Siang itu Doyoung masih tiduran di kasurnya, dia masih tak bisa bergerak karena hal itu sebenarnya.
Taeil sendiri sedang berada di kantornya dan kedua anaknya juga masih sekolah kala itu, dan sejujurnya Doyoung bosan kala itu.
Waktu telah menunjukkan jika sebentar lagi pukul 13.05 dan Doyoung kelaparan, makanan yang ada di kamarnya sudah habis sedari tadi karena dia sendiri.
" Laper banget... " ujarnya pelan sambil memegangi perutnya.
Doyoung benar-benar sendirian disitu, dia tak masalah akan hal itu sebenarnya namun perutnya yang menjadi masalah.
Tak lama dia mendengar ada langkah kaki seseorang dari luar, Doyoung takut karena tak ada suara orang sedang mengobrol atau apapun.
Ternyata itu ada Taeil, dia membuka pintu pelan dan melihat Doyoung yang ketakutan lalu bersembunyi dibalik selimut.
" Hai babe? " panggil Taeil yang membuat Doyoung langsung melihatnya.
" Aku kira orang lain hehe " cengir Doyoung yang begitu saja.
Taeil meletakkan jas dan tas kerjanya di kursi, dia melipat kedua lengan bajunya dan dia memeluk badan Doyoung.
Sperti biasa Doyoung akan mengelus kepala Taeil dengan lembut kala itu, dan Taeil memeluk tubuh Doyoung dengan erat.
" Gimana kerjanya? banyak? " tanya Doyoung yang masih mengelus kepala Taeil.
Taeil hanya mengangguk pelan, pintu kamar mereka itu terbuka namun terbuka sedikit saja dan Yangyang dengan Winter tengah mengintip kala itu.
" Bang? kayaknya kita salah deh kalau mau ngobrol sama buna sekarang " kata Winter yang melihat ke arah Yangyang.
" Iya juga sih, udah ayo pergi " ajak Yangyang akhirnya.
" Tae? ayo antarin aku ke bawah, aku laper " ujar Doyoung dengan wajah gemasnya saat itu.
" Oh f*ck... u so sweet babe... " batin Taeil yang benar-benar langsung mengalihkan pandangannya.
" Ayoo aku laper :( " lanjut Doyoung yang memainkan pipi Taeil kala itu.
Taeil pun setuju dan mengantar Doyoung ke bawah saat itu dan dia menurunkan Doyoung di sofa dan membiarkannya menonton tv.
" Buna!! " teriak Winter yang tak terlalu keras.
Winter sendiri berlarian saat itu padahal Doyoung sudah bilang untuk tidak berlarian namun Winter tak mendengarkannya.
Saking cepatnya berlari, dia tak sengaja bertabrakan dengan pintu kamar lain yang ada di bawah, Winter hanya bisa mengaduh kesakitan.
" Aduh... " ujar Winter yang mengelus dahinya yang terbentur tadi.
" Kan, sekarang siapa yang salah? kamu atau pintu? " tanya Doyoung dengan tegas.
" Iya Winter yang salah, maaf deh " balas Winter yang menghampiri Doyoung akhirnya.
Taeil sendiri masih ada di dapur kala itu dan Yangyang juga berada di sana ternyata, namun Yangyang mencari minuman dingin saat itu.
" Dad? daddy ada minum yang minuman dingin? " tanya Yangyang yang masih saja mencarinya.
" Tidak, daddy tak ada meminum itu " jawab Taeil dengan sanati kala itu.
" Coba tanya mereka berdua, mungkin mereka berdua yang meminumnya " lanjut Taeil yang menyuruh Yangyang untuk menanyakan hal itu kepada Doyoung dan Winter.
" Bun? Win? kalian minum punya aku? " tanya Yangyang yang merasa heran saat itu.
" Minuman apa? " tanya Doyoung balik yang heran juga akhirnya.
" Ohh minuman yang ini kan? " tanya Winter lagi yang menunjukkan salah satu foto minuman bersoda.
" Nah iya, lo ya yang minum? " timpal Yangyang yang menuduh Winter dengan cepat.
" Hehe maaf bang, haus soalnya " cengir Winter tanpa rasa bersalah.
Yangyang dan Winter menjadi adu mulut saat itu, sedangkan Taeil baru datang dari dapur membawakan makanan untuk Doyoung dan setoples cookies.
" Loh? kok ada cookies? " tanya Doyoung yang kaget.
" Ahh sebelum kamu masuk rumah sakit, Winter membuatnya dan sepertinya dia lupa membawanya babe " jelas Taeil yang duduk di sebelah Doyoung.
Winter dan Yangyang menjadi terdiam mendengarkan pembicaraan kedau orang tua mereka, dan mereka punakhirnya juga duduk di sana sambil bercerita satu sama lain.
Winter dan Doyoung paling banyak tertawa kala itu, Taeil menyukainya dan dia benar-benar menyukai suara tertawa itu yang membuat rumah itu terasa nyaman.
Taeil menyender di bahu Doyoung secara perlahan-lahan saat itu, Yangyang dan Winter sadar namun tatapan Taeil seakan-akan mengatakan untuk tak memberitahu hal ini kepada Doyoung saat itu.
Mereka juga sambil menonton bersama saat itu dan ternyata Winter dan Yangyang memilih ke kamar karena sudah mengantuk dan lumayan lelah.
Tetapi tidak dengan Doyoung yang masih menonton sore itu, dan dia akhirnya sadar kalau Taeil bersender di bahunya sedari tadi.
Dia melihat raut wajah Taeil yang benar-benar lelah, pelan-pelan dia menurunkan Taeil yang tadinya bersender di bahunya menjadi tertidur di pahanya.
Doyoung mengelus kepala Taeil dengan lembut saat itu, dia juga paham akan Taeil yang tidur kali ini karena biasanya dia akan bekerja.
" Tidur aja, aku disini " ujar Doyoung dengan pelan ketika melihat Taeil.
Tiba-tiba saja Taeil langsung memeluk perut Doyoung dengan erat, Doyoung geli akan hal itu namun dia membiarkannya.
Doyoung juga menonton film itu hingga malam tanpa ia sadari, Taeil terbangun kala itu dan melihat Doyoung.
Dia terkejut ketika dia sadar jika dia tertidur di paha Doyoung sedari tadi, Doyoung yang merasakannya langsung melihatnya.
" Kenapa? " tanya Doyoung yang juga ikut heran jadinya.
" Saya sudah lama tertidur? " tanya Taeil kepada Doyoung kala itu.
Doyoung hanya mengangguk dan dia menjelaskan jika Taeil sendiri sudah lama tertidur di pahanya dan juga Doyoung kasian kepada Taeil yang bersender saat itu.
Taeil hanya bisa tersenyum mendengarnya dan mengelus kepala kelinci bawelnya itu dengan lembut, Doyoung juga membalas senyuman itu dengan gemas.
" I love you babe " kata Doyoung yang nyaris membuat Taeil tak percaya.
" W-wait the minute, can u repeat again? " jawab Taeil dengan cepat saat itu.
" I'm said i love you! " decak Doyoung yang sejujurnya menahan untuk blushing di pipinya.
" Ahh you said that? i'm too as u know babe " balas Taeil yang berhasil membuat Doyoung blushing seketika.
Doyoung tak bisa menyembunyikannya dan Taeil tertawa melihat hal itu, Doyoung sendiri masih mencoba untuk tidak salah tingkah lagi.
Mereka menjadi pasangan yang kasmaran saat itu, Winter dan Yangyang hanya bisa melihat dari lantai atas.
" Bang? kalau kita turun ngeganggu ga ya? " celetuk Winter saat itu.
" Yaiyalah masa ngga " balas Yangyang yang jadi duduk di dekat Winter.
Mereka berdua hanya bisa menunggu hal itu selesai sambil bercerita dengan satu sama lain, sebenarnya mereka salah saat itu.
Kedua orang tua mereka itu bucin akut namun mereka saja yang tidak sadar, dan setelah kedua orang tuanya selesai kasmaran.
Barulah mereka turun ke bawah saat itu, Yangyang langsung makan karena dia kelaparan sejak tadi dan Winter juga langsung minum karena kehausan.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Novela JuvenilINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...