Beberapa hari kemudian, Doyoung merasa ada yang aneh di perutnya dan dia merasa tak nafsu makan apapun.
" Babe? kau tak mau makan sedikit pun? " tanya Taeil yang bingung melihat sikap Doyoung.
" Ngga Tae, aku ga nafsu banget " jawab Doyoung dengan lemas.
Taeil mengecek dahinya, tapi Doyoung tak demam saat itu dan mereka berdua juga tak tahu apa yang terjadi.
" Perut aku ga enak Tae.." lirih Doyoung yang memegang perutnya.
" Mau coba testpack? " tanya Taeil secara tiba-tiba membuat Doyoung langsung melihatnya.
" Tanda-tanda hamil emangnya? " tanya Doyoung balik yang seakan tak percaya akan perkataan Taeil.
" Coba saja dulu, mencoba tak salah bukan? " jelas Taeil yang membuat Doyoung mencobanya akhirnya.
Doyoung pun berjalan ke arah lemari, membuka lacinya dan mengambil testpack baru lalu dia pergi ke kamar mandi untuk mengeceknya.
Taeil menunggu sambil bermain dengan Yangyang, Doyoung kaget melihat dua garis di testpack itu.
Dia seakan-akan tak percaya jika dia akan hamil lagi, padahal Yangyang baru berumur satu tahun dan juga mengurus Yangyang dengan Taeil itu tak mudah.
Doyoung keluar dengan wajah yang masih tak percaya, dia mencari Taeil yang ternyata menemani Yangyang bermain di ruang tamu.
" Tae? nih hasilnya " ujarnya dengan senyum manis itu.
Taeil mendengar itu dan mengambilnya, dia juga ikut tersontak kaget juga saat itu.
" Apa kamu serius babe? " tanya Taeil yang masih kaget.
" Iya sayang, ga mungkin aku bohong sama kamu " jelas Doyoung kepada Taeil.
Taeil memeluk Doyoung erat saat itu, senyum mereka berdua terlukis bersama dan Yangyang juga ikut memeluknya karena melihat mereka berdua saling memeluk satu sama lain.
Taeil menggendong Yangyang saat itu dan mengecup pipi kiri Doyoung dengan lembut, jujur saja Taeil tak menyangka jika saat itu akan berhasil.
" Punya dua anak saja sudah cukup kan? seperti permintaan mu di rumah sakit kala itu " ujar Taeil dengan lembut.
" Hu'um urusin kamu dan Yangyang juga ga mudah, jadi dua anak aja deh " lanjut Doyoung dengan santai.
Malamnya mereka pergi ke sebuah restoran untuk makan malam, Doyoung benar-benar senang saat itu apalagi Yangyang yang selalu senang jika di ajak keluar.
Taeil juga lega melihat sikap mereka berdua yang benar-benar bahagia saat itu, dia berjalan sambil memegang tangan kecil Yangyang.
" Tae? boleh beli kue ga? " tanya Doyoung dengan pelan.
" Kue apa? " tanya Taeil balik kepada Doyoung.
" Gatau pengen lihat dulu, aku pengen makan kue soalnya " lanjut Doyoung yang tak tahu mau memakan apa.
" Bunaa " panggil Yangyang yang membuat keduanya menatap dia.
Yangyang hanya menunjuk ke arah toko mainan, mereka pun memperbolehkannya dan Yangyang menjadi sangat gembira saat itu.
Yangyang hanya membeli dua mainan, sebenarnya dia ingin membeli lebih dua namun Doyoung tak memperbolehkannya.
Taeil pun membayarnya dan mereka lanjut jalan lagi, sesuai apa yang dikatakan Doyoung tadi mereka bertiga jadi untuk beli kue itu.
Seperti biasanya Doyoung akan membeli cheesecake, dan kali ini Yangyang membeli donat yang setengahnya coklat dan setengah lagi vanilla.
Taeil yang membayar semua apa yang mereka beli, dan lanjut jalan lagi. Namun Doyoung mengatakan sesuatu yang membuat Taeil memikirkannya.
" Tae? anak kita kali ini perempuan atau laki-laki? " tanya Doyoung yang ngasal saat itu.
" Saya juga tak tahu, tapi tebakan saya sepertinya laki-laki " balas Taeil yang ikut kepikiran akan perkataan Doyoung.
" Ayo beli minuman, kamu ga haus apa? " tanya Doyoung kepadanya.
" Boleh tapi saya tak ingin kalian berdua meminum yang ada es batunya " balas Taeil yang membuat Doyoung sedikit kesal.
" Taee boleh ya?? pleasee " kata Doyoung yang memohon kepada Taeil.
" Tidak, nanti kamu flu dan pilek, saya tak mau " ujar Taeil akhirnya.
" Iya-iya " ucap Doyoung dengan pasrah.
Mereka tetap membeli minuman tapi Doyoung masih menginginkan minuman yang ada esnya, Taeil juga membeli yang tak ada esnya saat itu.
" Kapan-kapan saja minumnya, ngurus kamu saat sakit itu membuat saya pusing " ujar Taeil tiba-tiba yang paham akan sikap Doyoung.
" Hu'um.. " lirih Doyoung yang menunduk.
Taeil mengelus kepalanya sebentar, Doyoung menjadi sedikit tenang meskipun dia berbicara dalam hatinya.
" Jangan disini dong, ini tempat umum bukan rumahh " batin Doyoung yang masih menunduk namun senyumnya terlihat oleh Taeil.
Kali ini Taeil menggendong Yangyang yang sudah kelelahan jalan itu, Doyoung berjalan di sebelahnya dan mereka berdua banyak di notice oleh orang-orang.
Apalagi Doyoung tampak seperti anak kecil dari jauh, dan berjalan di sebelah Taeil yang tinggi membuat orang-orang berpikiran jika Doyoung itu adiknya Taeil.
" Tae?? ayo pulang, aku capee " ajak Doyoung yang melihatnya.
" Ayo saya juga sudah lelah " ujar Taeil akhirnya.
Mereka berdua kembali ke mobil, Doyoung memangku Yangyang yang sudah tertidur sejak tadi dan mereka berdua berbincang di mobil itu.
" Tae? belakangan ini kamu lagi sibuk sama pekerjaan kamu? " tanya Doyoung saat itu.
" Tidak terlalu, ada masalah? " tanya Taeil balik meskipun tak menatapnya.
" Ngga kok, emangnya nanya doang salah? " tanya Doyoung yang membuat Taeil terjebak kali ini.
" Tidak Doy, bertanya memang tak salah, tapi siapa tahu ada yang kamu mau sampaikan " jelas Taeil yang menatapnya sebentar.
" Hehe ngga ada kok buat sebenarnya, takutnya kamu kecapean karena sering kerja dan lihat tuh mata kamu jadi bengkak karena sering begadang " kata Doyoung yang memperhatikan mata Taeil dari tadi.
" Ah saya tak menyadari itu, belakangan ini saya banyak begadang karena pekerjaan saja " jawab Taeil yang baru menyadarinya.
" Nanti aku kasih serum mata buat kamu, takutnya mata kamu semakin bengkak " jelas Doyoung yang memperingatkan Taeil.
" Oh iya belakangan ini jangan begadang dulu biar mata kamu ga bengkak lagi " lanjut Doyoung akhirnya.
" Iya-iya kelinci bawel " balas Taeil dengan senyum.
" Aku bukan kelinci, aku juga punya nama tauu " sahut Doyoung yang merasa kesal mendengarnya.
" Tetap saja, mau nama mu seperti apapun, engkau akan tetap menjadi kelinci paling bawel di mata saya " timpal Taeil yang memberikan kedipan mata kepadanya.
Doyoung menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban waktu itu, dan dia membuang wajahnya.
Dia terbayang akan kedipan tadi, untungnya malam tak hujan saat itu dan dia memilih melihat bulan yang sedang bersinar terang kala itu.
Doyoung benar-benar senang sekali melihat bulan itu tanpa dia sadari bahwa mereka sudah di rumah, akhirnya Doyoung turun sambil menggendong Yangyang sedangkan Taeil membawa barang-barang tadi.
Taeil meletakkan barang-barangnya di meja ruang tamu, Doyoung mengantarkan Yangyang ke kamarnya dan mengganti bajunya.
Tak lama dia turun dan makan bersama Taeil sambil menonton acara televisi, kali ini bukan Doyoung yang minta suap namun Taeil lah yang meminta kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]
Ficção AdolescenteINI BUKU AKU YANG FIRST TENTANG ILYOUNG, I HOPE YOU LIKE AND ENJOY READ THIS BOOK GUYS. Doyoung terpaksa menikahi seorang lelaki yang lebih tuanya darinya karena keluarganya bangkrut dan membutuhkan banyak dana atau uang untuk perusahaan mereka. Doy...