Bab 58 : Kasmaran.

361 48 11
                                    

Doyoung yang baru saja datang dari ruang tamu menuju kamarnya, tangannya di tarik oleh Taeil dari samping.

Dia kaget dan matanya langsung bertatapan dengan Taeil kala itu, Taeil yang ternyata sedang beristirahat dari pekerjaannya itu.

Dia baru pulang kantor tadi sore, dan masih bekerja di kamar hingga malam hari sedangkan Yangyang bermain di kamarnya.

" T-tae! kamu ngapain ihh! " sentak Doyoung yang menjadi duduk di pangkuan Taeil.

" Ayolah saya hanya ingin seperti ini saja Doy, tak lebih " jelas Taeil dengan santai padahal Doyoung sudah marah.

" Ishh, nanti Yangyang kesini takutnya kan ga bagus buat dia Tae " lanjut Doyoung yang membuat Taeil tersenyum.

" Shut up, besok siang kita ke pantai dan sekarang jangan ribut oke? " tanya Taeil kepadanya.

" Okee! " jawab Doyoung dengan semangat akhirnya lalu tersenyum manis.

Taeil menjadi tertawa melihatnya, entah sudah ke berapa kali dia menjadi korban salah tingkah Doyoung.

Doyoung mengalungkan tangannya di leher Taeil, Taeil sendiri langsung memeluknya dengan erat hingga Doyoung tak bisa bernafas.

" Taee! longgarin pelukannya.. " ucap Doyoung yang tak terlalu kuat.

Taeil yang mendengarnya langsung melonggarkan pelukan itu, Doyoung juga langsung mengambil nafas banyak-banyak.

Taeil mengelus kepala Doyoung dengan lembut, hal ini membuat pipi Doyoung benar-benar merah karena itu saja.

" Tae? kamu bukannya lagi kerja? " tanya Doyoung yang baru sadar.

" Saya istirahat sebentar sayang, tidak mungkin saya bekerja terus menerus " jelas Taeil yang tersenyum lagi jadinya.

Mereka berdua banyak tersenyum saat itu dan juga Taeil paling suka hal ini, dimana mereka bisa berkasmaran dengan tenang.

Tak lama Yangyang datang ke kamarnya, Doyoung menemani dia bermain lagi di kasur dan Taeil melanjutkan pekerjaannya akhirnya.

Yangyang sendiri paling suka memeluk Doyoung dengan erat, terkadang Taeil merasa pasrah jika melihat Yangyang melakukan seperti itu kepada dia.

Doyoung itu terkadang bingung mengapa mereka berdua bisa menjadi seperti ini, padahal dia hanya bercanda tawa dan diam di tempat namun tetap saja mereka berkelahi.

Hingga setengah jam kemudian, Taeil telah menyelesaikan semua pekerjaannya itu dan ikut duduk di sebelah Doyoung.

Yangyang memilih di pangku oleh Doyoung saat itu, sedangkan Taeil menyenderkan kepalanya di bahu Doyoung saat itu.

" Nanti malam cuddle ya? " bisik Taeil dengan pelan.

" Iya nanti cuddle sepuasnya deh " balas Doyoung dengan cepat membuat Taeil langsung mencium pipinya.

Untungnya saat hal itu terjadi Yangyang tak melihatnya, dan beberapa menit kemudian Yangyang tertidur lagi padahal dia sudah tidur sebelumnya.

Taeil langsung membawa Yangyang ke kamar karena suruhan Doyoung, selesai itu Taeil sendiri berlari kecil menghampiri Doyoung dan melompat ke arah badannya.

Jadilah kepala Taeil ada di lutut Doyoung dan Doyoung sendiri menjadi mengelus kepalanya dengan lembut.

" Habis ini peluk kan? " tanya Taeil lagi kepadanya.

" Iya sayang, cape banget ya? " tanya Doyoung balik kepadanya.

" Ya begitulah, pekerjaan di kantor membuat saya pusing dan lelah " lanjut Taeil yang mengelus perut Doyoung.

Jujur saja dia merasa geli akan hal itu, namun dia menahannya, karena dia juga paham jika Taeil jarang mengelus perutnya.

" Kalau cape jangan di paksain, kasian  kamunya " sambung Doyoung dengan sedikit khawatir.

Doyoung mengambil serum mata yang terletak di meja kecil dekat kasurnya, dia mengoleskan itu di wajah Taeil.

Mereka bercerita banyak malam itu sambil tiduran dan menghadap satu sama lain, Taeil mengelus lembut surai rambut Doyoung.

Doyoung merasa geli+salting karena itu saja, namun dia juga memilih menyembunyikan wajahnya dari tatapan Taeil.

" Sayang? " panggil Taeil yang membuat Doyoung langsung menoleh dengan cepat.

" Iya kenapa? " jawab Doyoung yang spontan melihat Taeil.

" Ayo kissing. " ajak Taeil dengan cepat.

Belum sempat Doyoung membalas jawaban itu, Taeil langsung mencium bibirnya dengan lembut dan Doyoung menjadi terlarut dalam ciuman itu.

" A-ahh Tae.. " lenguh Doyoung yang kehabisan nafas.

Taeil memberikan celah untuk Doyoung, dengan cepat Doyoung mengambil nafas dari celah itu, dia menjadi naik ke atas tubuh Taeil lalu duduk di area perutnya.

Kepala Taeil menjadi menyender di dinding bukan di bantal lagi, cara Doyoung duduk benar-benar dia menjadi mode binal padahal tidak.

Jari Doyoung mengelus dengan lihai, Taeil sedikit kegelian akan hal itu tapi dia menahan rasa gelinya itu karena dia menunggu hal ini.

" Kenapa? mau sesuatu babe? " tanya Taeil yang menatapnya.

" Mau elus perut kamuu " lirih Doyoung yang membuat Taeil mendengarnya.

" Baby atau kamu yang mau? " tanya Taeil balik kepada dia.

" Aku sama baby nya ih, cepett! " ujar Doyoung yang tak sabaran.

Taeil membuka atasannya itu dan Doyoung menjadi duduk di sebelah Taeil, saat dia melihat perut itu langsung di elusnya dengan lembut.

Taeil banyak tertawa karena geli, dia tak bisa menyembunyikan rasa gelinya itu dan tiba-tiba saja Doyoung tidur di atas perutnya itu.

" Kenapa? tumben tidur dengan cara seperti ini, biasanya juga tak pernah " kata Taeil secara tiba-tiba.

" Pengen aja tauu, emang salah ya? " tanya Doyoung balik membuat Taeil tak tahu harus menjawab apa.

" Tidak sayang, saya hanya bertanya saja kok " ujar Taeil dengan lembut sambil mengacak-acak rambut Doyoung.

Doyoung langsung kesal saat itu, namun cara dia kesal itu terlalu gemas dan lucu bagi Taeil seorang diri.

" Ishh Tae! " decaknya dengan gemas membuat Taeil membuang wajahnya dan tertawa.

" Haha babe, u so cute " jelas Taeil yang menatapnya lagi.

" Terserah! aku kesal tau! " lanjut Doyoung ternyata yang menjadi tidur membelakangi Taeil.

Taeil sendiri langsung ikut tidur dan memeluknya dari belakang, Taeil meletakkan kepalanya di bahu Doyoung.

" Sayang? i'm sorry.. " lirih Taeil yang mengelus perut Doyoung.

" I-iya-iya aku maafin " ujar Doyoung dengan cepat.

Doyoung takut jika Taeil akan melakukan dia dengan yang tidak-tidak, makannya dia menjawab itu dengan cepat.

" Tae? hug ayoo " ucap Doyoung dengan nada pelan yang kembali berbalik sehadapan dengan Taeil.

" Iya cantik " balas Taeil yang mendengarnya.

Mereka langsung memeluk satu sama lain, apalagi Doyoung yang memeluknya dengan erat yang membuat Taeil sedikit kaget.

Mereka berdua lama sekali dalam pelukan itu, dan akhirnya Taeil menyadari bahwa  Doyoung menginginkan ini sejak tadi namun dia tak berani mengatakannya.

Tak lama Doyoung tertidur dalam pelukan Taeil, sedangkan Taeil sendiri tidak karena dia meminum segelas kopi tanpa gula ketika mengerjakan berkas-berkasnya itu.

Taeil mengelus kepala Doyoung dengan lembut, Doyoung sendiri benar-benar terlelap. Taeil sendiri selalu saja mengelus kepala Doyoung.

Hal ini sudah menjadi kebiasaannya dan juga Doyoung suka akan hal ini, makannya dia sering melakukan itu ketika bersama Doyoung.

Please selain vote, coment gitu dan 1 komen aja udah berarti banget buat aku dan bab ini juga ga mudah loh, please tinggalin vote dan komennya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang