- Check Up.

1.1K 59 0
                                    

Doyoung sudah bersiap-siap sedari tadi dan dia berdiri di teras rumah untuk menunggu kedatangan Taeil, Doyoung juga sambil bermain sebentar di halaman rumah mereka yang penuh akan bunga dan pohon besar yang membuat rumah mereka menjadi sejuk, halaman rumah mereka bersih karena Taeil selalu memanggil petugas kebersihan dan membayarnya dengan sangat tinggi.

" Tae mana sih?? lama banget " decak Doyoung yang hampir bosan disana.

Hingga 10 menit berlalu, ada sebuah mobil yang ternyata itu Taeil yang baru datang dan Doyoung langsung menghampiri mobil itu dan naik.

" Kok kamu lama banget? aku bosan tau nunggunya " tanya Doyoung dengan kesal kepada Taeil.

" Maaf kelinci tadi ada urusan sedikit, maaf ya? " balas Taeil dengan lembut saat itu.

" Iya-iya " jawab Doyoung singkat pada akhirnya.

Tak lama mereka sampai di sebuah rumah sakit buat ngechek up kedua atau ketiga kalinya dan langsung berjalan ke arah poli kandungan dan Taeil menemaninya.

" Perkembangan baby nya sudah bagus, tetap jaga pola makan ya " kata sang dokter kepada pasangan itu.

Dokter pun memberikan beberapa saran yang bagus kepada Doyoung, Taeil menyimak apa kata dokter itu.

Selesai dari check up itu, mereka langsung pergi ke supermarket seperti yang semalam Doyoung katakan.

" Tae? aku baru inget kalau stock makanan di rumah udah habis, jadi sekalian beli ya? " kata Doyoung kepadanya dengan nada pelan.

" Iya-iya kelinci " jawab Taeil yang mendorong troli.

Doyoung mengambil barang dengan teliti dan Taeil hanya bagian mendorong trolinya saja, tak sengaja Taeil melihat keripik kentang dan mengambilnya satu.

Saat dia ingin memasukkan keripik itu ke dalam keranjang, Doyoung berkata sesuatu yang membuat Taeil heran.

" Jangan masukkin kalau memang cuman ngambil tahunya ga makan. " kata Doyoung yang mengetahui kelakuan Taeil saat itu.

" Wait? kok tahu? sengaja saya ambil, nanti juga kamu atau saya yang makan " ujar Taeil pada akhirnya tetap memasukkan barang itu.

Doyoung tak menjawabnya dan masih memilih barang dengan teliti saat itu, Taeil lumayan bosan menunggunya.

" Sudah belum? jangan terlalu lama Doy " ucap Taeil tiba-tiba.

" Bentar Tae! " jawab Doyoung yang kini menatap Taeil.

" Ck iya-iya, dasar bawel " lanjut Taeil yang juga kesal mendengarnya.

" Oke nanti kamu tidur di luar ya? " ancem Doyoung kepada Taeil yang langsung pasrah.

" Iya-iya deh " ujar Taeil yang benar-benar pasrah pada akhirnya.

Taeil menunggunya dan Doyoung masih saja mengambil beberapa barang, sesungguhnya Taeil malas jika terlalu lama dalam sebuah supermarket.

" Udah nih, ayo bayar " ajak Doyoung yang memegang tangan Taeil saat itu.

" Bayar saja baru cepat " balas Taeil dengan pelan supaya Doyoung tak mendengarnya.

Mereka pun ke kasir dan Taeil membayar semua belanjannya, Doyoung sendiri memakan coklat yang ia beli sedangkan Taeil harus membawa belanjaanya.

" Sudah kan dan tak ada lagi yang mau dibeli kan? " tanya Taeil dengan serius kepadanya.

" Udah ngga ada kok, ayo pulang " jawab Doyoung dengan cepat.

Mereka pun pulang ke rumah, sesampainya di rumah Taeil langsung menurunkan belanjaan tadi dan membawanya ke meja dapur.

Doyoung masih menghabiskan coklat miliknya karena dia membeli coklat yang besar, Taeil membiarkannya menghabiskan coklat itu dan memilih mandi agar segar.

" Takut ga habis please.. " kata Doyoung seorang diri yang merasa bahwa coklatnya tidak berkurang sedari tadi.

" Salah kamu, lain kali beli yang biasa saja ga perlu sebesar ini juga " balas Taeil yang menghampirinya.

" Yakan aku pengen nyoba, kamu mau ga bantu habisin? " lanjut Doyoung yang memohon kepada Taeil.

" Ck kebiasaan, sudah sini saya bantu habisin " jawab Taeil yang akhrinya duduk di sebelah Doyoung dan membantunya menghabiskan coklatnya itu.

Doyoung senang karena coklatnya sudah habis di makan Taeil pada akhirnya, namun Taeil lah yang sepertinya harus banyak bersabar belakangan ini karena tingkah laku Doyoung membuatnya kesal.

" Sorry ya kalau udah buat kamu kesal tadi " kata Doyoung yang sebenarnya takut untuk mengucapkannya.

" Iya tak apa Doy " balas Taeil yang menatap ke arahnya saat itu.

Doyoung memegang tangan kanan milik Taeil, tangan mungil Doyoung tersebut membuat Taeil mengelus pucuk kepalanya dengan lembut.

" Sudah jangan seperti itu "  kata Taeil yang masih mengelus pucuk kepala Doyoung.

Doyoung langsung duduk di pangkuan milik Taeil saat itu lalu memeluknya erat, Taeil membalas pelukannya dengan erat juga saat itu.

Doyoung melepaskan pelukan itu dan dia langsung mencium bibir milik Taeil saat itu, Taeil yang senang langsung melahap bibirnya yang sudah manis menjadi semakin manis karena coklat tadi.

Taeil melepas ciuman itu dan membisikkan sesuatu membuat Doyoung tak bisa menjawabnya karena dia tak menginginkan hal itu.

" Mau buka-bukaan ya? " bisik Taeil di telinga Doyoung.

" N-ngga kok, cuman cium emang harus segitunya? " tanya Doyoung balik kepada Taeil yang membuatnya tiba tersenyum.

" K-kok senyum? " lanjut Doyoung yang merasa takut karena sikap Taeil menjadi aneh.

Taeil memasukkan tangannya ke dalam baju Doyoung dan mengelus pinggangnya dengan lembut membuat Doyoung langsung mendongakkan kepalanya ke atas.

" A-ahh Tae..... " kata Doyoung yang merasa geli karena ulah Taeil.

Tangan Taeil terus saja mengelus pinggang mulus milik Doyoung dari dalam bajunya, Doyoung merasa geli hingga dia memeluk Taeil supaya Taeil berhenti mengelusnya.

" Udah ihh, geli tauu " ucap Doyoung yang menatap Taeil dengan gemas.

" Iya-iya kelinci bawel " balas Taeil yang langsung mengeluarkan tangannya dan memeluk badan Doyoung balik.

" Aku bukan kelinci bawel ya! aku punya nama tauu! " decak Doyoung dengan gemas yang  marah dengan Taeil.

Taeil tak menjawabnya karena dia fokus menatap Doyoung saja, seakan-akan semuanya buram kecuali Doyoung seorang.

Doyoung terus menatap Taeil dengan tajam namun hal itu lucu bagi Taeil, dia menangkup pipi Doyoung dan menatapnya lama.

" Ishh gausah ginii! " kata Doyoung yang semakin kesal dengan Taeil.

" Haha kamu lucu banget soalnya " balas Taeil yang mengelus pipi Doyoung dengan lembut.

Mereka saling pelukan hangat, tak lama Doyoung tertidur karena kelelahan untuk hari itu.

Taeil masih mengelus pucuk kepala Doyoung dengan lembut, akhirnya Taeil menggendongnya secara pelan-pelan agar tidak terbangun dan membawanya ke kamar.

Dia pun menidurkan Doyoung dan menyelimutinya, Taeil belum tidur karena dia mengecek sesuatu di hp nya takutnya ada kerjaan yang membuat dia harus begadang untuk mengerjakannya.

Untungnya saat itu tidak ada dan dia pun langsung memeluk Doyoung dari belakang dan mencium pucuk kepalanya dan ikut tertidur di malam yang pekat itu.

Taeil masih mengelus pucuk kepala Doyoung dengan lembut saat itu hingga dia benar-benar tertidur pada akhirnya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang