Bab 24 : Lahir?

1.3K 62 0
                                    

Bulan berganti bulan, minggu berganti minggu, dan hari juga berganti hari yang dimana membuat perut Doyoung terlihat benar-benar seperti orang hamil bukan orang gemuk.

Dia menunggu Taeil pulang dari kantor saat itu, jujur saja dia semakin sulit tidur, nafsu makannya berubah-ubah, serta badannya yang selalu sakit.

Taeil mempercepat pekerjaannya itu, dia takut jika Doyoung kenapa-kenapa dan pada akhirnya dia langsung pulang dan menghampiri Doyoung yang tengah menunggunya di rumah.

Taeil mengetuk pintu dan Doyoung menyambutnya dengan hangat, namun Taeil memeluk Doyoung dengan erat tapi Doyoung menolak.

" Ngga, ga ada peluk, parfum kamu bau banget " kata Doyoung yang menghindari Taeil.

Padahal Taeil memakai parfum yang baunya dulu di sukai oleh Doyoung, namun dia tahu itu dan segera mengganti bajunya.

Tiba-tiba Doyoung merasakan sakit yang hebat, rasanya ada yang mau keluar tapi sakit sekali hingga membuat berteriak memanggil Taeil.

" TAE!!! TOLONGIN!!! " teriak membuat Taeil langsung menghampiri Doyoung yang tengah memegang perutnya.

Taeil langsung menolongnya dan Taeil paham jika Doyoung segera lahiran, dia langsung menggendong Doyoung, mendudukkannya di kursi mobil dan mereka pergi ke rumah sakit terdekat.

Saat sampai disana Taeil langsung membawa Doyoung ke ugd, untungnya Doyoung di tangani dengan cepat.

Doyoung langsung dibawa ke ruangan operasi, dengan sabar Taeil menunggunya tapi dia juga ketakutan jika salah satunya tak selamat.

Taeil menjadi tak tenang, seperti yang dikatakan bahwa Taeil adalah orang yang mudah khawatir berlebihan, tak lama seorang suster keluar dan memberitahukan sebuah kabar baik tentang Doyoung dan anaknya itu.

Operasi itu berjalan hingga satu jam lebih, pada akhirnya Doyoung di pindahkan ke ruang inap yang memang Taeil pilih lebih mahal.

Doyoung sadar saat itu, suster memberikan bayinya kepada Doyoung dan anaknya itu benar-benar mirip mereka berdua, 50% Doyoung dan 50% Taeil.

" Dia tampan kayak kamu " kata Doyoung dengan pelan.

" Tidak, dia indah seperti mu sayang " balas Taeil dengan senyumnya sambil mengelus kepala sang bayi.

Keduanya sangat senang karena itu, mereka menamainya Moon Yangyang. Dan menurut mereka nama itu sangat lah bagus.

Doyoung benar-benar bahagia sekali melihat bayi yang baru keluar dari kandungannya, tak lama bayi itu di bawa ke ruangan bayi agar lebih aman.

Taeil menyuapinya makanan yang di antar oleh suster sebagai makan siangnya, jujur saja Taeil takut melihat Doyoung yang harus terbaring di kasur rumah sakit, merasakan sakitnya cairan infus dan sebagainya.

" Nih minum " kata Taeil yang memberikan segelas air putih dengan sedotan.

Doyoung meminumnya, dia masih agak sulit untuk mengatakan sesuatu namun Taeil dengan sabar tetapi Taeil membisikkan sesuatu kepada Doyoung yang membuat senyumnya merekah.

" I wanna just here with u, thank u for everything. " bisik Taeil yang membuat Doyoung langsung tersenyum.

Taeil merindukan senyuman itu dan dia membalasnya, tapi entah kenapa senyum itu lebih indah dan manis dibandingkan hari-hari yang lain.

Mereka mengobrol hingga sore hari, dan Doyoung lelah lalu tertidur saat itu Taeil menjaganya sendirian.

Terkadang Taeil memainkan hpnya untuk menghilangkan rasa bosan, tiba-tiba sang suster mengetuk pintu kamar mereka dan masuk ke dalam.

" Sore pak, ini makanan malamnya pak " kata sang suster sambil membawa nampan berisi makan malam itu.

" Ah terimakasih " jawab Taeil yang melihat itu.

Sang suster itu pun keluar lagi, Taeil duduk di dekat Doyoung saat itu hingga dia juga ikut tertidur karena lelah.

Pada jam 19.05 Doyoung terbangun dan melihat Taeil sudah tidur di sebelahnya, dia memainkan pipi Taeil supaya terbangun seperti biasanya.

" Tae? bangun ini udah malem " ucap Doyoung yang memainkan pipinya.

Taeil terbangun dan melihat Doyoung yang masih saja memainkan pipinya itu, makan malam Doyoung masih hangat ternyata.

" Kamu butuh sesuatu? " tanya Taeil kepadanya.

" Aku haus, pengen minum hehe " cengirnya yang mendengar pertanyaan itu.

Taeil pun memberikan minumnya kepada Doyoung, dan setelahnya Doyoung merindukan bayinya tadi.

" Tae? pengen lihat bayinyaa.. " lirih Doyoung dengan wajah sedihnya itu.

" Besok ya? jangan sekarang, mungkin bayinya udah tidur " balas Taeil yang mengelus kepala Doyoung dengan lembut.

" Oh okeii " ujar Doyoung pada akhirnya.

" Doy? saya mau bilang sesuatu tapi ini mungkin aneh bagi mu " kata Taeil tiba-tiba.

" Bilang apa? bilang aja " jawab Doyoung yang mendengarnya.

" Kamu ingat dimana kamu dulunya tak menyukai saya? saya menyukai mu dari dulu, tapi saya saja yang tak ingin mengatakannya kepada mu " timpal Taeil sambil menunduk saat itu.

" Maaf ya kalau dulu udah benci kamu, aku dulu ga mau di jodohkan ternyata aku dapet pasangan yang tepat " sahut Doyoung sambil tersenyum walaupun tak menatap Taeil.

" Menyimpulkan dirimu itu tak mudah, butuh beribu-ribu kata untuk menjelaskan akan diri mu sendiri sayang, kamu seperti bidadari tanpa sayap " lanjut Taeil yang melihat ke arah Doyoung.

" Lalu? " sambung Doyoung yang masih kepo.

" Kamu selalu indah, manis, ceria, periang dan masih banyak lagi namun sifat bawel mu kadang membuat saya kesal tapi saya tetap menyayangi mu " ujar Taeil yang membuat Doyoung tertawa.

" Haha maaf ya, kamu juga dulunya ku kira orang cuek, dingin, arogan dan lainnya tapi itu berlaku sebentar saja karena aku udah ngeluluhin hati kamu ya? " tanya Doyoung dengan yakin.

" Iya itu benar, kamu putih seperti hati mu sayang makannya saya sebut kamu bidadari tanpa sayap " balas Taeil yang mencubit pipi Doyoung.

Doyoung meringis karena kesakitan, namun Taeil masih saja mencubit pipinya hingga akhirnya pipi Doyoung merah karena itu saja.

" Ishh Tae! pipi aku sakitt! " decak Doyoung yang mengusap pipinya.

" Maaf ya, soalnya pipi kamu selalu gembul jadi saya cubit saja dari pada saya gigit " jawabnya yang melihat wajah Doyoung.

" Enak aja, ngga ah ga mau di gigit " lanjut Doyoung yang kesal namun bertingkah seperti anak kecil pada umumnya.

" Kamu lucu " kata Taeil yang melihat itu.

Doyoung mencoba membuang muka, namun setiap perkataan Taeil membuatnya menoleh secara cepat jadi dia kesulitan untuk melakukan itu.

" I love u, so u love me too? " tanya Taeil tiba-tiba yang membuat Doyoung menoleh dengan cepat.

" Eumm, y-yeah i-i love y-you too " jawab Doyoung yang menjadi gugup saat mendengarnya.

Jujur saja hati Doyoung langsung berbunga-bunga saat itu juga, dia sudah masuk di imajinasinya yang dimana bahwa dia sudah melayang di langit karena perkataan Taeil sebelumnya.

Taeil tersenyum saat Doyoung mengatakannya, tapi yang benarnya dia juga salah tingkah karena itu saja tapi Doyoung lah yang tak sadar akan hal itu.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang