Beberapa hari kemudian Doyoung sudah bisa jalan, dan Yangyang semakin pintar, belakangan ini dia sering membantu Doyoung seperti membereskan mainannya, terkadang membaca buku di waktu senggang dan lainnya.
Doyoung duduk di sofa, menenangkan pikirannya yang dipenuhi dengan beribu-ribu pertanyaan.
Entah dia sedang stress atau tidak, tapi dia tak bisa untuk tak memikirkan itu, dia memikirkan ibu kandungnya.
Ibu kandungnya itu jahat namun dia menyayanginya dengan sepenuh hati, saat dia baru nikah dengan Taeil, dia tak di perbolehkan lagi kembali ke sana.
Doyoung menahan tangisnya, dia tak ingin hal ini juga terjadi. Dia rindu namun dia hanya bisa mengatakannya dalam hati bukan secara langsung.
Dia juga takut merusak masa kecil anak-anaknya nanti, dia tak ingin hal itu terjadi. Tangisnya pecah saat itu yang membuat Yangyang yang tadinya asik main menjadi menghampirinya.
" Buna? Buna thenapa?? " tanya Yangyang dengan lembut.
Doyoung langsung mengelap air matanya itu, dia tak ingin Yangyang mengetahui jika dia sedang menangis saat itu.
" Ngga, buna gpp kok " jawab Doyoung dengan pelan.
Yangyang memeluk Doyoung erat, tetesan air mata itu masih ada di wajah Doyoung yang membuat Yangyang menghapusnya dengan tangan kecil.
Doyoung membiarkan Yangyang mengelapnya saat itu, sungguh dia tak tahu jika Yangyang yang akan mengelap air matanya sendiri padahal dia belum mengajarkan Yangyang seperti itu.
Hujan membasahi rumah mereka dan saat itu hujan turun dengan deras, Yangyang tertidur di pangkuan Doyoung ternyata.
Doyoung menidurkannya di kamar Yangyang serta menyelimutinya, dia menutup pintu dan keluar dari sana, dia masih ingin duduk di sofa yang dimana jika dia melihat ke arah kanan ada jendela.
Dia duduk dan melihat ke arah kanan itu, dia menyukai hujan tapi tak menyukai jika ada petir yang menyambar.
Taeil belum pulang karena masih bekerja dan juga Taeil mengatakan bahwa dia akan sedikit terlambat karena meeting, Doyoung mengiyakannya saja saat itu.
Saat ini dia ingin sekali memeluk seseorang namun tak ada siapapun selain dia dan Yangyang saja, dia menjadi termenung saat melihat jendela itu.
Doyoung mencoba menutup matanya dan menenangkan pikiran dan dirinya itu, tiba-tiba saja Taeil pulang dengan tergesa-gesa, dia menghampiri Doyoung dan memeluknya erat.
Doyoung membuka matanya dan merasakan ada yang memeluknya, entah mengapa Taeil memeluknya dengan erat.
" What's wrong with you? " tanya Doyoung dengan lembut kepada Taeil.
" I'm really miss u, i want hug u too " jelas Taeil yang masih memeluknya dengan erat.
" I just wanna stay with you, forever, forever and ever babe " lirih Taeil yang ternyata di dengar oleh Doyoung.
Doyoung semakin memeluknya erat, dia tak peduli akan nafasnya yang habis atau tidak nantinya, dia ingin menangis namun sekali lagi dia menahan.
" I don't want miss a thing with you too darl " bisik Doyoung yang membuat Taeil langsung mencium bibirnya.
Ciuman itu menjadi ciuman hangat disana, Doyoung membalas itu dan Taeil juga melumatnya lembut kali ini.
Perasaan rindu tak bisa diucapkan dengan kata-kata ataupun lainnya, karena itu hanya bisa dibalas dengan perasaan lagi.
( Aing galau karena johnten gak ngeluarin moment pdhl kangen ) - author.
Dan Taeil pun melepaskannya, dia menatap Doyoung dengan dalam begitu juga dengan Doyoung yang menatapnya benar-benar tulus bukan basa-basi.
" I know if u were crying before, please don't cry anymore " kata Taeil dengan lembut membuat Doyoung terdiam.
" Sorry.. aku memang nangis tadinya tap- " jelas Doyoung yang belum selesai dan Taeil langsung mengatakan sesuatu membuat Doyoung menunduk jadinya.
" Don't cry, i'm always still with u, still love u, remember that " ujar Taeil yang memotong perkataan Doyoung.
Doyoung menunduk seakan-akan dia merasa bersalah, padahal dia tak ada salah dan Taeil langsung memeluknya dengan erat saat itu.
Tangis Doyoung pecah, Taeil membiarkannya menangis di dadanya saat itu. Doyoung ingin menangis hari itu makannya dia merasa stress sedari tadi.
" I can't stop love u " bisik Taeil yang membuat Doyoung semakin erat memeluknya.
Mereka berpelukan lama saat itu, ada sekitar 20 menit lebih dan Doyoung melepaskannya saat itu. Hatinya terasa tenang mendengar perkataan Taeil tadi.
Taeil duduk di sofa tepat di sebelah Doyoung saat itu, entah mengapa rasanya benar-benar hangat bagi mereka berdua saat itu.
Taeil menyukai jika Doyoung merasa bahagia, senyum manisnya terukir dan lainnya, dia paham jika Doyoung sedih namun dia tak ingin Doyoung terlalu terlarut dalam kesedihan.
Seperti lagu Aerosmith - I don't want miss a thing, lagu itu membuat seseorang merasa merindukan sang kekasih dengan dalam walaupun sang kekasih itu selalu bersamanya.
" Hug me please.. " lirih Doyoung yang tak menatap Taeil.
Taeil mendengarnya dan langsung memeluk hangat Doyoung untuk kedua kalinya, Doyoung menyukai pelukan ini dan membalas pelukan itu.
Hingga tak sengaja Taeil menindih Doyoung di sofa saat itu, keduanya kaget dan terdiam namun tiba-tiba saja Doyoung mengecup bibir Taeil dengan lembut, Taeil terkejut namun dia mengikutinya.
Doyoung memegang tengkuk leher Taeil, keduanya terlarut dalam mesra saat itu apalagi udara dingin yang membuat ingin terasa hangat satu sama lain.
Doyoung melumat bibir Taeil itu dengan lembut, Taeil menginginkan ini saja tak mau yang lain, dia membalas lumatan itu dan akhirnya melepaskan ciumannya.
Wajah Doyoung sudah menjadi merah karena tak mendapatkan celah untuk mengambil nafas, namun dia tak marah sama sekali kepada Taeil.
" Sorry kalau udah buat kamu kehabisan nafas " ucap Taeil yang memandangnya saat itu.
" Gpp kok, aku ga marah " jawab Doyoung dengan senyum manisnya itu.
Taeil tertawa melihatnya, dia selalu suka senyum manis milik Doyoung tapi terkadang dia menjadi salah tingkah karena itu saja.
Mereka terlarut lagi dalam tatap-menatap saat itu, jujur saja Doyoung sedikit tak tenang melihat Taeil yang entah mengapa kharisma dirinya keluar saat itu.
" Kok dia jadi cakep gini? " tanya Doyoung dalam hatinya.
" Jadi kamu mikir saya ga cakep dari tadi? " tanya Taeil yang membaca isi hati Doyoung.
" B-bukan gitu tau, kan tiba-tiba aja gituloh " jelas Doyoung yang membuat pipinya menjadi merah karena dia sendiri.
Taeil mencubit pipi itu dengan lembut, dan menangkup pipinya, bagi Taeil pipi Doyoung itu benar-benar lembut makannya dia menyukai untuk mencubiti pipinya itu.
" Always cute " ujar Taeil tiba-tiba yang membuat Doyoung tertawa sedikit.
" Jadi kamu kira selama ini aku ga lucu gitu? " tanya Doyoung balik yang membalas ulah Taeil tadi.
" Tidak, kamu selalu lucu sayang " lanjut Taeil dengan wajah gantengnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Novela JuvenilINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...