Bab 38 : Main Serong?

593 30 0
                                    

Malam itu mereka berjalan-jalan keluar, sekalian Taeil menetapi janjinya kepada Doyoung saat itu.

Taeil berjanji untuk membelikan parfum yang selalu dia pakai untuk Doyoung saat itu, selama perjalanan mereka semua banyak berbincang satu sama lain.

Yangyang juga menjadi aktif, dia berlari ke sana dan kesini membuat senyum Doyoung tak berhenti terlukis saat itu juga.

" Tae? kamu belakangan ini banyak kerjaan? " tanya Doyoung tiba-tiba kepadanya.

" Tidak terlalu, emangnya kenapa? " tanya Taeil balik kepada Doyoung.

" Ngga kok aku cuman nanya aja, takutnya kamu sering kecapean karena kerjaan kamu aja " balas Doyoung dengan lembut.

Doyoung sendiri sudah lulus bulan lalu, dan dia juga sudah mengambil ijazah dari kampusnya. Siapa yang sangka jika Doyoung menjadi murid terpintar di angkatannya dan mendapatkan ipk yang sangat tinggi dibandingkan lainnya.

Mereka pergi ke toko parfum itu dan banyak pelayan toko yang sudah mengenal Taeil, tak sengaja mata Taeil melirik seorang wanita yang sedikit jauh darinya.

Dia familiar melihat gaya pakaian gadis itu, dia tahu akhirnya siapa namun dia berharap agar sang wanita itu tak menghampirinya.

" Oh sh*t, why u here? " batin Taeil yang sudah kesal terlebih dahulu.

Doyoung melihat beberapa jenis parfum yang dia tak tahu, dia menyukai beberapa dan ingin membelinya.

" Tae? boleh beli ini ga? " tanya Doyoung yang tak tahu jika Taeil sudah kesal sedari tadi.

Taeil mencium aromanya dan dia juga menyukainya, Taeil pun memperbolehkannya tak lama sang wanita itu datang menghampirinya.

" Hai Taeil, kau kesini dengan istri mu ya? " tanya Nayeon yang melihatnya.

" Ya, apa ada masalah dengan dirimu? " tanya Taeil balik dengan dingin.

" Tidak, ayolah apa kau akan membelikan parfum seperti itu kepada istri mu? itu murahan " ejek Nayeon yang melihat parfum di pegang oleh Doyoung.

Doyoung akhirnya paham mengapa Taeil kemarin sangat khawatir akan dirinya, dia hanya bisa mendengarnya dan tak ingin ikut campur akan urusan itu.

" Maaf parfum ini lebih mahal dari pada milik mu, jangan langsung mengatakan murahan jika kau tak menyadari dirimu sendiri " jelas Taeil dengan datar namun itu menyakiti hati Nayeon.

Doyoung hanya bisa memegang jari tangan Taeil, dia tak ingin hal ini terjadi dan dia berharap untuk segera selesai dan pergi dari sana.

" Parfum ku hanya berkisaran 50 juta dan itu pun benar-benar mahal, aku yakin kau akan memberikannya yang lebih murah " lanjut Nayeon yang tak berhenti mengejeknya.

Taeil mengcekram tangannya, dia ingin meninju wajah Nayeon saat itu juga, dan Doyoung paham akan hal itu dan membisikkan sesuatu.

" Udah jangan di lawan, dia perempuan dan kamu laki-laki " bisik Doyoung yang membuat emosi Taeil menurun.

" Mulut mu terlalu ribut Nayeon, dan jangan pernah menggangguku lagi " ujar Taeil akhirnya.

Taeil membayarnya dan Nayeon kaget saat itu, karena harga parfum itu lebih mahal dibanding milik Nayeon sendiri.

Harganya mencapai 120 juta bukan 50 juta seperti milik Nayeon, dia merasa malu dan pergi dari sana.

Wajah Taeil masih di tekuk saat itu, Doyoung paham namun dia juga tak bisa berbuat apa-apa, dia membenci sang wanita itu.

" Jangan gitu ya? aku disini, don't worry please? " ucap Doyoung dengan lembut membuat Taeil yang akhirnya tenang.

Jujur saja Taeil masih takut jika Nayeon berulah kepada keluarganya, dia berharap bahwa Nayeon tak macam-macam dengan keluarga untuk saat ini.

Doyoung menggandeng tangan Taeil, dia benar-benar paham jika Taeil masih khawatir dan akhirnya Doyoung mengajaknya untuk membeli es krim.

Taeil sedikit tenang setelah memakan es krim, terkadang makanan manis itu membuat tenang untuk sementara dan Doyoung senang saat itu.

" Jangan khawatir lagi, aku disini Tae dan aku ga kemana-mana, remember i'm always with you.. " lirih Doyoung yang mengelus tangan Taeil.

" I know and don't leave me okey? " balas Taeil dengan senyumnya.

Doyoung membalas senyuman itu dan mereka sadar jika Yangyang sudah kotor karena makan es krim saja, Doyoung membersihkannya di kamar mandi khusus anak-anak dan Taeil menunggunya.

" I wish all everything goes well " batin Taeil yang mencoba tak memikirkannya.

Hingga 20 menit pun berlalu dan akhirnya Doyoung keluar sekalian mengganti baju Yangyang yang sengaja dia bawa.

" Ayo pulang, Yangyang udah cape kayaknya " ajak Doyoung saat itu dan Taeil mengiyakannya.

Mereka berjalan ke parkiran, saat masuk mobil Taeil sadar jika di belakangnya itu mobil Nayeon dan dia hanya bisa pasrah dengan wanita setan itu.

" Oh f*ck, why u follow me bit*h " kata Taeil yang tak terlalu keras namun Doyoung mendengarnya.

" Hush Tae, jangan gitu " balas Doyoung yang sedikit sewot.

" Sorry tapi dia masih mengikuti kita " ujar Taeil yang membuat Doyoung sedikit tak mempercayainya.

Akhirnya mereka menjalankan mobil itu, dengan cepat Doyoung menidurkan Yangyang karena sudah kelelahan.

Benar saja Nayeon mengikutinya saat itu, hal ini membuat Taeil dan Doyoung sedikit bingung tapi pada akhirnya Doyoung mengatakan sesuatu membuat Taeil tak percaya.

" Gantian, aku yang nyetir biar dia paham rasanya kalau kejar-kejaran " ucap Doyoung dengan santai.

" Ayolah babe, kamu serius? " tanya Taeil yang tak mempercayainya.

Doyoung menganggukkan kepalanya dan untungnya tak jauh ada lampu merah, mereka bertukar posisi dan Doyoung tersenyum miring saat itu.

" Kejar kami kalau bisa jal*ng " batin Doyoung saat itu.

Lampu telah menjadi hijau dan Doyoung langsung tancap gas, benar saja itu membuat banyak orang kaget karena suara gas mobil mereka.

Taeil juga baru tahu jika Doyoung bisa menyetir mobil, Nayeon sendiri kesulitan mengejar Doyoung saat itu dan dia tertinggal jauh.

Doyoung membawa mereka ke jalan yang benar-benar sulit untuk di lewati, dia paham betul akan membawa mobil sebenarnya hanya saja dia malas membawanya.

Doyoung menurunkan gas mobil setelah melihat bahwa mobil Nayeon tak lagi mengejar mereka, namun dia salah bahwa Nayeon masih mengejarnya.

" Astaga masih mengejar saja " kata Taeil yang sadar saat itu.

Doyoung langsung tancap gas lagi dan kali ini gasnya melebihi yang tadi, Doyoung membawanya berkeliling kota yang membuat Nayeon tak kuat akhirnya.

Nayeon tertinggal benar-benar jauh saat itu, Doyoung hafal jalan pintas ke rumah mereka dan langsung pergi melewati jalan itu.

Taeil juga tahu akan jalan itu namun dia jarang melewatinya karena sedikit berbahaya, Nayeon sendiri sudah kehilangan jejak mereka dan akhirnya memilih pulang.

Setelah nyampai di rumah, Taeil masih sedikit terkejut melihat cara Doyoung yang bermain di jalanan itu tadinya.

" Jadi kamu selama ini paham membawa mobil? " tanya Taeil yang tak habis pikir.

" Paham kok cuman aku aja yang malas bawa mobil " jawab Doyoung dengan santai.

Taeil pun mengiyakannya dan mereka memilih tidur di kamar, Yangyang tertidur pulas saat itu.

Taeil langsung mengecup bibir Doyoung secara cepat, hal itu membuatnya tak siap dan mau tak mau harus membalasnya.

Mereka melakukan itu hingga 20 menit lebih, Taeil melihat wajah semu Doyoung saat itu juga dan sedikit tertawa.

" Membawa mobil kamu paham tapi mengapa hal seperti ini kamu kesulitan? " ujar Taeil yang membuat Doyoung sedikit kesal.

" Beda tau kamu mah, ayo tidur aku cape " lanjut Doyoung saat itu.

Mereka pun tertidur dalam pelukan masing-masing, dan Doyoung berharap bahwa sang wanita tadi tak menganggu mereka lagi.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang