Doyoung terbangun dan dia mencoba untuk turun dari badan Taeil, namun ditahan oleh Taeil yang sudah bangun terlebih dahulu.
" Jangan banyak gerak jika tak ingin kesakitan lagi. " kata Taeil yang menahan tubuhnya.
Doyoung menjadi sedikit takut ketika mendengarnya, akhirnya dia merebahkan lagi dirinya dan memeluk Taeil dengan erat.
" Tapi gerak dikit aja udah sakit banget.. " lirih Doyoung yang membuat Taeil mengelus kepalanya.
" Maaf untuk itu, saya tak bisa mengontrolnya kala itu " lanjut Taeil yang mengelus kepalanya.
Doyoung hanya bisa mengangguk kecil saja sebagai jawabannya, Taeil masih mengelus supaya tidak merasa sedih lagi.
Doyoung tak bisa tidur dengan tenang, dan berakhir sedikit air mata keluar begitu saja dari matanya tanpa sebab.
Taeil sadar akan hal itu, namun dia tak tahu akan penyebab mengapa air mata Doyoung turun begitu saja tanpa sebab atau maksud.
" What's wrong with u? " tanya Taeil yang menghapus air matanya itu.
" Pantat aku masih sakit.. " lirih Doyoung yang memeluk Taeil semakin erat.
Sejujurnya Taeil merasa bersalah setelah mendengar itu, tapi dia tahu jika obatnya tak ada makannya dia tak bisa berbuat apapun.
" Sorry babe.. saya memang tak sengaja melakukannya " jelas Taeil yang membalas pelukan itu.
" Hu'um gpp kok " ujar Doyoung akhirnya yang menyudahi tangisannya itu.
Doyoung tidur pas mengenai area leher Taeil yang selalu memiliki wangi yang khas dari tubuhnya, berbeda dengan Taeil yang suka mengelus kepala Doyoung karena rambutnya benar-benar harum.
" Don't still cry, i'm here with you darling " batin Taeil yang benar-benar bersalah jadinya.
Tak lama Doyoung tertidur dalam pelukannya, Taeil meninggalkannya diam-diam dan segera membersihkan tubuhnya.
Setelah itu dia pergi ke kamar anak-anaknya dan ternyata hanya Winter yang bangun duluan, sedangkan Yangyang masih tertidur dengan tenang.
Taeil menggendongnya ke bawah dan membuatkan sarapan untuk Winter saat itu yang sibuk bermain sendiri, dia mengantar sarapan untuk Doyoung dan meninggalkan Winter sendirian.
" Babe? ayo sarapan " ajak Taeil yang meletakkan nampan berisi sarapan itu di meja dekat kasur.
Doyoung yang mendengarnya langsung terbangun, Taeil membantunya duduk dan akhirnya Doyoung sarapan.
" Siapa yang bangun? " tanya Doyoung yang tengah memakan sarapannya itu.
" Baru Winter, Yangyang masih tidur " jelas Taeil yang menyiapkan berkas-berkas kantornya.
" Oh gitu, kirain keduanya udah bangun tadi " balas Doyoung yang menghabiskan sarapannya.
Saat Doyoung mengatakannya dia melihat Taeil secara tak sengaja, Taeil sendiri sedang memakai kacamata untuk membaca sesuatu.
Doyoung langsung senyum tanpa dia sadari, jujur saja Doyoung paling suka ketika melihat Taeil memakai kacamata.
Seakan-akan dia melihat orang baru bukan Taeil yang dia kenal, Taeil yang sadar langsung menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
" Kenapa? " tanya Taeil yang duduk di dekat Doyoung.
Doyoung semakin tak berani untuk menjawab, jangankan menjawab sedangkan melihat saja udah tak berani lagi.
" Babe? " panggil Taeil sekali lagi.
" Ngga, aku gpp kokk " balas Doyoung dengan cepat dan langsung menatapnya.
" Serius? " tanya Taeil lagi yang merasa tak yakin sejujurnya.
" Seriusan tauu " jawab Doyoung yang mencoba menyakinkan Taeil.
Akhirnya Taeil percaya dan dia menyimpan nampan itu kebawah, untungnya Winter sudah selesai sarapan.
Taeil mencuci piring dan mengajak Winter ke kamar mereka supaya Doyoung ada teman, akhirnya Doyoung bermain dengan Winter dan Taeil sendiri bekerja dengan laptopnya itu.
Sebenarnya Doyoung ingin curi-curi pandang namun tak bisa sama sekali, bisa dikatakan bahwa dia udah suka banget sama Taeil kalau pakai kacamata.
Taeil masih tak menyadarinya, tetapi Doyoung benar-benar merasa selalu tak tenang jika melihat Taeil memakai kacamata.
" Babe? ada lihat pena saya? " tanya Taeil yang melihat ke belakang.
Doyoung tak sempat buang muka malah menjadi tatap-menatap satu sama lain, dan Doyoung benar-benar malu.
Taeil tahu dari raut wajah Doyoung, hanya saja dia tak mau mengatakannya kepada Doyoung. Taeil bertanya lagi tentang pena itu kepada Doyoung.
" Ngga aku ga ada lihat pena kamu, mungkin ada di jas kamu " jelas Doyoung yang mengelus kepala Winter yang tengah memeluk kakinya dengan erat.
Akhirnya Taeil mencari pena itu, meskipun awalnya tak ketemu akhirnya ketemu juga dan ternyata itu ada di dalam laci lemarinya.
Taeil pun langsung menyelesaikan pekerjaannya, tak sengaja dia melihat notif pesan yang dimana dia harus ke kantor sebentar untuk mengurus sesuatu.
" Babe? saya ke kantor sebentar ya? ada yang harus saya urus " kata Taeil yang langsung melepaskan kacamata dan berjalan ke dekat Doyoung.
" Iya tapi jangan lama-lama ya? " balas Doyoung yang mendengarnya.
Taeil hanya mengangguk dan pergi dari sana, dia pergi ke kantornya dan mengurus hal tadi bersama dengan sekertarisnya.
Hari itu memang tak masuk kerja karena hari libur atau weekend, tapi Taeil harus bekerja karena besoknya akan ada rapat sekali pertemuan client.
Taeil merasa dia ingin membelikan sesuatu kepada Doyoung, namun dia tak tahu harus membelikan apa untuk Doyoung nantinya.
Dia melihat ke arah lukisan yang memang ada di ruangannya itu, yang ternyata tentang taman bunga yang benar-benar indah.
Akhirnya dia memutuskan membeli bunga, namun pekerjaannya belum selesai ternyata padahal dia sudah mengira bahwa itu hanya sebentar.
Hingga setengah jam berlalu dan akhirnya selesai, dia segera pulang namun sebelum pulang dia pergi ke sebuah toko bunga.
Dia membeli bunga sekalian memberikan sebuah note di atas buket bunga itu, bunganya memang tak besar-besar hanya biasa saja namun aroma bunga itu benar-benar menyerbak kemana-mana.
Sehingga orang-orang yang disekitar toko bunga itu menghirup aroma bunga yang harum itu, benar-benar harum hingga banyak orang yang membelinya.
Akhirnya Taeil pulang dan untungnya Doyoung tidur saat itu, Yangyang sudah bangun dan dia sudah bisa turun dari kasurnya.
Yangyang langsung memeluk Doyoung saat itu begitu juga dengan Winter yang masih memeluknya, Taeil hanya tersenyum tipis dan meletakkan buket bunga itu di meja dekat kasur.
Dia langsung keluar dari sana dan bekerja di ruang tamu, dia tak ingin menganggu yang sedang tidur makannya dia di ruang tamu.
Tetapi Doyoung terbuka saat itu karena aroma semerbak bunga, terbayang itu bunga mawar putih yang benar-benar cantik.
Doyoung tak sengaja melihat sebuah note dan dia pun membaca note itu, dia menjadi sedikit malu serta pipi gembulnya menjadi merah merona.
" This flower for u, maaf kalau sudah membuat badan mu sakit ya? dan ini bunga kesukaan mu kan? oh iya saya tahu jika kamu saat itu mencuri-curi pandang kepada saya namun tak bisa kan? saya sudah tahu duluan tentang itu haha "
Itulah isi note Taeil tadi dan dia hanya bisa menunduk dan tersenyum-senyum sendiri layaknya orang aneh.
Maaf ya kalau baru up, soalnya tadi siang mendadak repot sampai ga sempet up bukunya, aku bener' minta maaf banget hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Ficção AdolescenteINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...