- Film Horor.

238 23 0
                                    

Malam itu juga Taeil dan Yangyang pergi ke acara yang Taeil maksud, sedangkan Winter menemani Doyoung saat itu.

" Bun?? Nayeon itu udh ga datang lagi kan?? " tanya Winter yang memakan anggur saat itu.

" Udah ga ada kok, tenang aja " balas Doyoung yang mengangguk kecil.

Tetapi Winter merasa ada yang aneh saat itu, feel-nya tak enak waktu itu tetapi dia mencoba menyembunyikan hal itu dari Doyoung.

Doyoung masih tenang tiduran sambil bermain hpnya saat itu, Winter mendapatkan ide baru dan bertanya dengan Doyoung.

" Buna mau ikut nonton ga?? " tanya Winter yang membuat Doyoung langsung menatapnya.

" Nonton apa? " tanya Doyoung balik kepada Winter.

" Nonton horor di netflix, buna mau? " tawar Winter dengan senyumnya.

" Boleh deh " ujar Doyoung yang mau akhirnya.

Mereka pun menjadi nonton film horor saat itu, sejujurnya Winter ketakutan tetapi Doyoung tak terlalu saat itu.

Mereka berdua banyak kaget karena jumpscare dari film tersebut sangat amat mengerikan, hampir di setiap scene ada saja jumpscarenya.

" Ihh bunaaa ini ngeri banget.... " kata Winter yang bersembunyi di badan Doyoung.

Doyoung juga tertawa pelan karena itu saja, tetapi memang benar jika film itu terlalu seram bagi mereka berdua saja.

Mana Taeil dan Yangyang belum pulang, Doyoung menjadi ketakutan juga akhirnya dan Winter sudah takut sedari tadi.

" Bun... " ujar Winter yang benar-benar ketakutan saat itu.

Doyoung langsung mengelus kepala Winter, karena posisi Winter tengah memeluk badan Doyoung dan menidurkannya di dada saat itu.

" Bun serem banget tadi filmnya... " lanjut Winter yang semakin takut.

" Udah jangan dipikiran, tapi memang serem sih filmnya " balas Doyoung yang mengingat scene film tadi.

Entah kenapa Taeil dan Yangyang menjadi terlambat pulang, malam itu tiba-tiba hujan deras yang membuat cuaca menjadi dingin.

" Bun, daddy sama Yangyang kapan pulang? " tanya Winter yang masih saja ketakutan ternyata.

" Gatau Win, buna juga takut ini " jawab Doyoung yang benar-benar tak mengetahuinya.

Hingga satu jam kemudian, Taeil dan Yangyang pulang saat itu berbeda dengan Winter dengan Doyoung yang histeris ketika mendengar pintu kamar itu dibuka.

" AAAAAAA " teriak mereka berdua dengan kencang membuat Yangyang menutup telinganya.

" Kalian berdua kenapa? " tanya Taeil yang aneh melihatnya.

" Tadi habis nonton horor hwhee.. " lirih Winter yang nyengir karena itu saja.

" Wkwk siapa suruh nonton itu? " tawa Yangyang yang ketawa kencang karena itu saja.

" Diem ah " lanjut Winter yang masih memeluk Doyoung.

Doyoung juga kaget saat itu, dan akhirnya Yangyang mengantar Winter ke kamarnya meskipun dia masih takut.

" Jadi kamu juga ikut nonton? " tanya Taeil yang melirik Doyoung.

" Iyaa hehe juga kepo " balas Doyoung dengan senyumnya itu.

" Kebiasaan kamu tahu jika kamu penakut tetapi masih saja menonton hal itu " sambung Taeil yang kesal melihatnya.

Waktu itu Taeil ingin turun ke bawah karena ingin meminum, tetapi Doyoung menahannya karena dia masih ketakutan.

" Jangan turun :( aku ga ada temen.. " lirih Doyoung yang tak ingin Taeil turun.

" Tapi saya haus babe " balas Taeil yang memang ingin turun.

" Kalau kamu turun jangan peluk aku nanti " ujar Doyoung yang ngambek akhirnya.

Taeil yang melihatnya hanya bisa pasrah dan akhirnya dia tak jadi turun, dia tahu jika kelincinya itu benar-benar ketakutan.

Dia pun menghampiri Doyoung dan memeluknya dengan erat, Doyoung merasa sedikit tenang meskipun dia terbayang-bayang akan film tadi.

" Babe? kamu tertidur? " tanya Taeil yang melihat Doyoung tak bergerak sejak tadi.

" Hm? kenapa? " jawab Doyoung yang mendengarnya.

" Tidak, saya kira kamu tertidur tadi " lanjut Taeil kini memeluknya semakin erat.

" Ngga aku ga tidur, kamu butuh sesuatu? " tawar Doyoung yang menatap Taeil.

" I wanna your lips " bisik Taeil pelan di telinga Doyoung.

Doyoung yang melihat itu tertawa kecil dan langsung mencium bibir Taeil dengan lembut saat itu juga, Taeil juga membalas ciuman saat itu.

Setelahnya Taeil teringat jika dia habis meminum bir meskipun hanya satu gelas saja, tetapi rasanya sulit untuk memberitahukan kepada Doyoung.

" Babe? " tanya Taeil dan Doyoung langsung menatapnya.

" Kenapa? " balas Doyoung dengan cepat kala itu.

" Saya habis minum bir tadi dan itu hanya satu gelas saja, saya minta maaf ya? " ucap Taeil yang jujur akhirnya.

Doyoung terdiam mendengarnya, memang hanya satu gelas dan Doyoung bisa memaafkan hal itu sebenarnya.

" Saya minta maaf ya babe? " lanjut Taeil yang menunggu jawaban Doyoung.

" Euum... aku maafin deh " sahut Doyoung yang buka mulut akhirnya.

Taeil berterima kasih kepada Doyoung, setidaknya dia tidak di hukum Doyoung untuk tidur di luar atau di kamar lain.

" Kamu udah makan? " tanya Doyoung yang baru mengingat hal itu.

" Sudah sayang, tadi saya dan Yangyang makan di acara itu " jawab Taeil yang duduk sambil menyender ke dinding.

Taeil dan Doyoung menjadi bercerita di malam itu, Winter dan Yangyang yang selalu saja mengintip mereka tertawa kecil jadinya.

" Terkadang bucin berlebihan ga baik ya bang? " tanya Winter yang masih menahan tawanya itu.

" Bener Win wkwk, biasa orang tua lagi mode fall in love " balas Yangyang akhirnya mengajak Winter pergi darisana.

Sejujurnya mereka berdua masih tertawa cekikikan saat itu, apalagi Winter yang tak bisa menahan rasa tawanya itu.

Yangyang juga begitu dan akhirnya mereka bermain game bersama karena ajakan Yangyang untuk melupakan hal tadi.

Mereka bermain begitu lama hingga Taeil menghampiri mereka karena suara dari game itu kedengaran di kamar mereka.

" Yangyang, Winter. Tidur. " ucap Taeil dengan tegas dan mereka berdua langusng mematuhinya.

Winter mencuci muka, tangan, kaki dan gosok gigi lalu skincare sebelum tidur, berneda dengan Yangyang yang hanya cuci muka dan gosok gigi lalu tidur.

Doyoung juga melakukan rutinitasnya di malam hari, dia di gendong oleh Taeil saat itu dan ternyata Doyoung dengan usilnya memakaikan krim di wajah Taeil.

" Babe? what u doing? " tanya Taeil yang menjadi kesal.

" Udah diem deh, wajah kamu tuh kering tau ga " balas Doyoung yang menyuruhnya diam.

Doyoung duduk di wastafel dan Taeil tepat berada di depannya, Taeil hanya bisa pasrah saat itu juga.

Doyoung tertawa pelan melihat sikap Taeil yang memilih pasrah, tapi memang benar adanya apa yang dikatakan oleh Doyoung.

Wajahnya begitu kering sekali dan bibirnya juga kering, mata Taeil menjadi sedikit hitam karena efek begadang akan pekerjaan.

Doyoung mengoleskan krim di sekitar mata Taeil saat itu, dan semuanya pun selesai lalu Taeil menggendongnya lagi ke kasur.

Mereka pun tertidur dengan tenang meskipun Taeil tidur dalam ceruk leher Doyoung saat itu, Doyoung sendiri malah tertidur dalam pelukan Taeil seperti biasanya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang