BAB 11. New Class

31 2 0
                                    

Hasil ujian yang diumumkan di website SMA Metana berhasil menggemparkan semua siswa/i SMA tersebut. Pasalnya nama-nama yang tertera di sana sama sekali tidak masuk dalam hitungan mereka sebagai pengganti Kuanta di high class.

Nama Arion Atharaska Cavandra dan Winona Zaviera mendapatkan nilai yang sama, kemudian Jeya Ariana, berada di urutan ketiga. Nama mereka bertiga menjadi bahan perbincangan terhangat pagi itu. orang-orang mulai menebak-nebak siapa yang akan menjadi pemenang. Nilai Jeya dan dua orang itu juga hanya berbeda sedikit saja.

"Menurut lo kita akan lulus? Atau malah digugurkan?"

Arion menggeleng, tidak bisa memberi kepastian. Keduanya diminta oleh pihak penyelenggara ujian untuk menunggu di salah satu ruang kelas yang sudah disepakati.

"Sejujurnya gue juga masih gak menyangka bisa memiliki nilai setinggi itu. apa ini keajaiban?" Arion mengerutkan keningnya.

"Keajaiban apa?"

Winona mengembangkan senyumnya kali ini.

"Waktu ujian, gue merasa gugup banget, terus gue berdoa sambil memanggil nama Kuanta. Apa mungkin dia masih ada di dunia ini, terus bantuin gue mengerjakan soal ujian? Bisa aja kan seperti yang di film, roh Kuanta masih tertinggal di dunia karena pelakunya belum ketemu," celoteh gadis itu mulai berfantasi. Gadis itu begitu bersemangat saat menceritakannya, meski jelas tidak mungkin terjadi.

"Bukankah itu ide yang sempurna untuk komik lo?"

"Aha benar juga, tapi terlalu cepat untuk membuat pemeran utama prianya mati. Ya udah, gue simpan dulu deh idenya, nanti tinggal eksekusi aja jadi komik,"

Arion tidak terlalu peduli dengan apa yang Winona katakan. Fokusnya hanya pada binar sempurna di wajah gadis itu. Berbicara tentang Kuanta memberi gadis itu dua hal sekaligus, bahagia dan duka yang tidak akan pernah bisa disembuhkan.

"Ah, andai Kuanta ada di sini, mungkin dia akan bangga gue udah bisa mandiri, mengerjakan tugas dan bahkan mendapatkan nilai sempurna di seleksi. Dengan begitu, gak akan ada lagi orang yang membuat gue merasa gak pantas berada di dekat dia,"

Ada begitu banyak kenangan manis, juga pahit saat bersama Kuanta. Pria itu terlalu sempurna untuk Winona yang tidak bisa melakukan apa-apa. Kuanta yang berprestasi, sementara Winona yang selalu mendapat ranking terakhir di kelas. Kuanta yang disukai banyak orang karena tampan dan sangat tenang, sementara Winona terlalu aktif.

"Kuanta sering cemas karena gue terlalu aktif. Dia pasti takut kalau gue pergi sendiri tanpa dia, karena pasti ada aja masalah yang gue buat, dan dia yanng selalu menyelesaikannya," sambung Winona.

Pembicaraan tentang Kuanta menjadi hal yang sangat Winona suka akhir-akhir ini, seolah tidak ada habisnya. Setiap bertemu Arion, gadis itu pasti selalu menceritakan tentang Kuanta, dan hanya Kuanta.

"Dia sangat istimewa di hati banyak orang," ucap seseorang membuat keduanya menatap wanita tersebut.

"Kuanta terkenal sebagai anak yang baik. Semua guru high class pasti mengenalnya begitu. Mungkin ini jalan terbaik untunya," sambung Monalisa lagi.

Wanita itu meletakkan hasil penilaian di atas meja, dan daftar nilai para peserta.

"Nilai kalian benar-benar sama, tetapi yang bisa masuk kelas itu hanya satu orang. Saya harap salah satu diantara kalian bisa mengalah," jelasnya.

"Em, saya akan.."

"Kalau tidak ada di antara kami yang mengalah, apa kami akan gugur?" tanya Winona memotong ucapan Arion. Gadis itu menoleh dan bertemu pandang dengan Arion. Pria itu menautkan alisnya.

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang