"Julia....!" Panggil Marina dari arah dapur.
Aku dan Reinard yang sedang asyik bermain bersama Lily menoleh bersamaan.
"Kalian enggak keluar?" Tanya Marina ketika sudah sampai di depan kami."Cuaca cukup bagus untuk kalian menghabiskan waktu di luar."
Aku menoleh ke arah jendela. Cuaca memang cukup bagus. Langit tampak biru dan berkilau. Sebenarnya aku juga ingin keluar berjalan-jalan menikmati suasana sungai Seine atau ke Ponts De Arts, memasang gembok cinta bersama Reinard di sana—itupun jika suamiku mau.
"Em.....mungkin...." aku tak menemukan jawaban yang pas untuk pertanyaan Marina. Karena sejak tadi pagi, tak ada keluar dari bibir Reinard untuk mengajakku keluar mencari angin. Pria itu sejak pagi sibuk dengan Lily dan menerima beberapa telepon seperti biasanya.
"Sebentar lagi. Aku berniat mengajak Julia untuk berjalan-jalan di luar." Katanya tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangan dari lego yang sedang disusunnya bersama Lily.
Mendengar kalimat itu dari mulutnya, otomatis aku menghela nafas lega. Setidaknya aku tidak akan berdiam diri di apartement dan bosan sepanjang waktu. Bukankah tujuanku kemari untuk liburan?
"Naaah....gitu dong. Ngapain juga pengantin baru Cuma di rumah aja." Marina mengambil Lily ke gendongannya. "Biar kalian bisa siap-siap, Lily akan aku ajak keluar."
"Lho, kalian tidak ikut kami?" aku menatap Marina yang sudah membalikkan badan.
Marina menoleh dan tertawa. "Mana mungkin aku menganggu kalian." Kekahnya. "Lagipula hari ini aku harus datang ke rumah mama mertuaku. Ini ulangtahunnya."
"Ooo...." Hanya itu yang bisa keluar dari bibirku.
"So, nikmati perjalanan kalian oke?"
Aku dan Reinard mengangguk.
******
Reinard membawaku berjalan menyusuri sungai Seine. Sore ini begitu cantik dan nyaman, apalagi aku bisa membaginya bersama dengan seseorang yang aku cintai. Banyak pasangan yang menghabiskan waktu di sini, mereka sekedar berjalan-jalan saja sepertiku, bersepeda atau hanya duduk-duduk saja sambil bercerita.
"Kamu sering menghabiskan waktu di Paris?" aku membuka percakapan. Karena sejak tadi kami hanya saling diam meskipun berjalan beriringan.
"Tidak terlalu sering sih, tapi aku sudah beberapa kali kemari." Reinard menjawab tanpa menoleh padaku.
"Bersama siapa?" aku pasti akan cemburu hebat jika Reinard mengatakan kalau ia pernah berjalan-jalan di sini bersama mantan pacarnya.
"Sendiri." Semilir angin memainkan ujung rambut Reinard yang lembut.
Akh, syukurlah. Setidaknya aku adalah orang pertama yang diajaknya kemari.
"Emmm.....aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku ragu-ragu. Awalnya ini adalah sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak penting, namun entah kenapa tiba-tiba saja aku berkeinginan untuk mencari tahu.
"Apa Jul?"
"Kamu pernah punya pacar?"
Reinard menghentikan langkahnya, dan aku cukup terkejut dengan tindakan spontannya itu. Raut wajahnya datar dan aku cukup terganggu. Perutku terasa mulas seketika karena efek bersalah. Seharusnya mulutku tidak lancang dengn bertanya tentang hal-hal semacam itu.
"Ma....af...." desisku lirih. Namun sebelum aku kembali melanjutkan kalimatku, tiba-tiba pria itu menghadap ke arahku dan mengecup bibirku.
Deg! Mataku terbeliak, beriringan dengan degup jantungku yang meningkat drastic.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin (Selesai)
ChickLitaku menikah dengan pria yang mempunyai segudang rahasia di dalam hidupnya.