- Selalu Manis.

352 30 0
                                    

Sore itu Doyoung tengah duduk di teras sambil menjaga Yangyang yang main di depan halaman rumahnya, tak lama ada seorang mobil datang dan ternyata itu Ten.

" Hai doyy! " sapa Ten yang memeluknya dengan erat.

" Haii Ten, sama siapa lo kesini? " tanya Doyoung balik yang membalas pelukan itu.

" Tadi dianterin sama Jo karena sekalian mau ke kantornya bentar " jelas Ten yang duduk di dekat Doyoung.

" Eh hubungan lo sama dia baik-baik aja kan? jangan sampai berantem lo berdua " sahut Doyoung yang mengingatkannya kepada Ten.

" Baik kok, paling adu mulut karena ga setuju atau hal sepele doang " lanjut Ten dengan santai.

" Kirain tuh orang main tangan sama lo, kalau mau tangan ke rumah gue aja buat nginep " ujar Doyoung dengan semangat.

" Ga kok, dia ga pernah begitu walaupun sikap dia bikin gue kesel kadang " jelas Ten yang mendengarnya.

Mereka bercanda ria hingga malam tiba, Doyoung mengajak Ten dan Yangyang masuk lalu Ten juga berkenalan dengan Yangyang.

" Dia udah bisa ngomong Doy? " tanya Ten yang mengelus kepala Yangyang.

" Dikit-dikit kok, tapi kadang dia berantem sama Taeil " jelas Doyoung yang mendengar pertanyaan itu.

" Berantem gimana? " tanya Ten lagi yang kepo.

" Gara-gara pengen peluk gue doang, hal sepele sih tapi bagi mereka berdua itu ga sepele sama sekali sampai-sampai Yangyang selalu ngejek Taeil karena ga bisa meluk gue kalau dia udah meluk gue duluan " lanjut Doyoung dengan panjang lebar sambil membuat minuman untuk Ten dan dirinya.

Tak lama Doyoung pun datang dengan minuman itu, mereka berdua cerita panjang lebar tentang rumah mereka kala itu.

Doyoung merasa dia tak bosan sama sekali, apalagi Ten adalah orangnya selalu punya banyak bahan untuk di ceritakan.

" Kabar Winwin gimana ya sekarang? lo tau ga? " tanya Doyoung kali ini sama Ten.

" Ngga tau gue, apalagi Yuta juga ga ada kabarin gue sama sekali " balas Ten dengan cepat.

" Yakali tuh orang ga ngasih kabar, kayaknya mereka lagi jalan-jalan ga sih? " tanya Doyoung yang bertanya-tanya sejujurnya.

" Iya deh kayaknya, pas lo di rs kan dia ngomong begini 'ga dulu deh, ngurus suami juga sulit' yakali Winwin di buat hamil sama Yuta " jelas Ten yang mengingat hal itu.

" Berarti Winwin honeymoon dong? tapi lebih baik kita telp aja ga sih? " tanya Doyoung yang merasa tak yakin.

" Bener juga, telp aja " ujar Ten akhirnya yang menyetujui hal itu.

Mereka pun menelpon Winwin dengan hp Doyoung kala itu, jujur saja Doyoung dan Ten itu takut membuat Winwin terganggu.

Karena Winwin tipekal yang malas untuk dia ajak telponan, dia lebih milih chatting dibanding telponan sekalipun kekasihnya.

" Hai Win? gimana kabar lo? " tanya Ten yang memulai percakapan itu.

" Hai Ten, gue baik kok tapi ini kok pakai no Doyoung? hp lo mana? " tanya Winwin kala itu.

" Oh gue lagi ketemuan sama Doyoung sekarang, lebih tepatnya gue di rumah dia sih btw lo kemana aja? lo ga ada kabar belakangan ini " lanjut Ten yang membalas perkataan Winwin.

Doyoung sedang menidurkan Yangyang di kamar saat itu, karena Yangyang sendiri sudah kelelahan karena bermain di luar tadi.

Hingga 25 menit kemudian Yangyang pun tertidur dan Doyoung langsung meninggalkannya, dia turun ke bawah dan kembali duduk di dekat Ten yang tengah menelpon Winwin.

" Gue mah lagi jalan-jalan sama Yuta, jadi belakangan ini gue ga online " sahut Winwin yang membuat Doyoung kaget apalagi Ten.

" Tanda-tanda mau hamil nih? " tanya mereka berdua secara bersamaan namun dengan nada pelan.

" Lo udah ngisi Win? " tanya Doyoung kali ini tapi dengan ragu dia bertanya akan hal itu kepada Winwin.

" Belum tahu sih, gue aja habis di gempur sama dia tadi siang mana kasar banget lagi, punya gue sampai perih banget " timpal Winwin yang sedikit kesal.

" Kirain lo udah hamil, semangat deh gue tau lo kuat wkwk " lanjut Ten yang tertawa mendengarnya.

Tak lama Taeil pulang, mereka berdua pun menyapa Taeil dengan hangat dan mereka juga masib berbincang dengan Winwin kala itu.

Hingga sekitar jam 20.15 Ten sudah pulang dan pembicaraannya dengan Winwin juga sudah berakhir dari sejam yang lalu, Taeil menjadi teman cerita Doyoung untuk kali ini.

" Tae?? kamu ada beli coklat? " tanya Doyoung dengan gemas kepada Taeil.

" Tidak ada sayang, kamu juga tidak mengatakannya kepada saya jika kamu mau coklat " jelas Taeil yang heran mendengarnya

" Iya juga sih :( tapi aku pengen makan coklat.. " lirih Doyoung sambil menunduk.

" Besok saja ya? tak baik memakan coklat malam-malam " lanjut Taeil yang mengelus kepala Doyoung dengan lembut.

" Tapi yang mau baby nya tauu, bukan akuu :( " sambung Doyoung yang menatap Taeil dengan gemas.

Taeil menjadi tertawa akan hal itu, dia tak kuat melihatnya dan langsung menangkup pipi gembul milik Doyoung.

" Tunggu disini saya liat di kulkas dulu ada atau tidak " ujar Taeil akhirnya yang pergi ke dapur.

Taeil mengecek tersebut di dalam kulkas dan ternyata ada meskipun tersisa setengah batang coklat lagi, dia langsung memberikannya kepada Doyoung yang menunggu coklat ternyata.

Doyoung menjadi senang karena hal itu saja dan Taeil juga ikut tersenyum karena itu, sekitar mulut Doyoung banyak coklat disana.

Hal ini membuat Taeil menahan rasa yang dimana dia ingin mencium bibir Doyoung itu, dia mencoba menahannya dari pada kena marah oleh Doyoung nantinya.

Tapi karena coklat itu sudah habis dan dia langsung mengecup bibir Doyoung dengan lembut, Doyoung kaget saat itu dan matanya menjadi terbuka lebar-lebar.

Doyoung tak bisa mengambil nafas saat itu karena Taeil tak memberikan celah kepadanya, dia hanya bisa menahan hingga wajahnya sudah merah bukan main.

Mereka melakukan itu hingga 30 menit lebih, bibir Doyoung menjadi sedikit bengkak dan darah dikit karena hal itu saja.

Doyoung memarahi Taeil habis-habisan namun Taeil tak mempedulikannya, dia masih menatap bibir pink milik Doyoung itu.

Dia masih menginginkan bibir itu namun takut Doyoung semakin marah, dia benar-benar tak bisa menahan dirinya untuk tak mencium bibir Doyoung dengan lembut ataupun kasar.

" Oh f*ck your lips so sweet darl.. " lirih Taeil yang tak sengaja di dengar Doyoung.

Doyoung langsung mencium bibir Taeil dengan lembut, dia menjadi duduk di pangkuannya Taeil menjadi kesenangan kala itu.

Dia mengelus pinggang ramping milik Doyoung dengan lembut, membuat Doyoung merasa kegelian dan Taeil menyukai hal ini apalagi Doyoung yang menjadi binal.

Hingga akhirnya mereka memilih ke kamar dan tidur dalam pelukan hangat itu, serta hujan turun membuat pelukan itu semakin hangat.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang