Ketakutan terbesar sekolah yang dikenal dengan high class, kelas yang menjanjikan sebuah masa depan adalah berita buruk. Setelah Kuanta kini satu lagi dari high class kembali menjadi korban. Namun, sepertinya kekuasaan yang dimiliki oleh kepala sekolah memang begitu besar, hingga begitu mudah menghentikan penyelidikan. Hari ini, keluarga Elaina akan hadir di sekolah, menyelesaikan masalah ini secara baik-baik.
Winona membaca sekali lagi informasi tersebut. Menyelesaikan secara baik-baik, setelah kehilangan putri mereka?
"Apa mereka tidak merasa kehilangan sama sekali? Bisa-bisanya mereka mau berdamai dengan begitu mudahnya?"
Winona tidak berhenti mengomel terkait dengan keputusan kedua orang tua Deya. Apa prestasi sepenting itu, hingga nyawa seseorang menjadi tidak berarti?
"Gue justru penasaran apa yang dikatakan kepala sekolah, sampai keluarga Deya mau berdamai. Beliau pasti mengatakan sesuatu hingga keluarga itu setuju untuk menutup kasus ini," timpal Arion.
Pristiwanya baru terjadi. Deya bahkan baru saja dikuburkan, tanpa adanya autopsi atau penyelidikan secara berlanjut. Kepala sekolah secepat itu bergerak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Rasa penasaran yang sama dirasakan oleh Winona. Selama ini, Bunda sama sekali tidak membuka mulut atas apa pun yang dikatakan oleh kepala sekolah, terkait kasus Kuanta.
"Ponsel gue ada di lo 'kan?"
Sankin fokus pada kasus terbaru tentang Deya, ponsel saja sampai tidak tersentuh sama sekali. Gadis itu baru ingat, sudah tidak membuka pesan dari media sosialnya selama beberapa hari terakhir. Dia bahkan harus menggeser ke bawah, untuk melihat pesan yang belum terbalas. Dua hari terakhir, mereka harus melakukan pembelajaran via online. Peraturan darurat yang ditetapkan oleh kepala sekolah secara sepihak.
Tentu saja, hal itu dibuat untuk melindungi anak high class, seperti sebelumnya.
"Hak istimewa lagi."
Winona terhenti pada sebuah pesan dari nomor tidak dikenal. Pesan itu memintanya untuk datang ke rooftop. Gadis itu segera mengecek nomor tersebut, dan menemukan satu hal yang di luar kendalinya.
"Deya meminta gue ke rooftop di hari itu,"
Dia menunjukkan pesan itu pada Arion. Mereka baru saja selesai mengikuti kelas online. Hanya berlangsung hingga hari ini. Lusa semua sudah normal.
Keduanya bertukar pandangan.
Deya ingin menyampaikan sesuatu..
Atau..
Justru ingin melakukan sesuatu padanya?
Winona dibuat bimbang. Deya adalah satu satu anak high class yang masuk dalam daftar merah tersangka yang terlibat dalam kematian Kuanta. Namun, setelah kejadian hari ini, kebingungannya bertambah. Jika bukan Deya, lalu siapa?
Atau mungkin Deya terlibat dan berniat memberitahunya?
Merasa terancam, seseorang itu memilih menyingkirkan Deya?
"Akh, gue pusing!" Winona berteriak frustrasi, mengacak rambutnya.
Hanya Arion yang masih sangat tenang. Namun, jelas pikiran Arion sedang menimbang banyak hal. Pria itu lebih jenius dari yang bisa Winona perkirakan. Winona baru sadar saat tidak menemukan lembar jawaban milik Arion di ruang Mr. Richard yang membantu dia untuk lulus, artinya Arion murni bisa masuk kelas itu. Namun, kenapa Arion tidak melakukannya sejak awal?
"Kita harus mengecek cctv di dekat gudang. Pasti seseorang sengaja mengunci kita," usul pria itu, kembali memberikan solusi.
"Orang yang mungkin mendorong Deya? Tapi ada beberapa hal yang buat gue kepikiran. Gue ingat Deya pernah bertanya, soal lebih baik dibunuh atau bunuh diri. Pergi dengan nama atau tanpa nama. Namun sampai sekarang gue masih gak bisa memahami maksud dia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
High Class
Mystery / Thriller... Kuanta Agran adalah siswa dengan segudang prestasi, ranking 1 paralel dari high class dan tidak pernah tergantikan. Nama yang dielu-elukan akan mendapat golden ticket sesuai misi High Class. Namun, Kuanta tidak pernah sampai di tujuan. Si ranki...