Bab 40 : Will Love You Babe.

621 32 0
                                    

Taeil yang tengah sibuk bekerja, mendengar ketukan pintu ruangannya dan dia menyuruh orang itu masuk.

" Permisi pak, kita akan ada kunjungan client dari luar negeri untuk saat ini dan mereka sudah menunggu bapak di bawah " ujar seorang pekerja yang masuk ke ruangan itu.

" Baiklah ajak mereka ke ruang rapat dan tolong panggilkan sekretaris saya " balas Taeil yang mendengarnya.

Sang pekerja itu pun mengiyakan dan pergi dari sana, tak lama datanglah sekretarisnya sambil membawa beberapa dokumen untuk rapat kali ini.

Akhirnya mereka rapat hingga jam 2 siang, Taeil mendadak khawatir akan Doyoung dan Yangyang. Dia mencoba menyelesaikan semuanya secara cepat.

Hingga 15 menit berlalu dan akhirnya selesai, Taeil langsung pulang dan membawa kecepatan tinggi menuju rumahnya.

Saat sampai, dia langsung masuk ke rumahnya yang membuat Doyoung kaget saat itu, dia sedikit lega dan menghampiri Doyoung yang tengah menemani Yangyang.

" Kenapa? ada yang ngeganggu? " tanya Doyoung dengan lembut yang membuat Taeil menghembuskan nafas berat.

" Tidak saya hanya khawatir dengan kalian berdua, saya takut jika terjadi sesuatu dengan kalian " balas Taeil dengan nada purau.

Terlihat dari raut wajah Taeil jika dia sendiri benar-benar lelah, Doyoung berdiri dan memeluk Taeil dengan erat.

" Talk to me, jangan di simpan, aku ada disini " kata Doyoung yang masih memeluk badan Taeil.

Taeil menenggelamkan kepalanya di bahu Doyoung saat itu, dia tak ingin menceritakan seluruh keluh kesahnya kepada Doyoung.

Dia tak ingin kehilangan wajah manis, sifat bawel dan segalanya dari Doyoung, Taeil memperat pelukan itu dan Doyoung membiarkannya.

" Peluk aku sepuasnya, aku selalu ada disini " ujar Doyoung dengan lembut yang berhasil membuat Taeil sedikit tenang.

" Maaf jika saya tak bisa menjaga kalian " balas Taeil dengan cepat.

" Ga kamu udah jaga kita selama ini, don't say that darl " lanjut Doyoung dengan wajah manisnya itu dan mulai menatap Taeil.

Yangyang masih menonton saat itu, Taeil sendiri langsung mengecup bibirnya Doyoung dengan lembut dan Doyoung membalasnya.

Hingga 20 menit berlalu, dan Doyoung meminta untuk menyudahinya lalu Taeil pun menyudahinya.

Wajah Doyoung selalu merah jika melakukan hal tadi, Taeil menarik pinggul Doyoung yang ramping menjadi rapat dan memeluknya erat.

" Kalau mau lanjutin, nanti malem aja kasihan ada Yangyang disini " bisik Doyoung dengan lembut.

" Iya-iya sayang " balas Taeil yang akhirnya mematikan tv dan menggendong Yangyang yang sudah tertidur.

Mereka berjalan ke kamar, Taeil langsung menidurkan Yangyang di kasurnya dan mengganti baju di kamar mandi.

Doyoung memilih duduk di kasur sambil melihat kondisi tangannya itu  yang mulai membaik, Taeil keluar dengan pakaian kasualnya itu.

" Tae? " panggil Doyoung yang melihat Taeil baru keluar dari kamar mandi.

" Yes? why? " tanya Taeil balik dengan lembut sambil melihat Doyoung.

" Mau ngomong sesuatu sih hehe " cengir Doyoung yang membuat Taeil menghampirinya.

" Mau bilang apa? " tanya Taeil sekali lagi kepadanya.

" I will love you, baby, always " lanjut Doyoung dengan tenang membuat Taeil menutup matanya dan melihat Doyoung lagi.

" I'm too, always darling and I'll be there forever and a day, always " sahut Taeil dengan tatapan mendalam.

Doyoung tersenyum, senyum manisnya itu terlukis dengan indah yang membuat Taeil memeluknya dengan erat.

" I'm still with you babe " batin Taeil yang memeluk Doyoung dengan erat.

Doyoung membalas pelukannya, rasanya dia ingin seperti ini terus menerus namun dia juga ingat jika tangannya sakit.

Taeil memangku Doyoung dan Doyoung menidurkan kepalanya di dada bidang milik Taeil, dia selalu menyukai aroma tubuh khas Taeil.

Taeil mengelus kepala Doyoung dengan lembut, sebenarnya Taeil ingin menceritakan semua yang dia alami namun dia tak ingin membuat Doyoung menjadi sedih karena itu saja.

Taeil menangkup pipi gembul Doyoung dan menciumnya dengan lembut, Doyoung kaget dan dia membalas ciuman itu juga akhirnya.

Taeil melumat bibir Doyoung dan memainkan lidahnya, Doyoung kesulitan membalasnya serta nafasnya sisa sedikit.

Tak lama Doyoung menepuk dada Taeil pelan, Taeil paham akan hal itu dan melepaskannya.

Wajah Doyoung sudah merah lagi, nafasnya tak karuan, dan bibir merahnya itu membuat pandangan Taeil tak teralihkan.

" Liatin apa kamu sampai segitunya? " sewot Doyoung yang kesal.

" Kok gitu cara ngomongnya? ada yang salah? " tanya Taeil yang menyadari cara bicara Doyoung tadinya.

" Bibir aku berdarah tau, kan ga enak ishh " lanjut Doyoung yang menunjukkan bagian berdarah tadi.

Taeil melihat dan menyentuh bibir itu dengan lembut, hal ini membuat Doyoung sedikit takut.

" Hanya luka kecil, nanti juga sembuh sendiri " ujar Taeil yang melihat Doyoung.

" Kebiasaan deh, kasian bibir aku :( " sambung Doyoung dengan wajah pout.

" Maaf cantik tapi bibir mu manis, siapa yang tak candu untuk mengecupnya? " jelas Taeil dengan tatapan tulusnya itu.

Taeil mengatakannya secara tulus bukan basa-basi, Doyoung pun memaafkan dan memeluknya erat.

" Ayo tidur, aku pengen di elus kepalanya " ucap Doyoung dengan pelan.

" Iya-iya kelinci bawel " jawab Taeil akhirnya.

Mereka pun tidur dan Taeil mengelus kepalanya Doyoung dengan lembut saat itu, secara cepat Doyoung tertidur.

Taeil melihat lengan Doyoung yang luka kemarin, tiba-tiba saja Doyoung memeluknya erat dan dia mengalungkan tangannya di leher Taeil.

Taeil membalas pelukan itu, dia mengelus belakang kepala Doyoung dengan lembut dan pelan, dia juga membisikkan sesuatu di telinga Doyoung yang membuat Doyoung menjadi bangun.

" Berarti nanti malam saya bisa makan tubuh mu kan? " bisik Taeil dengan lembut yang membuat Doyoung menjadi bangun.

" Ngga! enak aja, aku ga mau " balas Doyoung dengan wajah gemasnya itu.

" Haha lucu, kenapa tidak boleh? " tanya Taeil balik dengan senyumnya.

" Nouu nanti badan aku sakit semua, dan yang ngejaga Yangyang siapa? " tanya Doyoung yang melihat Taeil.

" Saya yang jaga tenang saja, jangan khawatir " jawab Taeil dengan lembut.

Akhirnya Doyoung tak memilih menjadi menjawab sama sekali, dia juga menginginkan hal itu namun dia tak ingin badannya remuk dan lengannya juga masih sakit.

" Tapi tangan aku masih sakit, jadi tunda dulu ya? " jelas Doyoung yang memohon kepada Taeil.

" Baiklah dan tangan mu masih sakit? " tanya Taeil yang memeriksa tangan Doyoung.

" Ngga terlalu buat sekarang tapi terkadang sakit gitu " lanjut Doyoung dengan santai.

Taeil mengambil kotak obat-obatan dan mengganti beberapa plaster yang tertempel di tangan Doyoung, Doyoung sendiri meringis saat Taeil membersihkannya lagi dengan alkohol.

Itu hanya sayatan bukan seperti di tusuk, makannya Taeil menempelkan plester saja di lengan Doyoung saat itu.

" A-ahh Tae.. sakit.. " ringis Doyoung yang tak tahan.

" Tahan sebentar sayang, kamu juga mau kan tangan mu sembuh? " jawab Taeil yang sibuk membersihkan tangan Doyoung secara pelan-pelan.

" Mauu :( " ujar Doyoung akhirnya dengan wajah pout.

Akhirnya Taeil sudah selesai membersihkannya, Taeil sendiri bukan anak fakultas kedokteran namun dia paham sedikit karena temannya dulu ada yang masuk fakultas itu.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang