Bab 84 : Prison.

245 23 0
                                    

Winter turun dari kamarnya menuju ruang tamu, dia bersedih untuk kali ini dan Yangyang yang melihat akan hal itu langsung bertanya.

" Kenapa lo? " tanya Yangyang kepada Winter.

" Sedih bang, soalnya ga bisa nonton konser " jelas Winter tanpa semangat sedikitpun.

" Konser siapa? " tanya Yangyang lagi saat itu.

Winter menjelaskan tentang konser itu, Yangyang sendir hanya mengangguk sebagai jawabannya karena dia juga tak terlalu paham.

Doyoung tengah berada di kamarnya, menggunakan headset dan memutar musik sambil membaca buku yang ia beli ketika di London.

" Yaudah minta izin aja dulu, siapa tahu di bolehin " ujar Yangyang akhirnya.

Winter pun mencari buna nya itu, dia langsung menemukannya dan terlihat jika Doyoung benar-benar menjadi orang yang tenang jika membaca buku.

Winter masuk secara pelan-pelan dan duduk di dekat Doyoung, dia mencabut salah satu headset dan Doyoung sadar akan hal itu.

" Kenapa kak? " tanya Doyoung yang melihatnya.

" Hehe Winter mau minta izin sama buna " jawabnya yang nyengir.

" Mau minta izin apa? " tanya Doyoung lagi.

Akhirnya Winter menjelaskan bahwa dia ingin pergi ke konser, Doyoung yang mendengarnya sejujurnya boleh-boleh saja.

" Nanti tanya daddy aja, takutnya daddy ga bolehin kalau ngga nanti buna yang sampaikan " ujar Doyoung yang membuat Winter tersenyum.

" Makasih bunaa! " seru Winter yang tak terlalu kuat dan keluar dari sana.

Doyoung hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah Winter, dia pun melanjutkan membaca buku itu kembali.

Satu keluarga itu tau jika rumah mereka di kelilingi oleh para penjaga yang benar-benar ketat, sehingga orang-orang saja heran melihatnya.

Doyoung masih sibuk membaca, bukunya begitu tebal dan dia baru baca sampai pertengahannya saja waktu itu.

Yangyang dan Winter memilih bermain game bersama, hari itu mereka libur karena seluruh guru rapat.

Doyoung dan Taeil itu tak memaksakan anaknya untuk terus belajar, jadi mereka bisa melakukan apa saja yang mereka mau ketika libur.

Memang ada kalanya untuk belajar tapi biasanya mereka belajar di malam awal seperti jam 7-9 malam, dalam bentuk belajar 25 menit lalu take a break sekitar 5 menit saja.

Tak lama Taeil pulang, kedua anaknya menyambut dia dengan senang hati dan Taeil juga berbincang sebentar kepada mereka lalu ke kamar.

Dia melihat pintu kamar yang tak terlalu tertutup, Taeil pun membukanya dan melihat Doyoung yang tengah fokus membaca.

Taeil tersenyum mendengarnya dan langsung menggantung jas nya, dia duduk di sebelah Doyoung dan mulai ikut membaca.

Doyoung yang merasakannya seketika kaget dan memukul pundak Taeil tak terlalu kuat, Taeil sendiri hanya bisa tertawa kecil.

" Ishh Tae! " decak Doyoung yang memukul pundaknya.

" Haha itu karena kamu yang terlalu fokus Doy " balas Taeil yang tertawa melihat tingkah Doyoung.

Akhirnya mereka pun saling mengobrol satu sama lain, sedangkan Winter dan Yangyang ketakutan kali ini.

Mereka langsung ke kamar orang tua mereka, sungguh wajah mereka berdua benar-benar pucat hingga membuat Doyoung khawatir.

" Kalian berdua kenapa? " tanya Taeil yang heran melihatnya.

" Kita berdua di teror chat dad, sumpah isi pesannya ngeri banget " jelas Yangyang yang menunjukkannya.

Taeil yang membaca pesan itu terdiam sejenak, Doyoung juga ikut membaca pesan itu karena dia juga kepo.

" Dia berani main kepada anak-anak. " lirih Taeil pelan dan Doyoung juga langsung paham siapa pelakunya.

" Kali ini kalian pakai laptop atau apa dulu, jangan pakai hp " lanjut Doyoung yang menenangkan mereka berdua.

Yangyang dan Winter pun mengangguk sebagai jawabannya, Taeil sendiri menelepon seseorang untuk melakukan hal ini.

" Halo ada yang bisa saya bantu tuan? " tanya seseorang itu yang mengawali percakapan.

" Tolong masukkan yang bernama Nayeon ke penjara, sebelum memasukkan dia ke sana, kau sendiri bisa melakukan apapun kepadanya untuk biayanya akan saya transfer " ucap Taeil dengan serius.

Mereka yang bertiga mendengarnya langsung meneguk ludahnya dengan cepat apalagi Doyoung yang baru melihat Taeil seperti itu.

" Kamu yakin Tae? " tanya Doyoung setelah melihat Taeil mematikan teleponnya.

" Tentu, tak akan saya biarkan seorang pun mengganggu keluarga ini " jawab Taeil dengan sedikit tegas.

Winter dan Yangyang sedikit tenang, mereka pun akhirnya memilih ke kamar masing-masing untuk melakukan hal lainnya.

Doyoung masih kaget akan hal tadi sejujurnya, baru kali ini dia melihat Taeil melakukan hal itu padahal dia tak menyuruh Taeil untuk melakukannya.

" Kamu beneran untuk hal tadi Tae? " tanya Doyoung lagi yang masih tak percaya akan hal itu.

" Yakin sayang, saya tak membiarkan seorang pun menganggu keluarga saya termasuk diri mu " jelas Taeil yang menatap Doyoung.

Taeil sendiri langsung mencium bibir Doyoung dengan lembut, Doyoung kaget tapi dia tak bisa memberontak karena Taeil menahan tangannya.

" Ummhh " lenguh Doyoung yang lagi, lagi kehabisan nafas.

Taeil langsung melepaskannya dan dia juga melipat kedua baju lengannya itu karena panas, Doyoung kali ini benar-benar takut.

Doyoung perlahan-lahan mundur hingga mengenai meja kerja Taeil, Taeil yang melihatnya langsung menahan tubuh Doyoung dengan cepat.

" Kamu mau ngapain!? " bentak Doyoung yang kaget melihatnya.

" I just want your lips babe " bisik Taeil dengan deep voicenya.

Seketika Doyoung langsung ketakutan bukan main, Taeil pun langsung menciumnya sedikit kasar dan Doyoung juga membalas hal itu.

Kedua anaknya tak mendengarnya karena mereka memakan headset, tangan Taeil kala itu masuk ke dalam baju Doyoung dan mengelus dadanya.

Taeil juga memainkan saliva Doyoung dengan cepat, Doyoung selalu saja tak bisa membalasnya saking lihainya Taeil melakukan hal itu.

Taeil juga mengecup leher Doyoung dengan sedikit kasar lalu menggigitnya, Doyoung kesakitan waktu itu.

" A-ahh Tae! " ucapnya yang sedikit meringis.

Tapi Taeil tak peduli akan itu, dia terus saja memakan leher Doyoung hingga penuh kemerahan semua, benar-benar semua.

Mereka melakukan itu sangat lama sekali, wajah Doyoung saja sudah sangat merah karena itu saja sejujurnya.

Dia memukul dada Taeil kala itu dan Taeil langsung menyudahinya saat itu lalu Doyoung mengambil nafas banyak-banyak.

Taeil yang melihatnya tertawa kecil, dia langsung menggendong Doyoung dan menidurkannya di kasur saat itu.

Doyoung kesal karena hal itu aja sejujurnya, tetapi ketika Taeil memeluknya dengan erat serta mengelus kepalanya.

Doyoung mendadak menjadi lembut, karena? dia menyukai hal itu sebenarnya, makannya dia menjadi lembut.

" Maaf jika saya telah membuat mu seperti itu " bisik Taeil kala itu kepada Doyoung.

" Hm gpp nanti malam ga usah tidur sini ya " jawab Doyoung yang membuat Taeil memeluknya semakin erat.

" C'mon babe jangan gitu " rengek Taeil yang tak ingin pisah dari Doyoung.

Doyoung tak menjawabnya karena dia memilih tidur waktu itu, dan Taeil juga tidur akhirnya karena terlalu lelah.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang