Gadis itu melangkah tanpa memperhatikan langkahnya, alhasil tubuhnya hampir terjungkal. Tangan seseorang menangkapnya dengan cepat, membuatnya bisa menghela napas lega.
"Terima kasih," ucapnya. Pria dengan penutup kepala itu hanya mengangguk singkat. Winona memperhatikan penampilan pria yang baru saja menolongnya. Tidak tampak seperti seorang siswa. Pria itu tidak mengenakan seragam dan begitu bebas memasuki gedung high class menimbulkan tanda tanya besar di kepala Winona.
"Tunggu dulu," pinta Winona, berlari untuk menghampiri pria itu. Pria dengan setelan jeans, kaus hitam dan jaket kulit itu menaikkan alisnya.
"Lo murid baru?" tanya Winona hati-hati. Sedikit takut menyakiti hati pria di depannya.
"Bukan," sahutnya singkat, berniat pergi. Winona sigap menghalangi langkah pria itu, lagi.
"Apa lagi?" tanya pria itu.
"Gak sembarangan orang bisa memasuki gedung ini. Lo siapa sebenarnya?"
Jantung Winona berdebar, menunggu jawaban dari pria asing di depannya. Tidak ada ekspresi takut atau mencurigakan. Pria itu tampak sangat tenang, mengedarkan pandangan ke sekeliling.
"Hanya jalan-jalan, tidak lebih. Udah lama gue gak berkunjung ke gedung ini,"
Winona mengerutkan kening. Pria tidak dikenal itu berbicara seolah pernah memiliki kenangan di high class. Winona memperhatikan lagi penampilannya. Tidak terlihat seperti seseorang yang suka belajar, sebaliknya terkesan seperti berandalan yang siap naik ke panggung, mungkin.
"Maksud lo?"
"Na!" panggilan itu menarik atensi Winona, dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pria asing itu untuk pergi. Winona berdecak, menyadari pria asing itu yang melarikan diri.
"Kenapa sih?"
"Ada orang mencurigakan, Ar. Dia gak pakai seragam, tetapi bisa memasuki gedung high class, aneh kan? Tadi lagi gue introgasi, tetapi lo keburu ganggu," celoteh Winona.
"Gue ganggu?"
Winona mengangguk begitu cepat, membuat Arion menggaruk tengkuknya. Bingung harus bereaksi seperti apa. Perasaan dia hanya memanggil Winona, dan sudah disebut mengganggu.
"Lagian lo ngapain introgasi sembarang orang sih? Memangnya lo gak tau soal alumni yang bakal ngadain konser musik di gedung ini? "
"Hah?"
Arion mengambil selebaran. Terlalu banyak berpikir membuat Winona kadang loading lama untuk mencerna. Di selebaran itu dijelaskan bahwa alumni SMA Metana akan mengadakan pertunjukan.
"Kenapa harus di gedung kita?"
"Gak tau, permintaan dari salah satu alumni sepertinya," sahut Arion tidak terlalu yakin.
Winona memperhatikan lagi selebaran itu. benar saja, wajah pria yang tadi muncul, berarti benar pria itu adalah salah satu alumni yang akan mengadakan konser di sekolah mereka.
Gadis itu mengembalikan selebaran, melangkah lebih dulu menuju kelas. Meski bingung, Arion tetap mengikuti gadis itu. meski datang lebih awal, nyatanya bukan mereka pembuka. Kelly, si paralel kedua tampak duduk tenang dengan earphone di telinganya. Gadis itu tengah fokus mengerjakan tugas.
"Makan dulu, lo pasti belum sarapan 'kan? Jangan telat makan. Ingat kesehatan lebih penting," ucap Arion mengeluarkan bekal yang Bunda siapkan.
Winona masih bergeming. Pandangan fokus pada Kelly. Beberapa hari ini Kelly menjadi pusat perhatian Winona. Pasalnya gadis itu selalu belajar, tanpa jeda. Datang lebih awal, dan menghabiskan waktu di kelas. Terlihat begitu berambisi menjadi yang utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Class
Mystery / Thriller... Kuanta Agran adalah siswa dengan segudang prestasi, ranking 1 paralel dari high class dan tidak pernah tergantikan. Nama yang dielu-elukan akan mendapat golden ticket sesuai misi High Class. Namun, Kuanta tidak pernah sampai di tujuan. Si ranki...