BAB 61. Our Happy Ending

22 1 0
                                    

"Kenapa kamu sedih?"

Winona yang tadi hanya menenggelamkan kepala di anatara lipatan kaki, kini mendongak. Anak laki-laki yang dianggap teman itu kini ikut duduk di sebelahnya. Winona yang merasa pegal, lantas meluruskan kakinya. Tidak peduli jika pakaiannya akan kotor oleh pasir pantai.

"Di mana temanmu?"

Gadis berusia 12 tahun itu menghela napas panjang, membuat Arion semakin penasaran.

"Kamu selalu menjadi pendengar yang baik. Aku selalu lega setiap kali membagikan cerita padamu. Aku tidak ingin berutang budi, maka sekarang aku akan menjadi pendengar yang baik juga,"

Winona tertawa mendengar perkataaan teman di sebelahnya. Anak itu masih saja sulit menurunkan egonya. Padahal dia bisa membuatnya sederhana.

"Seseorang bilang jika rasa sayang itu sudah lebih besar dalam sebuah persahabatan. Maka itu bukan lagi sekedar sayang, tetapi cinta. Dua orang yang saling mencintai, harus bersama dan menikah,"

Gadis itu menoleh, menunggu reaksi temannya. Dia pikir anak itu akan menertawakan perkataannya sama seperti Kuanta dahulu. Namun, temannya itu berbeda. Anak itu justru menatapnya serius, menunggu dia melanjutkan ceritanya.

"Kamu gak tertawa?"

"Memangnya ada yang lucu?"

"Tapi Kuanta gak mau mewujudkannya. Dia gak mau berjanji untuk menikahiku, saat kita dewasa nanti. Padahal dia bilang rasa sayang dia ke aku itu udah sangat besar,"

"Dia tidak mau mewujudkannya?"

Winona mengangguk. Binar yang biasa Arion lihat kini redup.

"Kalau gitu aku yang akan wujudkan apa yang sahabatmu tidak bisa."

"Kamu? Kenapa berjanji padahal kamu gak tau masa depan?"

"Aku memang tidak tahu masa depan, tetapi bagiku janji itu harus ditepati. Aku juga akan membuat keputusan besar dalam hidupku. Kamu benar, kebahagiaan itu hanya bisa diraih jika kita memiliki impian. Maka mulai sekarang, aku akan memperjuangkan impian itu, meski harus membayar mahal."

Dia berbicara dengan fokus pada wajah Winona. Hingga kemudian senyumnya muncul. Senyum yang jarang sekali Winona lihat. Pertama kali pula anak itu berbicara panjang, sejak Winona mengenalnya. Anak itu biasanya hanya bercerita singkat saja. Sepertinya Winona berhasil mengubah anak itu terlalu jauh.

Alih-alih Kuanta yang sudah bersahabat dengannya lebih lama, justru Arion teman baru yang berjanji untuk memilikinya di masa depan.

Namun itu hanyalah sebuah masa lalu yang Winona lupakan bagi Winona. Hanya Kuanta yang ada dalam ingatan Winona selama ini. Kuanta bahkan menjadi semesta terakhir yang Winona abadikan dalam komiknya. Komik berjudul Semesta Terakhir yang akhirnya rilis, setelah Arion memberikan review dan rating terbaik untuk karya pertamanya.

Februari 2024, tepat satu tahun setelah kematian sosok asli dalam karya Semesta terakhir akhirnya rilis.

Rilis dan menjadi salah satu karya yang dilabeli best seller tidak membuat penulisnya muncul di depan publik. Bahkan fansign yang sudah ditetapkan, dengan harapan penulisnya akan hadir pun, berakhir dengan kekecewaan. Penggemar karya tersebut hanya harus terima jika penulis idola mereka, masih belum siap untuk muncul di hadapan mereka.

Jurnalis:

Cavandra, si tangan emas kembali mendirikan sekolah swasta standar internasional. Kira-kira apa yang menjadi keistimewaan sekolah ini, mari kita dengarkan langsung dari narasumber kita Pak Cavandra.

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang