Beberapa tahun kemudian, Winter dan Yangyang beranjak dewasa untuk saat ini mereka menjadi anak sekolah menengah pertama.
Bukan menjadi anak sekolah dasar, Winter dan Yangyang tumbuh menjadi anak yang baik dan juga penurut.
" Bunaa! " teriak Winter yang berlari ke arah Doyoung yang tengah menonton.
" Jangan teriak kak, kenapa? " tanya Doyoung yang melihatnya.
" Ayo shopping, aku pengen beli sesuatu " balas Winter yang duduk di sebelah Doyoung.
" Boleh aja, tanya yang lain siapa tau mau ikut " ujar Doyoung akhirnya.
Winter mengangguk dengan cepat dan akhirnya pergi menuju kamar kakaknya dan daddy nya itu, ternyata mereka berdua ingin ikut.
" Bunaa! kakak sama daddy mau ikut!! " teriak Winter yang membuat senyum Doyoung terukir begitu saja.
Doyoung pun mematikan tv dan akhirnya masuk ke kamarnya, dia melihat Taeil yang tengah membereskan meja kerjanya.
" Tae? nanti makan di luar ya? " tanya Doyoung yang berharap Taeil setuju.
" Kenapa tidak di rumah saja? " tanya Taeil balik kepadanya.
" Pengen makan di luar, boleh yaa? " tanya Doyoung lagi dengan gemas.
Akhirnya Taeil mengangguk dan Doyoung langsung mencium bibirnya dengan lembut, Taeil menarik pinggang Doyoung menjadi rapat ke tubuhnya.
Yangyang dan Winter tak sengaja melihat kedua orang tuanya sedang melakukan hal tadi, dengan cepat Yangyang langsung menutup matanya Winter.
" Ihh kaa! kenapa sih?? " teriak Winter yang kesal.
" Udah diem, bocah ga boleh liat " balas Yangyang dengan cepat.
Dia langsung mengajak Winter untuk turun kebawah, Winter masih saja kesal karena tadi dan kedua orangtuanya sadar akan hal tadi.
Akhirnya mereka pergi buat jalan-jalan saat itu, dan Winter ternyata ingin membeli alat tulisnya dan Yangyang ingin membeli yang berhubungan dengan musik serta elektronik.
" Dad? bolehkan ya beli headphone? " tanya Yangyang kepada Taeil.
" Tentu, kenapa tidak? " jelas Taeil balik kepada Yangyang.
" Takut buna ga bolehin soalnya " balas Yangyang yang mendengarnya.
" Beli saja nanti daddy yang bayar, sekalian tanya Winter siapa tahu dia mau " ujar Taeil yang membuat Yangyang tersenyum.
Mereka belanja banyak sekali saat itu dan Winter juga belajar kepada Doyoung untuk mengenali skincare, berbeda dengan Taeil dan Yangyang yang milih pergi ke toko elektronik tadi.
Mereka telah sepakat jika sudah selesai membeli barang, akan berkumpul di tempat sudah di janjikan sebelumnya.
Ternyata Yangyang menyukai musik, Taeil juga menyukainya cuman dia jarang mendengarkannya dan mereka berdua kalap saat itu.
Yangyang membeli headphone berwarna hitam sedangkan Winter warna putih dan ipad yang dia butuhkan untuk belajar, berbeda dengan Taeil yang membeli stylus pen saat itu karena laptopnya touch screen.
Tapi lebih banyak lagi belanjaan Doyoung dengan Winter yaitu alat tulis, skincare, parfum, baju dan sepatu.
Mereka belanja banyak sekali saat itu hingga berkumpul lagi di salah restoran makanan jepang yang diminta Winter tadinya, mereka pun makan disana sambil mengobrol.
Winter ternyata sama seperti Doyoung yang selalu bercerita dimana saja, mereka tertawa dengan puas malam itu.
Tiba-tiba hp Taeil berbunyi pelan yang menandakan adanya notifikasi pesan yang masuk, dan Taeil sedikit aneh ketika membacanya.
" Hi? sudah lama tidak bertemu dan kedua anakmu tumbuh dengan baik ya? aku akan mendatangi kalian lagi. "
Itu isi pesan yang masuk ke hp Taeil, dia langsung tahu siapa yang mengirimkan pesan tadi ke hpnya dan dia menjadi sedikit khawatir.
Doyoung menyadari hal itu karena dia melihat ekspresi wajah Taeil yang berubah, dia tahu jika sedang terjadi sesuatu.
" Babe? dia datang lagi... " lirih Taeil dengan pelan.
Ternyata semuanya mendengar, Yangyang dan Winter langsung diam begitu juga dengan Doyoung yang bertanya kepada Taeil.
" Siapa? " tanya Doyoung yang sedikit heran.
" Nayeon mungkin dia sedang menunggu di parkiran atau ada di sekitar sini " balas Taeil yang membuat Doyoung terdiam mendengarnya.
Kedua anaknya tak paham akan apa yang dibicarakan oleh Taeil dan Doyoung tapi mereka tahu jika sedang ada masalah.
" Ga perlu takut, aku disini " lanjut Doyoung yang menenangkan Taeil.
Setelah dari sana mereka langsung memutuskan untuk pulang, ternyata benar tebakan Taeil jika Nayeon ada disana.
Doyoung juga menyadari hal itu ketika, melihat salah satu mobil tepat di depan mobil mereka yang tak asing dimatanya.
" Nayeon itu siapa bun? " tanya Winter dengan polosnya.
" Nanti buna ceritakan di rumah ya? jangan sekarang " jawab Doyoung dengan lembut.
Taeil pun menjalankan mobil itu dengan santai awalnya, tapi dia tahu jika Nayeon tepat berada di belakangnya.
" Dia ngejar kita ya? " celetuk Yangyang yang melihat ke arah belakang mobilnya.
Doyoung menjadi kesal saat mendengarnya dan Taeil menaikkan gasnya, dia membawa itu dengan kencang.
Yangyang masih saja mengamati mobil di belakang mereka yang mengejar mereka juga, Doyoung sendiri menjadi geram.
" Ayo tukaran, aku geram liat dia " kata Doyoung yang membuat Taeil langsung menyetujuinya.
Mereka memberhentikan mobil itu di pinggir jalan dan langsung bertukar posisi, dengan lihai Doyoung langsung membawa mobil itu dengan kencang.
Taeil juga menjadi kesal ketika melihat mobil itu, dia tebak di dalam mobil Nayeon ada beberapa orang lainnya.
" Jangan langsung pulang ke rumah, mereka ada banyak di sana " ucap Taeil yang membuat Doyoung tersenyum.
Dia semakin kencang dan meninggalkan jejak begitu saja, tetapi Nayeon bisa mengejar mereka kala itu.
Kecepatan mobil itu sampai 100 km per jam dan Winter memilih tidur karena kelelahan tapi tidak dengan Yangyang, yang masih saja melihat ke mobil itu.
Dia bingung mengapa mobil di belakangnya ini mengejar terus sedari tadi, tapi dia juga menjadi kaget ketika melihat buna nya membawa mobil dengan kencangnya.
Suara mobil mereka menarik perhatian dari pejalan kaki saat itu, sampai-sampai Doyoung ngedrift ketika ada tikungan.
Nayeon tak melakukan hal yang seperti drift tapi dia bisa mengimbangi Doyoung, mereka berdua bersebelahan saat itu.
" F*ck for u " kata Taeil yang membuat Doyoung langsung memarahinya.
" Hush ga usah ngomong gitu, aku tau caranya " balas Doyoung dengan santai.
Dia membawa mobil itu semakin kencang, benar-benar kencang dan Nayeon tak bisa mengejar mereka kali ini.
Doyoung banyak sekali melakukan aksi seperti pembalap saat itu, Taeil hanya menyuruh Yangyang tidur saat itu.
Yangyang pun tertidur, mereka berdua masih saja menghindar dari kejaran Nayeon yang masih saja mengejarnya.
Hingga satu jam lebih akhirnya, Doyoung juga kelelahan membawa mobil ini dan akhirnya mereka bertukar lagi.
Taeil membawa mobil itu sementara Doyoung ketiduran saking lelahnya, jugaan tangannya sakit karena terlalu lama memegang setir.
Taeil dengan cepat langsung putar arah yaitu ke jalan rumah mereka, dan berakhir sampai sekitar jam 11 malam.
Mereka langsung masuk ke rumah sedangkan Taeil memasukkan mobil tadi ke garasi, dan dia sengaja melakukan hal itu.
Dia tahu jika Nayeon masih saja mengejarnya, tapi dia terkadang ingin menghajarnya jika Nayeon bukan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
أدب المراهقينINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...