- Akhirnya Pulang.

570 38 2
                                    

Doyoung merasa bahagia saat itu karena salah satu perawat memberitahukan bahwa dia sudah diperbolehkan pulang namun harus banyak beristirahat.

Dia benar-benar senang saat itu hingga senyumnya tak berhenti terekah saat mengingatnya, dia menunggu Taeil saat itu yang ternyata sedikit terlambat karena ada urusan.

Hingga 20 menit berlalu, Taeil pun datang dan melihat Doyoung yang masih senang akan hal tadi.

" Hai Doy? what's wrong with u? " tanya Taeil yang merasa aneh melihat sikap Doyoung hari ini.

" Eumm aku dibolehin pulang, aku kangen rumah " jawabnya yang menjadi purau saat mengingat rumah mereka.

" Baiklah saya akan membereskan beberapa barang mu sebentar, jika kamu lelah tidur saja dulu " ujar Taeil pada akhirnya yang membereskan barang-barang milik Doyoung yang ada disana.

Doyoung pun memilih tidur karena dia menganggap bahwa itu akan lama, ternyata benar itu akan lama dan Doyoung tertidur pulas saat itu.

" Pulas sekali tidurnya, artinya dia terlalu senang untuk hari ini " ucap Taeil seorang yang mengelus rambut Doyoung dengan lembut.

Taeil tersenyum dan melanjutkan beres-beres, hingga sekitar pukul 15.30 Taeil sudah menyelesaikan semuanya dan saat ini dia sedang istirahat.

Doyoung terbangun saat itu juga dan melihat Taeil yang berkeringat, itu membuatnya memikirkan hal yang kotor.

" CUMAN LIAT KERINGAT DOANG WOILAH, BUKAN GUE MAU BEGITUAN tapi jujur sih gue juga kangen gituan " batinnya yang memang agak lain saat itu.

Taeil menyadari jika Doyoung bangun dan dia tersenyum lagi karena tau apa yang Doyoung pikirkan, dia berjalan dan menghampiri Doyoung lalu membisikkan sesuatu.

" Sabar dirumah, saya makan semua tubuh kamu " bisiknya yang membuat Doyoung hanya bisa meneguk ludahnya secara cepat.

" I-ishh! aku masih belum sembuh total ya " balas Doyoung yang menggosok telinganya karena geli.

" Iya-iya, dasar kelinci bawel " lanjut Taeil yang akhirnya pergi dari hadapan Doyoung.

" Aku bukan kelinci tauu! aku punya nama!! " decak Doyoung yang kesal melihat sikap Taeil.

Taeil tak menjawab namun dia menganggukkan kepala sebagai jawabannya, Taeil meminjam kursi roda dan mengajak Doyoung ke kamar bayi.

" Sudah jangan marah lagi, ayo ke ruangan bayi " ucap Taeil yang mencoba membujuk Doyoung.

" Iya-iya deh " ujar Doyoung dengan pasrah pada akhirnya.

Mereka pun pergi ke ruangan bayi dan Taeil juga sudah membawa barang-barang yang ada di ruangannya Doyoung tadinya ke dalam bagasi mobil.

" Tae liat dia lucu banget, mana lagi tidur " kata Doyoung yang gemas melihat anak pertamanya itu.

" Iya dia sangat lucu seperti kamu " balas Taeil yang ternyata juga melihat anaknya itu.

" Tapi lebih lucuan dia tau, aku ga terlalu " lanjut Doyoung yang merasa bahwa anaknya lebih lucu dibanding dirinya.

" Yang penting dia sama lucunya dengan mu, jangan katakan seperti itu " timpal Taeil pada akhirnya yang membuat Doyoung menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Mereka pun sampai mobil, Taeil mengangkat badan Doyoung kedalam mobil dan mengembalikan kursi roda kepada resepsionis yang terdekat.

Mereka pulang sambil mengobrol hal-hal biasa saja, hingga Doyoung tak tahu jika Taeil adalah tipe orang yang siaga dalam hal seperti ini.

Pakaian, makanan, tempat tidurnya dan lainnya sudah Taeil siapkan sebelum Doyoung pulang, layaknya suprise dan Doyoung senang akan hal itu.

Taeil memegang sebelah tangan Doyoung yang membantunya berjalan, Doyoung sambil menggendong Yangyang saat itu.

" Pelan-pelan saja Doy " ujarnya yang memegang tangan Doyoung.

" Hehe aku pengen jalanin rumah ini lagi " balas Doyoung sambil nyengir.

" Tunggu bentar-benar pulih, sudah berikan bayinya dan kamu tidur saja " lanjut Taeil pada akhirnya.

Doyoung tak sengaja mengecek sebuah laci dekat kasur mereka, dia kaget melihat isinya ada kantong asi dan alat pompanya yang masih bersih.

Taeil meletakkan bayi itu di sebuah tempat tidur di dekat dirinya, dia paham jika Doyoung akan kesulitan kalau bayi itu akan ada disampingnya.

" Tae, ayo tidur aku ngantuk " ucap Doyoung tiba-tiba sambil merentangkan tangannya layaknya ingin memeluk seseorang.

Taeil tersenyum dan menghampirinya, dia meneggelamkan kepalanya di bahu Doyoung saat itu yang membuat tangan Taeil menjadi jahil karena memasukkannya ke dalam baju Doyoung.

" Tae! jangan gini dong, aku baru pulang " timpal Doyoung tiba-tiba.

" Maaf, tapi saya rindu tubuh kamu " balas Taeil yang mendengarnya.

Doyoung memilih membuang mukanya dan dia masih kesal, Taeil langsung memeluknya dengan erat yang membuat Doyoung tak bisa berkata-kata apapun lagi.

" Jangan kesal lagi, ayo tidur " ajak Taeil yang mengelus pucuk kepala Doyoung dengan lembut.

Pipi Doyoung terasa merah saat itu, entah sudah beberapa kali dia selalu begitu ketika Taeil melakukan hal yang menurutnya akan membuat dia berteriak sejadi-jadinya dalam hati.

" TAEIL! BISA GA SIH GAUSAH BIKIN JANTUNG GUE BERDEBAR KENCANG, GUE MAU PINGSAN SUMPAHH " batin Doyoung yang terlihat jelas dari ekspresinya bahwa dia teriak dalam hati.

" Tidur Doyoung. " ucap Taeil tiba-tiba yang paham akan pikiran Doyoung.

" Iya.. " ujar Doyoung dengan purau.

Mereka pun tertidur pulas, badan besar milik Taeil menutupi seluruh tubuh kecil milik Doyoung saat itu.

Doyoung menjadi tak bisa tidur, jarinya mengelus bibir Taeil dengan lembut saat itu, entah mengapa dia menginginkan hal itu.

" Kenapa Doy? " tanya Taeil yang terbangun akan ulah Doyoung tadi.

" A-ah ngga kok " balas Doyoung yang langsung menyembunyikan jarinya.

" Kalau mau tinggal ngomong, jangan gengsi saja " lanjut Taeil yang membuat Doyoung tersadar.

" Iya-iya aku pengen kiss... " jawab Doyoung dengan lirih.

Taeil membuka matanya kali ini dan melihat Doyoung yang sedih, dia langsung mencium bibir Doyoung dengan lembut.

Doyoung menyukainya, dia membalas ciuman itu dengan lembut juga hingga Taeil masih melumat bibir itu dengan lembut.

Untungnya nafas Doyoung belum habis, hingga Taeil membuat tanda banyak di leher Doyoung yang penuh akan warna merah.

" A-AKHH! Tae! sakit tauu " ujar Doyoung yang tak kuat akan hal itu.

" Leher mu itu terlalu polos, makannya saya warnai " balas Taeil tanpa ada rasa bersalah saat itu.

" Dan tetap ingat, seluruh tubuh mu hanya milik saya seorang, tak ada orang lain yang bisa melihatnya " bisik Taeil yang membuat Doyoung terdiam.

" Iya Tae, ini semua punya kamu " lanjut Doyoung yang menjawab perkataan Taeil tadi.

Mereka pun melanjutkan tidur itu, Doyoung sudah tertidur tapi tidak dengan Taeil yang masih terbangun kala itu.

Bayi mereka juga tidur dengan pulas sedari tadi, Taeil senang melihat kedua orang yang selalu membuat hatinya senang saat melihatnya saja apalagi Doyoung.

" And i will love you baby, always. " kata Taeil yang menatap Doyoung yang tengah tertidur saat itu.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang