Bab 22 : Terbayang-bayang.

667 53 2
                                    

Pagi itu Doyoung sudah bangun terlebih dahulu, dia menyiapkan sarapan untuk dia dan Taeil. Dia sendiri tak menyiapkan baju Taeil karena biasanya Taeil lah yang melakukan itu.

Dia membereskan rumahnya hanya menyapu dan mencuci yang kotor bekas malam tadi, dia sadar bahwa Taeil belum bangun dan menghampirinya ke kamar.

" Taee! bangun! ini udah pagii " kata Doyoung yang berdiri di depan Taeil yang masih tertidur saat itu.

" Sebentar lagi, saya malas membuka mata saya sayang " jawab Taeil yang membelakangi Doyoung.

Doyoung duduk di samping kasur dan mengelus kepala Taeil dengan lembut, perlahan-lahan mata Taeil terbuka dan melihat Doyoung yang masih menunggunya untuk bangun.

" Ayo bangun, emang kamu ga kerja? " tanya Doyoung yang masih mengelus kepala Taeil dengan lembut.

" Kerja, hanya saja saya yang agak malas " jawab Taeil yang melihat Doyoung.

" Udah ayo bangun, sarapannya udah aku siapin jadi kamu tinggal mandi sana " lanjut Doyoung yang menggoyangkan badan Taeil dengan pelan.

" Iya-iya " ujar Taeil lalu beranjak dari kasur dan pergi mandi.

Doyoung turun ke bawah, badannya menjadi agak sakit namun dia menahannya dan tak memberitahukan kepada Taeil.

" Belakangan ini badan gue jadi sakit banget, kadang tidur juga ga enak " ucapnya yang mengelus perutnya yang agak membesar saat itu.

Doyoung menunggu Taeil di meja makan, tak lama Taeil turun sambil membawa tas kerjanya dan menghampiri Doyoung yang tengah menunggunya.

" Maaf lama Doy, kamu kenapa? " tanya Taeil yang tahu jika Doyoung sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

" O-oh ngga kok, udah ayo makan nanti kalau dingin ga enak " balas Doyoung yang sadar dan mencoba menutupinya.

Taeil tak percaya tetapi dia menuruti perkataan Doyoung saat itu, mereka makan sambil ngobrol biasa dan melupakan hal tadi.

Setelah itu Taeil berangkat, Doyoung memberikannya morning kiss dan tambahannya kecupan pipi yang membuat Taeil terbayang-bayang.

Di kantornya Taeil masih terbayang-bayang akan hal itu, dia tak bisa melupakannya begitu saja tetapi hal itu terus menghantuinya.

" Huft.. mengapa aku merindukan dirinya, padahal baru setengah jam berlalu aku menemuinya " batin Taeil yang mencoba fokus bekerja kembali.

Namun hasilnya tetap sama saja, malah dia semakin tak bisa melupakannya padahal dia sudah mencoba sekeras mungkin agar dia fokus bekerja.

Hingga Yuta tak sengaja mengirimkan video kecupan panas yang membuat Taeil merasa terangsang saat itu juga, namun dia menahannya.

" Permisi pak, ini ada kontrak yang harus bapak tanda tangani " kata seorang pekerja yang masuk ke ruangan Taeil.

" Hm letakkan saja, nanti akan saya tanda tangani " lanjut Taeil yang menyuruh meletakkan di meja.

" Baik pak, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu " ujar sang pekerja itu dan keluar dari sana.

Taeil masih menonton video panas itu, memang hanya kecupan tapi itu membuat dirinya ikutan terangsang dengan cepat.

Taeil mencoba menenangkan dirinya, dia langsung membaca berkas itu dan menandatanganinya. Taeil hampir tak bisa menahan kantong hormonnya itu.

Dia menyelesaikan semua pekerjaannya termasuk pekerjaan yang membuatnya pusing sekali pun, dia hanya ingin melakukan hal itu dengan Doyoung saat ini.

" Halo? mohon urus beberapa pekerjaan saya kali ini " kata Taeil yang menelepon sekretarisnya.

" Baik pak akan saya urus " ujar sekretarisnya dan Taeil pun mematikan teleponnya.

Taeil berlari dengan cepat menuju parkiran, pulang dengan kecepatan yang lumayan tinggi dan video panas serta hal tadi pagi masih saja terus terbayang-bayang oleh Taeil.

Dia pun sampai dirumah dan melihat Doyoung sedang memainkan hpnya di ruang tamu, dia langsung masuk begitu saja dan memeluk Doyoung dengan erat.

Doyoung kaget saat Taeil memeluknya tiba-tiba, Taeil menangkup pipi gembul Doyoung saat itu dan langsung mengecup bibirnya saat itu.

Doyoung tak tahu mengapa Taeil menjadi seperti itu, dia membiarkan Taeil mengecup bibirnya saat itu karena dia tahu pasti Taeil sedang memikirkan sesuatu sehingga membuatnya seperti ini.

Taeil memangku Doyoung, badan ramping Doyoung terlihat saat itu juga yang membuat hasrat Taeil semakin tinggi.

Taeil melumat bibir Doyoung dengan kasar, bibir Doyoung benar-benar manis baginya yang membuat dia candu.

Doyoung mengalungkan tangannya di leher Taeil saat itu, Doyoung juga membalas lumatan kasar itu hingga Taeil juga memainkan saliva nya dengan kasar.

Doyoung tak bisa membalasnya dan lidahnya terlilit oleh lidah Taeil saat itu, Taeil melepaskannya dan melihat Doyoung yang mencoba mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

Entah mengapa itu membuat Doyoung merasa ketagihan untuk mengecup bibir Taeil lagi, dia mengecup lagi yang membuat Taeil merasa senang.

Tangan Taeil mengelus badan dan pantat Doyoung yang terlihat jelas menjadi sexy, padahal dia hanya menggunakan celana panjang dan baju lengan pendek.

Jari Taeil masuk ke dalam cd Doyoung, dia langsung memasukkan dua jari ke milik Doyoung yang membuat Doyoung langsung menidurkan kepalanya di dada Taeil.

" A-ahh Tae.. " desah Doyoung yang tak tahan akan itu.

Taeil memainkan jarinya itu perlahan-lahan dan itu membuat milik Doyoung menjadi basah hingga celana Taeil juga ikut basah.

Taeil melanjutkan ciumannya dan tangan satu lagi mengelus pantat Doyoung yang terlihat sexy saat itu, hal itu membuat wajah Doyoung menjadi merah sekali.

Keringat Doyoung bercucuran karena hal itu saja, semakin lama semakin cepat gerakan jari Taeil di dalam milik Doyoung.

Saat Taeil melepaskan ciuman tadi, Doyoung langsung mendesah karena dia tak tahan sama sekali akan perbuatan Taeil kali ini.

Taeil tersenyum miring, Doyoung menidurkan badannya di dada Taeil dan tangannya sudah tak kuat untuk melakukan apapun.

Hingga milik Doyoung keluar dan itu benar-benar banyak, Taeil mengeluarkan tangannya itu dan melihat Doyoung yang benar-benar kelelahan saat itu.

Doyoung menjadi duduk di sebelah Taeil dan Taeil langsung membuka resleting celana miliknya, terlihat milik Taeil sudah tegang saat itu membuat Doyoung meneguk ludahnya secara kasar.

" Tak mau permen? " goda Taeil yang memainkan miliknya sendiri.

" Mau-mauu hehe " balas Doyoung yang sebenarnya juga menginginkan ini.

Doyoung langsung menjilat dan mengulum milik Taeil, Taeil sendiri hanya bisa menahan mulutnya sambil mendongakkan kepalanya ke atas.

Wajah Doyoung terlihat benar-benar terangsang juga saat itu, dia memainkan milik Taeil juga yang membuat Taeil memegang kepala Doyoung saat itu.

Makin lama milik Taeil semakin besar, dan itu membuat mulut Doyoung benar-benar penuh hingga dia kesulitan untuk mengulumnya.

Dan milik Taeil pun keluar dan memenuhi mulut Doyoung hingga bertumpahan di lantai, Taeil menutup resleting celananya dan memangku Doyoung lagi.

Tangan Taeil masuk lagi ke dalam celana Doyoung dan itu membuat wajah Doyoung semakin merah, kali ini tiga jari yang masuk ke milik Doyoung yang membuatnya sedikit berteriak.

" Ahh!! Tae... " teriak Doyoung yang kesakitan.

" Shutt jangan ribut, dan mendesah jika kamu mau " bisik Taeil yang membuat Doyoung menjadi sedikit takut.

Taeil memainkan jarinya itu dan benar saja selama itu juga Doyoung terus mendesah tanpa henti, hingga satu jam lebih dan Doyoung sudah benar-benar tak kuat saat itu.

Taeil pun menyudahinya dan membersihkan tangannya dengan tisu, dia membiarkan Doyoung tidur di pangkuannya saat itu.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang