- Get That.

227 29 3
                                    

Malam itu Doyoung mengantarkan segelas teh panas ke kamar, Taeil sibuk bekerja waktu itu sedangkan kedua anaknya sibuk bermain di kamar kala itu.

Doyoung masuk secara pelan-pelan agar tak menganggu Taeil yang benar-benar serius waktu itu, dia melihat Taeil menggunakan kacamata kali ini.

Doyoung meletakkan teh itu tak jauh dari pandangan Taeil, dia duduk di sebelahnya dan menyender di tangan Taeil.

" Minum dulu, kamu serius banget " kata Doyoung dengan pout.

" Iya-iya kelinci, anak-anak tidur? " tanya Taeil yang mendengarnya.

" Mereka masih main, mungkin mereka bakalan ke sini " jelas Doyoung dengan lembut.

" Ah begitu, oh iya kamu belum makan malam kan? " tanya Taeil yang membuat Doyoung sedikit aneh.

" Belum sih tapi anak-anak udah, emang kenapa? " jawab Doyoung dengan heran.

" Turun kebawah, mungkin akan ada yang datang " ujar Taeil yang membuat Doyoung menurutinya.

Sebelumnya Taeil memesankan Doyoung makanan waktu itu, dia tahu jika Doyoung belum makan sama sekali.

Doyoung turun dan membuka pintu, ternyata benar ada orang yang memberikan pesanan atas nama Taeil dan itu sudah di bayar.

Doyoung menerimanya dengan senang, dia membawa itu ke dapur dan ternyata Taeil membelikannya makanan fast food dan minumannya saat itu.

Tanpa pikir panjang Doyoung langsung membawanya ke kamar, dia menjadi sangat senang sekali dan duduk di sebelah Taeil.

" Tumben kamu beliin ini, tapi kangen sih makan ini " ujar Doyoung dengan senyumnya.

" Saya tahu jika kamu belum makan, makanya saya beli itu " jawab Taeil yang melihat ke arah Doyoung.

Akhirnya Doyoung makan saat itu sambil menyuap Taeil, malam itu benar-benar malam yang bahagia bagi Doyoung.

Tak lama kedua anaknya datang dan Doyoung pun membagikan makanannya itu, Taeil sendiri tak makan karena dia menghabiskan teh tadi.

Bagi Taeil satu gelas teh saja membuatnya kenyang walaupun sebentar saja, Doyoung banyak tertawa saat bersama anak-anaknya.

Taeil juga ikut senang saat mendengarnya, hingga makanan itu habis dan akhirnya Doyoung mengajak mereka gosok gigi lalu tidur.

Karena saat itu sudah jam 10 malam, dan akhirnya mereka tidur lalu Doyoung balik ke kamarnya dan kali ini dia minta di pangku kepada Taeil.

" Tae? aku mau di pangku, boleh kan?? " tanya Doyoung dengan gemas membuat Taeil tertawa mendengarnya.

" Tentu babe, why not? " tanya Taeil balik kepadanya.

Akhirnya Doyoung duduk di pangkuan Taeil dan itu menghadap Taeil, dia memeluk Taeil dengan erat saat itu.

" Kamu ga ada ngasih aku peluk, jadi aku tagih sekarang " bisik Doyoung dengan pelan.

" Iya tak apa-apa, peluk sepuas mu " balas Taeil dengan lembut.

Doyoung semakin memeluknya dengan erat saat itu, Taeil juga membalas pelukannya walaupun sebentar saja.

Dia mengerjakan semuanya, dia paham jika Doyoung merindukannya kali ini dan Doyoung memainkan pipinya.

" Pipi kamu always lucuu hehe " cengirnya begitu saja.

" Sehabis ini kita cuddle ya? saya tahu jika kamu masih mau peluk saya sepuasnya " jawab Taeil yang menangkup pipinya.

Doyoung mengangguk dan akhirnya Taeil melanjutkan pekerjaannya lagi, hingga setengah jam berlalu akhirnya pekerjaan itu selesai dan Doyoung selalu saja tertidur di pangkuan Taeil.

Taeil menggendongnya seperti anak kecil, menidurkannya di kasur dan langsung memeluknya dengan erat lalu Doyoung terbangun karena hal itu saja.

" Eungh~ Tae! jangan erat banget, aku ga bisa nafas tauu! " kata Doyoung yang kesulitan nafas.

" Maaf babe " balas Taeil yang akhirnya melonggarkan pelukan itu lagi.

Taeil menindih badan Doyoung tanpa maksud kali ini, Doyoung kaget dan dia sedikit takut tapi Taeil membisikkannya sesuatu.

" Babe? bisa makan tubuh mu sekarang? aku merindukannya " bisik Taeil yang membuat Doyoung memikirkannya.

Doyoung tersenyum dan membalas bisikan itu " boleh kok, mau pakai baju apa? " tanyanya lagi yang membuat Taeil kesenangan.

" Pakai baju yang terbuka, jangan yang tertutup " balas Taeil yang tak lagi menindihnya.

Doyoung paham akan pesan itu dan akhirnya dia beranjak ke lemari lalu mengambil salah satu pakaian, dia menggantinya.

Doyoung keluar dengan baju yang terbuka saat itu, Taeil yang menunggunya di pinggir kasur langsung tersenyum melihatnya.

Doyoung berjalan mendekati Taeil secara pelan-pelan, Taeil sendiri menjadi tidur dan Doyoung duduk di atas pangkuannya.

" Kamu yang memulainya? " tanya Taeil dengan senyumnya.

" Hehe pengen nyoba, bolehkan? " tanya Doyoung balik kepadanya.

" Tentu, kenapa tidak? " balas Taeil yang membuat Doyoung tersenyum.

Doyoung mengelus dada Taeil dengan lembut dan secara perlahan-lahan, lalu mengecup bibirnya dengan lembut.

Taeil juga membalas hal itu dan tak lupa mengabsen gigi Doyoung secara satu persatu, Taeil melumat bibirnya dengan kasar.

Doyoung tak bisa membalasnya dan mereka melakukan itu hingga tiga jam lebih, Taeil menggempur habis-habisan.

Milik Doyoung menjadi sakit sekali dan sedikit berdarah karena Taeil terlalu kasar, ternyata Taeil belum puas saat itu.

Dia melanjutkan dua ronde lagi padahal mereka sudah tiga ronde tadinya, mau tak mau Doyoung harus menerimanya.

( Kalian aja deh yang bayangain gimana gaya mereka pas main, aku sengaja ga terlalu menjelaskan karena ga mau dosa aku bertambah hehe )

Akhirnya mereka selesai, mata Doyoung sedikit bengkak karena meringis, bibirnya juga luka dan bengkak saat itu.

Lehernya menjadi warna merah gelap karena Taeil membuat banyak tanda disana, area dadanya Doyoung sakit apalagi bagian nipplenya karena Taeil mengecupnya seakan-akan seperti menyusui.

" Sorry babe, saya tak bermaksud akan hal ini.. " lirih Taeil yang memeluknya dari belakang.

Doyoung memilih diam dan dia bingung ingin menjawab apa sebenarnya, jika dia marah itu juga tak ada gunanya.

" Kamu bisa menghukum saya sepuasnya kamu " lanjut Taeil yang masih merasa bersalah.

" Ngga ga perlu gitu, aku paham kalau aku juga jarang ngasih kamu buat ini jadi aku ga perlu hukum kamu " kata Doyoung dari belakang.

" R u serious? " tanya Taeil yang tak percaya ketika mendengarnya.

" Iya aku serius tau, masa bohongan " balas Doyoung yang menjadi berhadapan dengan Taeil.

Akhirnya mereka tidur di dalam pelukan satu sama lain, Tasik tertidur di dada Doyoung yang tak memakai atasan saat itu.

Dia mengecup pelan nipple Doyoung dan mengisapnya, Doyoung sedikit geli akan hal itu tapi dia tahan meskipun ekspresi wajahnya tak bisa berbohong.

Taeil sadar akan hal itu dan langsung melihatnya, dia membisikkan sesuatu di telinga Doyoung dan akhirnya Doyoung membolehkannya.

" Saya masih ingin mengecup dada mu, boleh? " bisik Taeil yang membuat Doyoung langsung membolehkannya.

Taeil melanjutkan hal tadi dan Doyoung benar-benar geli sekali akan hal itu, dia menahannya tetapi Taeil masih saja mengisap nipplenya.

Tak lama hal itu pun selesai, mereka melanjutkan tidur di balik selimut tanpa ada busana yang tertempel di tubuh mereka, dan tidur dalam pelukan satu sama lain.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang