01

2.3K 231 191
                                    

ZEANDRE ADALAH KARYA PERTAMA YANG AKU TULIS DI DUNIA OREN, HAPPY READING EVERYONE!

  ~✮~

Seorang gadis berambut hitam pekat sedang duduk di bangku sambil mengayunkan kedua kakinya. Raizel Anataqila adalah nama lengkap gadis itu, sekitar empat bulan lamanya ia sudah menjadi murid SMK Bangsa.

Raizel terpaksa memilih jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, karna ia memiliki tuntutan dari Ayahnya.

Kini teman-teman sekelasnya perlahan mulai keluar dari kelas, mereka menuju kantin sekolah untuk segera mengisi perut yang terasa lapar. Raizel melihat ke arah samping kanan, di sana terdapat sahabatnya yang masih tertidur pulas, posisi kepalanya tergeletak di meja.

"Sya!" Raizel membangunkan orang di sampingnya dengan perasaan kesal.

Syarla mengangkat kepalanya karna merasa terkejut, lalu ia melebarkan penglihatan agar lebih jelas. "Eh, anjir. Gue ketiduran ya?"

"Bukan ketiduran, lebih tepatnya lo sengaja tidur."

Raizel dan Syarla sudah berteman sejak masa SMP, mereka melanjutkan pendidikan jurusan yang sama di sekolah ini. Kebenarannya Syarla selalu mengikuti Raizel, mereka seolah-olah sudah satu paket yang tidak bisa terpisahkan.

Syarla menyengir kuda mendengarnya. "Hehe, sorry. Udah jam istirahat kan? Ayo kita ke kantin."

Gadis itu mengiyakan ajakan Syarla karna memang perutnya saat ini telah kosong, di tambah lagi Raizel tidak sempat sarapan tadi pagi. Keduanya bangkit dari tempat duduk, melangkah maju kakinya meninggalkan kelas 10 TKJ 2 menuju kantin.

Bola mata indah Raizel bergerak mengamati keadaan sekeliling kantin. Raizel menarik pergelangan tangan Syarla, membawa temannya itu menuju salah satu bangku yang berdekatan dengan penjual batagor.

"Sebentar, gue pesan dulu yang enggak pedas buat lo!" Syarla menekan setiap kata yang ia ucapkan.

"Gue mau pedas," pintanya.

Mendengar jawaban dari Raizel, lantas dirinya berdecak sebal. "Lupa ya? Lo kan enggak boleh makan pedas! Jangan cari penyakit deh Rai."

"Kali ini aja, Sya. Gue bosan makan-makanan yang sama sekali enggak ada rasa pedasnya."

Tanpa pedulikan permohonan Raizel, ia bergerak untuk pesan dua piring batagor. Satu pedas untuk dirinya sendiri dan yang tidak pedas hanya memakai kecap, tanpa bumbu kacang untuk Raizel.

Syarla kembali ke tempat duduk setelah mendapatkannya. Melihat batagornya yang hanya dipakaikan kecap saja, membuat Raizel tersenyum kecut. Sangat berbeda dengan batagor Syarla yang terasa menggiurkan.

Walau keinginannya tidak dapat terkabul, Raizel tetap memakan batagornya tanpa protes karena perutnya sudah merasa sangat lapar. "Makasih, Sya."

"Rai, hari ini lo pulang di jemput siapa?"

Raizel memasukkan sepotong batagor ke dalam mulutnya, ia menampakkan raut wajah bingung mendengar pertanyaan aneh itu. "Kenapa emang?"

"Ih! Gue tanya Rai, seharusnya lo jawab. Bukan malah tanya balik," pekik Syarla.

"Kayak biasanya, sama siapa lagi kalau bukan Pak Bejo. Kenapa harus di tanya? Lo kan udah tau jawabannya, Sya." Raizel rasa Syarla punya rencana yang entah itu apa.

ZEANDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang