Bab 42 : Tak Bisa Jalan.

1.2K 34 0
                                    

Paginya Doyoung terbangun karena sinar matahari masuk ke kamar mereka, dia mencoba bangun karena badannya lengket namun tak bisa.

" A-ahh sakit banget.. " lirihnya yang tak kuat untuk duduk.

Taeil masih tidur saat itu, Doyoung menjadi kesal karena ulah Taeil semalam yang benar-benar membuat dia tak bisa jalan.

" Ish jadi ga bisa jalan, mana sakit banget lagi " ujarnya yang memilih tidur lagi.

Doyoung menatap wajah Taeil yang masih tidur waktu itu, dia mencubit pipinya yang membuat Taeil membuka matanya.

" Kenapa? butuh sesuatu? " tanya Taeil dengan cepat.

" Liat nih! aku ga bisa jalan karena kamu " balas Doyoung yang menjadi marah.

" Salah siapa yang minta lanjutin? tanggung sendiri " lanjut Taeil yang membuat Doyoung memukul badannya.

" AKU KAN GA ADA BILANG BUAT SEKASAR ITU MOON TAEIL!! " teriaknya yang membuat Taeil menutup mulutnya.

" Udah jangan berisik, ini masih pagi dan takutnya Yangyang bangun " kata Taeil dengan tenang.

" Ah bodo ah salah kamu pokoknya " ujar Doyoung akhirnya yang memilih membelakangi Taeil.

" Salah lagi salah lagi, padahal dia yang minta " batin Taeil yang menjadi kesal juga akhirnya.

Taeil menarik badan Doyoung dan memeluknya dari belakang, dia membisikkan " iya-iya saya minta maaf kelinci bawel. "

" Enak aja ngomongnya, aku bukan kelinci bawel ya! " sentak Doyoung yang mendengarnya.

" Shut up, ini masih pagi sayang " balas Taeil dengan deep voicenya.

Doyoung bergidik, dia menjadi ketakutan karena Taeil saja. Saat itu dia langsung bingung mau marah lagi atau tidak.

Taeil memeluknya erat dan memilih tidur lagi, Doyoung menjadi tak bisa tidur dan juga Taeil memeluk area perut bawahnya.

" Tae! awas ihh aku mau ke kamar mandi, badan aku lengket semua " ucap Doyoung yang menjadi tak bisa bergerak karena Taeil.

" Emang bisa jalan? " tanya Taeil yang membuat Doyoung terdiam.

Dia baru ingat jika dia tak bisa jalan, dia menjadi tak bisa menjawab perkataan Taeil saat itu.

" Y-ya ngga, tapi itukan karena kamu "  lanjut Doyoung yang sedikit terbata-bata.

" Sudah tidur saja, tak usah banyak gerak nanti badan mu sakit lagi " bisik Taeil akhirnya yang memeluk Doyoung lagi.

" Tapikan badan aku lengket... " lirih Doyoung yang menjadi diam.

Taeil mendengarnya dan mengelus kepala Doyoung dengan lembut, itu membuat pipi Doyoung menjadi panas dan merah merona.

Taeil tersenyum kecil dan menyadari hal itu, dia semakin mengelus kepala Doyoung dan memeluknya erat. Doyoung menjadi tak bisa melakukan apapun karena Taeil.

" Liat pipi kamu tuh, merah dan panas sepertinya " ujar Taeil yang melihat wajah Doyoung.

" I-ihh ngga yaa! " decak Doyoung yang langsung menutupi wajahnya.

Taeil menghirup leher Doyoung, wanginya sendiri tetap sama dan tak hilang dari sana. Itu membuat Doyoung merasa geli.

" Tae ihh, geli tauu " kata Doyoung yang mengusap lehernya karena geli.

Taeil tak menjawabnya tapi dia sengaja melakukan itu, dia memilih mengelus kembali kepala Doyoung dengan lembut.

Doyoung merasa tenang dan menyukai elusan kepala itu hingga membuat pipinya sekali lagi menjadi merah merona.

" Sepertinya candu untuk mengelus kepala mu " bisik Taeil yang membuat Doyoung malu.

" Ish g-ga gitu juga Tae " balas Doyoung dengan nada pelan.

Taeil pun duduk akhirnya, dia meninggalkan Doyoung begitu saja dan pergi mandi. Sedangkan Doyoung menghidupkan hpnya dan melihat jam digital.

" Lah udah jam 8 aja, takut banget kalau Yangyang udah bangun " batin Doyoung yang khawatir jika Yangyang sudah bangun sedari tadi.

Taeil keluar, dia tak bekerja karena hari libur dan dia menghampiri Doyoung yang tengah gelisah karena Yangyang tadi.

" Mau mandi tidak? dan juga kok kamu gelisah? " tanya Taeil yang menyadarinya.

" Mauu tapi nanti kamu lihat Yangyang ya? takutnya dia udah bangun " jelas Doyoung yang mendengar itu.

" Iya-iya kelinci " ujar Taeil yang akhirnya mengangkatkan badan Doyoung ke kamar mandi.

Doyoung akhirnya mandi, badannya penuh dengan warna merah dan juga lehernya itu paling banyak dibanding lainnya.

" Gara-gara Tae sih, merah semua jadi ga enak buat dilihat " timpal Doyoung menjadi kesal jika mengingatnya.

Taeil menghampiri kamar Yangyang yang masih tidur ternyata, Taeil tak membangunkannya karena menurut Yangyang akan sangat mengantuk jika di bangunkan.

Taeil akhirnya kembali ke kamarnya, dia memilih mengerjakan proyeknya yang tadi malam belum selesai karena permainan itu.

" Tae!! tolongin!! " panggil Doyoung dengan kuat.

Taeil menghampirinya dan melihat Doyoung meminta gendong kepadanya, Taeil pun menggendongnya dan mendudukkannya Doyoung di kasur.

" Itu bajunya, pakai kalau bisa kalau tidak bisa panggil saja " ujar Taeil yang kembali ke kursi kerjanya.

Doyoung memakainya, meskipun sulit ternyata Taeil memantaunya dari pantulan layar laptop itu yang membuat dia sedikit tersenyum melihatnya.

" Sepertinya aku dimabuk oleh cinta darinya, dia benar-benar manis dan aku juga terpikat akan segala yang ada di dirinya " ucap Taeil dengan pelan yang merasa bahwa dia benar-benar dimabuk oleh Doyoung.

Akhirnya Doyoung selesai memakai baju, dia tak bisa kemana-mana selain tiduran di kasur padahal dia sendiri kelaparan.

" Tae? Yangyang tadi belum bangun kan? " tanya Doyoung yang baru mengingatnya.

" Tidak dia belum bangun, kenapa emangnya? " tanya Taeil balik yang melihatnya kali ini.

" Eumm ngga aku cuman nanya aja, takutnya dia bangun ntar dan dia kelaparan " balas Doyoung dengan memperlihatkan wajah poutnya itu.

" Haha berarti kamu juga lapar kan? " tebak Taeil yang tahu akan hal itu.

" Kok kamu tauu?? perasaan aku ga ada ngebatin deh " jawab Doyoung yang terkejut mendengarnya.

" Sudah tunggu saja di sini, saya liat makanan dulu " ujar Taeil akhirnya yang meninggalkan.

Doyoung pun menunggunya, dia kira Yangyang sudah bangun ternyata belum dan hatinya sedikit lega saat mendengar itu.

" Dia itu selalu buat gue tersipu kalau bareng dia, lama-lama gue jadi korban cinta dia deh saking banyaknya love language dia " lirih Doyoung yang mengingat sikap Taeil kepadanya.

Taeil itu baik orangnya hanya saja cara dia menyampaikan cintanya berbeda, selalu mengatakan Doyoung lucu dan cantik daripada apapun.

" Untungnya bukan salah jodoh meskipun perjodohan " batin Doyoung yang akhirnya tersenyum yang teringat akan cerita pertama mereka tinggal disana.

Doyoung tak mengira jika Taeil menjadi suami sekaligus seorang ayah dari anaknya, padahal dulunya dia ingin mencari jodoh dengan caranya sendiri malah mendapat dari perjodohan.

Tapi dia tak menyukainya dulu, lambat laun karena sikap Taeil yang baik itu, caranya, serta love languagenya yang membuat dia menjadi fall in love dengan Taeil.

" Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu " batin Doyoung sekali lagi yang tersenyum manis.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang