- Cemburu Lagi.

2.7K 146 0
                                    

Saat sampai di rumah, Doyoung merasa ada yang aneh dengan Taeil kali ini. Taeil hanya mendiamkan Doyoung sejak mereka pulang tadi dan bekerja di kamar.

" Tae? tumben diem? kenapa? " celetuk Doyoung dari belakang tubuh Taeil saat itu.

" Tidak, saya baik-baik saja " jawabnya cepat tanpa menatap ke arah Doyoung.

" Cemburu? atau apa? " tanya Doyoung yang kali ini duduk di kasur namun melihat ke arahnya.

" Kalau saya katakan benar-benar cemburu, tak apa bukan? " ujar Taeil yang kali ini menatap Doyoung balik.

Doyoung terdiam dan baru menyadarinya, ia lupa bahwa Taeil adalah tipe orang yang mudah cemburu.

" Maaf ya? aku lupa kalau kamu mudah cemburuan " timpal Doyoung sambil menunduk.

" Iya, saya maafin. " balas Taeil yang kembali bekerja.

Doyoung masih tak enak akan hal itu, dia juga tidak yakin jika Taeil akan memaafkannya. Ia bingung harus bagaimana karena hal itu saja.

Taeil masih sibuk bekerja, belakangan ini kerjaannya menumpuk secara tiba-tiba dan juga beberapa proyek untuk minggu ini harus selesai.

" Eumm Tae? masih sibuk kerja? " tanya Doyoung dengan pelan.

" Iya? butuh sesuatu? " tanya Taeil balik yang tangannya sendiri masih sibuk mengetik keyboard laptop.

" Ngga kok, aku cuman nanya, nanti kalau udah bilang ya? aku tinggal tidur " balas Doyoung yang menarik selimut untuk menutupi dirinya dan tidur.

" Iya nanti saya bilang jika sudah selesai " kata Taeil yang menatap kearah Doyoung yang ternyata sudah tidur.

Taeil hanya tersenyum tipis dan melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Doyoung tertidur pulas saat itu.

Hingga dua jam pun berlalu, Taeil sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dan dia juga sudah mengirim semua file kerjanya ke asistennya untuk diurus lebih lanjut.

Ia pun menghampiri Doyoung yang masih tidur, dia menatap Doyoung benar-benar dalam. Taeil mengelus pucuk kepala Doyoung dengan lembut saat itu.

" Iya, saya katakan bahwa saya cemburu karena kamu dekat dengan dia. " bisik Taeil yang akhirnya ikut tidur di sebelah Doyoung.

Taeil tidur biasa dan awalnya tidak memeluk Doyoung karena takut dia akan risih, tak lama Doyoung memeluknya erat dan Taeil tak bisa mengatakan apapun karena dia juga tak tahu jika Doyoung akan memeluknya seperti ini.

Akhirnya Taeil memeluknya balik dengan erat dan ikut tertidur, mereka tidur benar-benar lama karena lelah apalagi Taeil yang bekerja tadi.

Tiba-tiba Doyoung terbangun dan melihat Taeil ada disampingnya serta memeluknya, ia mencium bibir Taeil sebentar lalu melepaskannya.

" Maaf kalau udah bikin cemburu hehe " bisik Doyoung di telinga Taeil lalu kembali tidur.

" Iya, tidak apa-apa Doy, saya maafkan " jawab Taeil dengan matanya yang masih tertutup.

Doyoung tak menjawab namun memeluk Taeil dengan erat, Taeil juga membalas pelukannya. Mereka pun kembali tidur dengan hujan yang membasahi rumah mereka, Doyoung tak takut karena hujan saja yang ada.

Akhirnya Doyoung memilih bersembunyi di tubuh Taeil dengan membiarkan kepalanya di kasur bukan di atas bantal, dia takut jika ada petir secara tiba-tiba.

" Jangan takut, saya di samping kamu " kata Taeil yang menarik badan Doyoung ke atas bantal dan memeluknya erat.

" Hehe aku takut makanya sembunyi " balas Doyoung dengan senyum.

" Sudah, peluk saya saja dan tidur lagi. " ucap Taeil dengan cepat.

Doyoung pun menurutinya dan langsung memeluknya dengan erat, Taeil tak membalasnya kali ini namun membiarkannya agar Doyoung bisa memeluk dengan puas.

Doyoung benar-benar memeluknya dengan erat dan tertidur pulas sekali, Taeil juga begitu namun tangannya ada di belakang kepala Doyoung layaknya mengelus dengan lembut.

Tangan Doyoung ada di pundak Taeil, Taeil bisa merasakan tangan kecil itu ada di punggungnya. Dia geli akan hal itu namun dia menahannya demi Doyoung saja.

Hujan masih membasahi rumah mereka, hingga ada petir yang menyambar yang membuat Doyoung terbangun dan takut.

Taeil menyadari jika Doyoung takut, ia langsung memeluknya agar rasa takut Doyoung mengurang, Doyoung merasa agak tenang setelah di peluk oleh Taeil.

" Lain kali kalau ada petir, langsung peluk jangan bangun. " ujar Taeil lalu tidur lagi.

" Hehe iya-iya " jawabnya lalu mencium bibir Taeil lagi.

Saat itu berlangsung, Taeil langsung melumatnya dengan lembut agar Doyoung tak kesakitan. Doyoung membalas lumatannya itu hingga nafasnya ingin habis.

" Mmh! Tae! " sela Doyoung saat itu.

Taeil pun melepaskannya dan membiarkan Doyoung mengambil nafas sebanyak-banyaknya, wajah Doyoung benar-benar merah karena nafasnya habis karena Taeil saja.

" Makanya kalau mau kayak gitu, ambil nafas banyak-banyak biar wajahnya ga merah " kata Taeil yang melihat wajah Doyoung.

" Sorry kalau gitu, nafas aku pendek ga panjang kayak kamu " balasnya lalu tidur.

" Iya tak apa-apa Doy, saya maklum akan hal itu " sambung Taeil yang akhirnya tidur di sebelah Doyoung.

Taeil menenggelamkan kepalanya di leher Doyoung, ia melihat leher mulus dan putih itu belum ada tanda disana.

Ia langsung membuat tanda hingga Doyoung selalu mendongakkan kepalanya ke atas, Taeil membuat banyak sekali kissmark disana hingga leher yang tadinya putih dan bersih malah menjadi merah dan sakit.

" Ahh Tae, ini sakit tau " decak Doyoung yang kesakitan karena hal tadi.

" Maaf Doy, tapi leher kamu terlalu mulus makannya saya kasih tanda yang banyak " jawabnya yang mulai menutup matanya.

Doyoung mengambil hp yang ada didekatnya dan menghidupkan kamera untuk melihat lehernya, lehernya benar-benar merah dan banyak bekas gigitan oleh Taeil seorang.

Setiap sudut lehernya merah ( yang belakang ngga ya ), Doyoung hanya bisa pasrah akan lehernya itu dan ikut tidur bersama Taeil.

Hujan berhenti namun angin mulai semakin dingin dan malam semakin pekat, Doyoung melihat jam yang ada di hpnya ternyata waktu itu sudah menunjukkan pukul 22.35 menit.

Ia pun meletakkan hpnya dan ikut tidur bersama Taeil yang rupanya sudah tertidur dari tadi, ia memeluknya erat agar dia bisa tidur kembali namun sulit karena dia terbangun tadi.

Dia memeluk Taeil dengan erat dan berkali-kali, dia juga mencoba memejamkan matanya namun selalu saja terbuka hingga dia bingung mau ngapain.

Taeil masih tidur namun tidak dengan Doyoung yang memikirkan kuliahnya, sebentar lagi dia akan lulus dan langsung memiliki suami yang baik namun mudah cemburuan.

Dia pernah menyangka bahwa Taeil bukan orang yang mudah cemburu namun dia salah, buktinya saja karena hal tadi dia sangat cemburu hingga mendiami Doyoung.

Tak lama ia merasa mengantuk dan akhirnya tertidur pulas sambil memeluk badan Taeil, tangan kecilnya selalu ada di punggung Taeil dan mengelusnya dengan lembut.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang