " lanjut Doyoung yang memainkan tangan Taeil.

Akhirnya Taeil membolehkannya daripada kelinci kesayangannya itu menjadi kesal nantinya, Doyoung kesenangan dan akhirnya Doyoung membeli permen.

" Jangan banyak-banyak Doy, ini sudah malam " kata Taeil yang khawatir jika Doyoung mengambil banyak-banyak.

" Iya-iya sayang " bisik Doyoung yang membuat Taeil tertawa lagi.

Kali ini mereka salah tingkah dan setelah itu selesai, mereka langsung pulang ke rumah dan ternyata anak-anaknya sudah di rumah dan tidur duluan.

Doyoung mengganti bajunya di kamar mandi dan saat dia ingin menggosok giginya, Taeil memeluknya dari belakang.

" Kenapa? " tanya Doyoung dengan lembut.

" Saya menagih janji mu sayang " bisik Taeil yang membuat Doyoung merasa geli.

" Oh itu, sekarang atau nanti? " tanya Doyoung yang berbalik menghadapnya.

Dengan cepat Taeil membuka dua kancing bajunya dan mencium bibir Doyoung dengan lembut, badan Doyoung menjadi sedikit miring karena bertahan di belakang wastafel.

" U-uhh... " lenguh Doyoung yang tak kuat.

Taeil masih saja memakan bibirnya dan melumatnya dengan lembut, Taeil memegang tengkuk lehernya Doyoung.

Doyoung menjadi ingin melakukan hal itu namun dia tak ingin tak bisa jalan, dengan cepat Taeil menggendong badannya lalu menidurkannya di kasur.

Dia berjalan menuju pintu dan menguncinya, Doyoung tak marah ataupun malahan dia membuka seluruh bajunya dari atas hingga bawah.

Taeil menghampirinya dan melakukan hal itu akhirnya, Doyoung benar-benar kesakitan karena Taeil membuatnya secara kasar.

Dia meringis sedari tadi namun Taeil tak menanggapinya, hingga wajah dan hidungnya memerah, bibirnya sedikit bengkak barulah Taeil sadar.

Dia mempercepat permainan itu yang membuat luka di milik Doyoung, akhirnya permainan itu selesai di tengah malam.

" Sorry babe, I don't wanna hurt u " ucap Taeil yang tidur di sebelah Doyoung.

" Tapi ini sakit banget, aku ga nyuruh kamu buat sesakit ini.. " balasnya yang masih menangis.

Taeil mengelap air matanya Doyoung saat itu, dia benar-benar merasa bersalah karena tak memperhatikan Doyoung.

" Maaf sayang, saya benar-benar minta maaf " jelas Taeil yang masih meminta maaf.

" Udah ah mending kamu tidur di kamar kosong, ga usah disini! " bentak Doyoung yang menjadi kesal.

" Ayolah babe, saya minta maaf " lanjut Taeil yang merasa tak adil.

" Ngga ada ya pindah sana, badan aku sakit semua dan mau remuk gara-gara kamu. " tegas Doyoung yang membuat Taeil mau tak mau harus menurutinya.

Dia tidur di kamar kosong tepat di sebelah kamar Doyoung namun dia tak bisa tidur sama sekali, dia ingin di peluk Doyoung.

Akhirnya dia memutuskan kembali ke kamar Doyoung tadi dan ternyata Doyoung belum tidur, dia berjalan pelan-pelan namun tetap saja Doyoung mengetahuinya.

" Mau ngapain? " tanya Doyoung dengan dingin.

Taeil langsung merebahkan badannya tepat di samping Doyoung, memeluknya dengan erat lalu menegelamkan kepalanya di dada Doyoung.

" Babe i'm so sorry, tapi saya tak bisa tidur karena tak bersama mu " ucap Taeil yang merasa bersalah.

" Udah diem tidur aja. " ujar Doyoung akhirnya.

Taeil tertidur dalam pelukan hangat Doyoung, sebenarnya Doyoung masih sangat kesal namun tak ada gunanya bagi dia sendiri.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang